Featured Video

Jumat, 13 Juli 2012

TdS Usai, Jalan Rusak Lagi



 Ironis memang, badan jalan lintas Sumatera (Jalinsum) di kilometer enam, Nagari Ganting, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, yang baru diperbaiki jelang Tour de Singkarak (TdS) 2012 kembali rusak parah. Kondisi ini membuat macet arus lalu lintas di kawasan tersebut.

Pantauan Haluan di lapangan, antrean panjang kendaraan di ruas jalan tersebut tak dapat dielakkan karena kondisi jalan yang hanya bisa dilewati dalam satu arah. Perbaikan jalan yang baru dilakukan juga kurang efisien dan efektif karena tidak terencana dengan baik. Jalan yang seharusnya dicor dengan beton bertulang besi malah dipakai kawat rajut.
“Kita bukan orang teknis, tapi kalau dilihat kondisi jalan seharusnya dicor karena di bawah badan jalan ada mata air (patahan tanah) yang tak kuasa menahan beban jalan. Arus jalan macet, apalagi di saat alat berat yang mengerjakan proyek ini kembali,” kata Hen (43), pengguna jalan yang hampir tiap hari melintasi kawasan ini, Kamis (12/7).
Hal yang serupa juga terjadi di kilometer 98+50, Muaro Bodi, Kecamatan IV Nagari. Belum selesai penanganan jalan di Muaro Bodi, jalan kilometer enam pun rusak parah lagi. Ruas jalan Muaro Bodi rusak parah akibat hantaman air Batang Laweh. Perbaikan jalan dilakukan dengan cara menormalisasi Batang Laweh ke tempat lain.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Wilayah II Sumbar Jon Edi yang dikonfirmasi masalah ini membenarkan hal tersebut. Karena menurut dia, jalan di kilometer ini melewati tanah patahan. Untuk memperbaikinya, pihaknya sudah membuat surat permohonan melalui Dinas Prasjal Tarkim Sumbar agar kondisi tanah diteliti ulang.
“Baru diperbaiki, rusak lagi karena ruas jalan yang diperbaiki terdapat pada tanah patahan yang memanjang sampai ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Tanah Badantuang,” kata Jon Edi.
Dikatakannya, badan jalan patah karena tak kuasa menahan berat muatan. Sebanyak delapan titik mengalami rusak parah mulai dari kilometer 106-117+30 dan harus ditangani  khusus. Tidak bisa dilakukan secara swakelola. Ruas badan jalan di Muaro Bodi sudah kita alihkan DASnya, dan dalam pengerjaan,” jelasnya.
Sedangkan di kilometer 115-500, ditimbun dengan sirtu. Sementara, aktivitas angkutan batubara yang langsir kian bertambah.
“Besar juga pengaruhnya, sekarang kita tangani darurat dengan melakukan penimbunan supaya arus lalu lintas bisa berjalan dengan lancar,” tandasnya. (h/nop)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar