Featured Video

Minggu, 27 Mei 2012

Kisah Hasidah di Pulau Terluar Indonesia, 1 Rumah 2 Negara


Hasidah di dapurnya yang masuk teritori Malaysia/Rivki-detikcom
Kalimantan Timur Kehidupan Hasidah (51) tergolong istimewa. Rumah ibu tiga anak ini berdiri di teritori Indonesia dan Malaysia. Ia dan keluarganya bisa pergi keluar negeri sewaktu-waktu dan segera kembali dalam waktu sekejap.

Jika menonton televisi ataupun tidur, keluarga Hasidah berada di Indonesia. Tetapi, jika memasak atau mencuci pakaian, mereka berada di Malaysia. Maklum, dapur Hasidah yang berukuran 3x3 meter itu masuk teritori Negeri Jiran.

Rumah Hasidah yang bermodel panggung ini, berdiri tegak di Dusun Abadi, Desa Aji Kuning, Kecamatan Pulau Sebatik, Kalimantan Timur. Ukurannya tidak terlalu besar, hanya 7x5 meter.

Detikcom menyambangi rumah tersebut pada hari Minggu (27/5/2012). Rumah unik ini bisa dikunjungi setelah menempuh perjalanan darat sekitar 20 menit dari Dermaga, Sungai Nyamuk, Pulau Sebatik, Kaltim.

Meski hidup di dua negara, Hasidah mengaku tetap nasionalis. Buruh perkebunan sawit di Malaysia itu berkebangsaan Indonesia.

Namun, Hasidah dan beberapa penduduk desa Aji Kuning mengeluh, terutama soal fasilitas publik. Aliran listrik belum menjangkau daerah tersebut secara keseluruhan.

"Listrik sudah ada, tetapi sehari bisa 3 sampai 5 kali mati lampu," keluh Hasidah.

Anak kedua Hasidah saat ini duduk di bangku SMU. Namun ketiadaan universitas dan penghasilan ekonomi yang belum mumpuni membuat anak ini, terancam tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana.

"Ada universitas di Pulau Nunukan, di seberang. Atau di pulau ini di bagian Malaysia kota Tawau, tapi mahal," ungkap Hasidah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar