Ilustrasi (Ist)
Melalui akun Twitter resminya yang beralamat di @tifsembiring, dia menyebut bahwa rata-rata kecepatan internet di Indonesia jangan dibandingkan dengan negara maju dengan 'ukuran' yang lebih sedikit, seperti Singapura dan Korea Selatan.
"Jangan bandingkan Indonesia dg negara spt (seperti-red) Korea & Singapura, jujur kita msh jauh. Beda size, ukuran permasalahannya jauh," tulisnya, yang detikINET kutip, Senin (22/10/2012).
"Betul di Seoul anda dapat layanan 3G hampir ditiap sudut kota, operator mereka sudah mengembangkan jaringan Wimax. Namun, kalau anda ke Beijing (RRC), banyak sekali area yang masih 2.5 G, dengan penggunanya yang sangat banyak," tambahnya.
Menteri asal Partai Keadilan Sejahtera ini berkilah, Indonesia merupakan negara yang besar dan luas denga jumlah penduduk 240 juta, lebih dari 17 ribu pulau yang membentang dari 5.400 km dari Barat ke Timur.
"Prioritas pemerintah bangun infrastruktur dasar #ICT spt telepon msk desa, desa punya internet, PLIK (Pst Laynn Internet Kecamatan)," katanya.
Tifatul mengatakan, pemerintah pastinya terus berupaya agar pembangunan internet merata di Indonesia. Dengan komposisi anggaran dari pemerintah dan sisanya swasta.
Dia menambahkan, untuk meningkatkan kecepatan internet, dalam waktu dekat ini akan dilakukan seleksi kanal 3G untuk 3rd carrier blok 11 dan 12.
"Pada sisi lain jg sdh diizinkan penggunaan 3G di frek. lain, spt Indosat yg sdh pakai frek 900 Mhz utk super 3G broadband," sebutnya.
Tifatul pun menyebut laporan Akamai tidak valid. Ia menilai, Akamai tidak menggunakan data yang lengkap seperti melakukan evaluasi ITU komprehensif berdasarkan infrastruktur, SDM dan penggunaan ICT.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar