Featured Video

Sabtu, 23 Juni 2012

2 Pendaki Hilang di Gunung Marapi

TEMPUH JALUR TAK LAZIM
Dua pendaki Gunung Marapi yang menempuh rute tak wajar, dinyatakan hilang sejak Rabu lalu. Hari ini pencarian intensif dilakukan.


Sete­lah seorang mahasiswa UNP hilang dan ditemukan ping­san di pinggang Gunung Talamau Pasaman Barat beberapa waktu lalu, kali ini giliran dua pendaki dinya­takan hilang di kawasan Gunung Marapi, Agam. Kedua pendaki itu adalah Ahmad Asis (19), warga Sanjai Bukittinggi dan Alfian (19), warga Kamang Magek Agam yang ber­do­misili di Pekanbaru.
Kedua pendaki itu baru diketahui hilang, setelah beberapa anggota keluarga korban dan salah seorang rekan kedua korban bernama Fauzan yang sama-sama mendaki, mendatangi dan melaporkan kejadian itu secara lisan ke Kantor Ca­mat Canduang Agam pada Jumat (22/6) sekitar pukul 15.30 WIB.
Sesuai dengan kete­ra­ngan keluarga korban yang didapatkan, Camat Can­duang Surya Wendri, kedua pendaki itu memulai pen­dakian melalui kawasan Lasi Agam pada sore Selasa (19/6) lalu. Padahal hingga saat ini belum ada rute pendakian resmi dari kawa­san Lasi menuju pun­cak Marapi.
Biasanya, untuk men­­daki Marapi, para pendaki me­lintasi rute Koto Baru, Ka­bupaten Tanah Datar. Ketika mencapai kawasan pe­sang­gerahan di atas kaki gunung, biasanya para pen­da­ki akan didata oleh petugas.
Namun karena kedua pendaki itu mencoba me­lewati kawasan Lasi yang belum ada rute pendakian, secara otomatis kedua pen­daki itu tidak terdata oleh petugas, dan petugas tidak akan mengetahui jika me­reka tersesat atau hilang di kawasan hutan Marapi.
“Saat akan mendaki, mereka berangkat menggunakan sepeda motor yang berbonceng tiga. Namun saat tiba di kaki gunung, salah­seorang di antaranya pulang ke rumah, sementara Ahmad Asis dan Alfian melanjutkan pendakian,” tutur Surya Wendri.
Surya Wendri menambahkan, keluarga korban sempat menerima telepon dari Alfian pada Rabu (20/6) malam, yang mengatakan bahwa mereka berdua saat itu sedang tersesat dan mulai kehabisan stok makanan dan minuman. Setelah itu, keluarga korban tidak pernah lagi menerima telepon, dan hingga saat ini mereka telah putus kontak.
Untuk proses evakuasi, saat ini berbagai elemen tim penyelamat telah siap siaga untuk melakukan pencarian. Namun karena kondisi telah gelap, ditambah hujan lebat dan kabut tebal yang menyelimuti Gunung Marapi, membuat beberapa tim penyelamat belum bisa melaku­kan pencarian hingga berita ini diturunkan.
Hingga tadi malam, Kantor Camat Canduang dipenuhi oleh beberapa tim penyelamat, seperti dari BPBD Agam, RAPI Bukittinggi, RAPI Tanah Datar, Kepolisian IV Angkek, Mapala STAIN Bukittinggi, Kelompok Siaga Bencana (KSB) Generasi Muda Lasi, serta beberapa tim SAR lainnya.
Kepala BPBD Agam Bambang Warsito menyatakan, kontak ter­akhir dengan dua orang pendaki yang hilang hanya melalui SMS yang menyatakan mereka berada tersesat di kawasan Ladang Rotan, namun setelah ditelusuri warga dan BPBD bersama tim SAR mereka tidak ditemukan sampai Magrib kemarin.
Informasi yang dihimpun Haluan hingga pukul 18.00, masyarakat Canduang bersama BPBD Agam, TNI, Polri dan MAPALA STAIN Bukittinggi telah melakukan penca­rian sejak pukul 15.00, namun karena cuaca hujan deras pencarian dihentikan menjelang Magrib kemarin dan disepakati pencarian dilakukan besok Sabtu hari ini.
Gunung Marapi (2891,3 m dpl) yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar saat ini masih berstatus waspada, yang telah diberlakukan semenjak 3 Agustus 2011 lalu.
Warga dan pendaki juga telah dihimbau untuk tidak melakukan pendakian ke puncak Gunung Marapi dan menjauhi radius tiga kilometer dari puncak Marapi. Gunung itu masih berbahaya, karena bisa mengeluarkan gas vulkanik yang berbahaya bagi kehidupan. Ancaman potensi letusan abu lontar material pijar dan pasir juga membuat gunung itu harus dijauhi radius tiga kilometer dari puncak. (h/wan/jon)


http://www.harianhaluan.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar