Featured Video

Minggu, 09 September 2012

Kronologi Ledakan Bom di Depok


SATRIO NUSANTORO
Sebuah ledakan cukup besar menghancurkan sebuah rumah yang dijadikan yayasan yatim piatu di Jalan Nusantara Raya Nomor 63 Beji, Kota Depok, Jawa Barat. Ledakan terjadi Sabtu (8/9) pukul 21.50. Berdasarkan informasi Kepala Kepolisian Sektor Beji Ajun Komisaris Agus Widodo, terdapat 3 korban, 1 luka parah dan 2 luka ringan, dan sudah dibawa ke klinik terdekat.


Sebuah ledakan hebat terdengar di sebuah rumah, Jalan Nusantara Raya, Beji, Depok, Jawa Barat pada Sabtu (8/9/2012) malam. Ledakan diduga berasal dari sebuah bom rakitan yang ada di rumah petak yang dijadikan Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara tersebut.

Seorang pria menjadi korban dalam peristiwa itu. Pria itu diduga adalah pelaku perakit bom dan kini menjalani perawatan di RS Polri Sukanto. Selama 8,5 jam kepolisian menyisir lokasi ledakan. 

Berikut kronologi yang dihimpun berdasarkan saksi-saksi di lokasi kejadian: 

Sabtu, 8 September 2012 Pukul 20.45 
Suara ledakan terdengar dari sebuah rumah petak di Jalan Nusantara Raya, Beji, Depok. Suara terdengar sampai radius 300 meter. Saksi melihat asap dari sebuah rumah petak di belakang pos Forum Betawi Rempug (FBR). Asap diketahui berasal dari rumah petak paling depan yang terdapat spanduk "Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara". 

Beberapa warga sempat mendekat ke sumber ledakan dan melihat seorang pria dengan kondisi tubuh bagian dada masih mengobarkan api. Tangan sebelah kiri pria itu pun terlihat luka terbuka. Dua orang lainnya diduga mengalami luka ringan. 

Pukul 21.30 
Tim gabungan dari Polsek Beji dan Polres Kota Depok mendatangi lokasi kejadian. Polisi langsung memberi garis polisi (police line) di lokasi dan mengevakuasi tiga korban. Dua orang dibawa ke klinik Bima dan selanjutnya diboyong tim Densus 88 Antiteror. Sementara itu, seorang lagi yang mengalami luka berat dibawa ke RS Mitra Keluarga Depok. 

Pukul 23.15 
Tim Gegana dan penjinak bom (jibom) dengan perlengkapan lengkap tiba di lokasi. Tim langsung masuk ke lokasi kejadian. Tak lama berselang, iring-iringan pimpinan Polda Metro Jaya juga tiba. Di antaranya, Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigadir Jenderal (Pol) Suhardi Alius, Kepala Polres Depok Komisaris Besar Mulyadi Kaharni, Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Komisaris Agung Budhi Maryoto, dan Kepala Subdit Resmob Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan. 

Pukul 23.30 
Areal steril diperluas dari 50 meter menjadi 100 meter karena ditemukan beberapa benda mencurigakan. Ratusan warga yang memadati lokasi juga diminta untuk mematikan alat komunikasinya. 

Minggu, 9 September 2012 Pukul 00.00 
Jajaran Polda Metro Jaya dan Polres Kota Depok meninggalkan lokasi menuju ke Mapolresta Depok. Informasi dari kepolisian menyebutkan bahwa ada delapan saksi yang dibawa untuk diperiksa di sana. Di antaranya adalah Wulandari, yang menghuni rumah petak di sebelah sumber ledakan. 

Pukul 03.00 
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyad Mbai mendatangi lokasi. Ansyad mengatakan bahwa petugas menemukan tiga senjata api. Satu pucuk senjata jenis Pietro Baretta yang menyerupai senjata api rakitan kelompok Solo. 

Dua senjata api lainnya yakni senjata pinggang. Informasi dari kepolisian, polisi juga menemukan berbagai macam serbuk warna kuning, putih, dan pink; serta granat. 

Ansyad belum bisa memastikan apakah peristiwa di Depok terkait dengan aksi terorisme. 

Pukul 03.30 
Tim Gegana meninggalkan lokasi. Belasan anggota Brimob bersenjata laras panjang masih berjaga-jaga. Garis polisi juga masih belum dilepas. Akses Jalan Nusantara Raya masih ditutup total. Rencananya, polisi akan kembali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada pukul 07.00.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar