Featured Video

Selasa, 20 November 2012

Israel Bunuh Anak-anak

SAVE PALESTINA


GAZA – Serangan Israel menewaskan tiga anak-anak dan melukaI dua lainnya di Gaza pada Minggu (18/11) pagi. Data terbaru menyatakan korban keseluruhan menjadi 49 orang tewas sejak Rabu, sembilan dari korban itu anak-anak.


Saat ini, pasokan obat dan peralatan medis yang dimiliki Kementerian Kesehatan Gaza benar-benar habis. Pihak rumah sakit juga menunda semua operasi akibat kondisi darurat dan kekurangan anestesi atau obat bius. Tenaga kesehatan pun diminta WHO melaporkan fasilitas kesehatan dan memperpanjang kerja mereka.Kematian anak-anak itu memicu kemarahan di dunia Arab dan Islam. Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan cepat atau lambat, Israel akan membayar untuk pembantaian itu.
Sementara itu WHO merilis, rumah sakit Gaza saat ini dalam keadaan krisis. Tim medis kewalahan menangani para korban serangan bom Israel. Mereka pun kehabisan persediaan obat-obatan dan kekurangan perlengkapan medis.
WHO menyatakan pihaknya mendapat data dari Kementerian Kesehatan di Gaza, 382 orang mengalami luka, 245 di antaranya dewasa dan 137 anak-anak.
Sebagian besar mereka mengalami luka parah. “Banyak korban luka dirawat di rumah sakit dengan luka bakar parah, luka dari reruntuhan bangunan dan cedera kepala,” kata WHO dalam pernyataan resminya, Minggu (18/11).
WHO pun menyatakan situasi darurat di semua rumah sakit agar menangani semua pasien. Bahkan rumah sakit di Gaza telah lama mengalami kekurangan fasilitas kesehatan sebelum perang Hamas-Israel dimulai.
“Sebelum permusuhan dimulai, fasilitas kesehatan mengalami kritis, terutama akibat penggempuran Gaza,” lanjut pernyataan tersebut sebagai dilansir republikaonline.

Delapan wartawan
Pesawat tempur Zionis juga menghantam dua pusat media di kota Gaza, melukai sedikitnya delapan wartawan, termasuk satu yang kehilangan kakinya.
Sementara Mesir dan Prancis berupaya keras menengahi gencatan senjata dan mencegah perang darat habis-habisan seperti pada 2008-2009. Pejabat tinggi Palestina di Gaza kepada AFP seperti dilansir Antara mengatakan, di tengah upaya keras mengakhiri kekerasan itu, kesepakatan mungkin bisa dicapai pada Senin.
Gempuran Israel atas Gaza sepanjang malam merusak harapan akan gencatan senjata, yang diusulkan Presiden Mesir Mohamed Morsi setelah pertemuan darurat menteri luar negeri Arab di Kairo pada Sabtu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras gencatan senjata hanya terjadi jika kelompok bersenjata benar-benar menghentikan tembakan mereka ke Israel selatan. Polisi Israel menyatakan lima roket ditembakkan dari Gaza pada Minggu pagi, setidak-tidaknya dua di antaranya mengenai sasaran.
Sementara itu, kapal perang Israel yang ditempatkan di lepas pantai Gaza, menembak lebih dari selusin kali ke daerah kantong padat penduduk di Palestina.
Ketua Hamas Khaled Meshaal mengadakan pembicaraan kilat dengan negara-negara Arab. Setelah pembicaraan itu, 22 negara Arab menyatakan akan mengirim perutusan tingkat tinggi ke Gaza, dipimpin ketuanya, Nabil al-Arabi, pada Senin untuk menegaskan kesetiakawanan dengan Palestina.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil Al-Arabi mengatakan strategi Arab dengan Israel harus dikaji-ulang. Ia menekankan upaya Palestina mesti didukung di Dewan Keamanan PBB.
Serangan darat
Israel memborbardir Gaza sejak Rabu. Angkatan Udara Israel melancarkan serangan udara terhadap lebih dari 800 sasaran di Jalur Gaza dan markas pejuang Hamas.
Bahkan Israel kini terus bersiap menggelar serangan darat pertamanya ke wilayah Jalur Gaza sejak perang 22 hari pada 2009.
Militer Israel saat ini sudah menutup semua jalan utama di sekitar Gaza dan menetapkan semua kawasan itu sebagai kawasan militer tertutup.
Langkah ini tulis Antara menyusul keputusan pemerintah Israel yang menyiagakan 75.000 pasukan cadangannya beberapa jam setelah Hamas mengatakan telah menembakkan roket ke Jerusalem dan satu roket lainnya yang jatuh ke pesisir Tel Aviv.
“Kami tak membatasi diri dalam cara dan waktu (berperang). Kami berharap semua ini cepat berakhir, namun tentu semua tergantung jika semua tujuan telah tercapai,” kata Menlu Israel Avignor Lieberman kepada stasiun televisi Israel, Channel One.
Keputusan ini memang tidak berarti serangan darat pasti digelar. Saat ini sudah 16.000 pasukan cadangan yang sudah bertugas aktif, sementara tank dan meriam-meriam sudah disiagakan di berbagai posisi di perbatasan Israel-Gaza.
Namun, pengerahan pasukan dan peralatan tempur Israel ini agaknya tak menggentarkan Hamas dan bersumpah untuk meneruskan konfrontasi dengan Israel.

Tertinggal
Kekuatan militer Hamas jauh tertinggal. Dalam perang Gaza terakhir pada 2008, menewaskan 1.400 warga Gaza, sebagian besar warga sipil. Sementara Israel hanya kehilangan 13 warganya.
Israel nampaknya tidak akan mengambil risiko menguasai kembali Gaza karena akan menimbulkan korban besar dan kecaman luar biasa dari dunia internasional.
Hamas menguasai Jalur Gaza sejak 2007. Israel menarik keluar warganya dari Gaza pada 2005 namun menerapkan blokade ketat terhadap wilayah Palestina yang kecil dan padat penduduk itu.
Sementara itu, wilayah Palestina lainnya, Tepi Barat, tidak diusik Israel. Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang mengendalikan wilayah ini mengakui keberadaan Israel, namun pembicaraan damai antara kedua pihak macet sejak 2010. (*)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar