Featured Video

Selasa, 20 November 2012

Kisah Fitrus Ditangkap Harimau

Harimau Sumatra


Harimau sagadang kabau itu, mengaum. Suaranya merobek malam di belantara yang nyaris tak bertepi. Fitrus Kenedi, lelaki berusia sekitar 36 tahun tersebut, menggigil. Tubuhnya dicakau inyiak balang, digigit, lalu diseret sejauh 10 meter. Sekejap lagi, ia tewas.


“Saya bersama teman-teman sudah memasang perangkap di pepohonan, setelah itu kami istirahat. Hasil tangkapan diambil keesokan harinya,” ujar Fitrus.Namun tidak. Ia berzikir terus-menerus. Tak dinyana, raja hutan itu, kemudian melepaskannya begitu saja. Jago rimba raya itu lenyap dalam kelamnya malam. Aumnya terdengar sayup menegakkan bulu roma.
Peristiwa itu terjadi di hutan Sungai Lansek, Sijunjung Sabtu malam (17/11), sebagaimana telah diberitakan Singgalang. Minggu malam, Fitrus dirujuk ke RSUP M Djamil Padang. Senin pagi (19/11), Singgalang membezuknya.
Kisah selanjutnya: Dinginnya malam membuat ketiga pria itu beristirahat sejenak. Bermodalkan kantong plastik hitam, mereka mendirikan tenda darurat seadanya. Tiupan angin malam dan suara jangkrik menghiasi suasana saat itu, membuat mereka tidur pulas dengan hembusan angin dan diselimuti dinginnya malam itu.
Sebelumnya para lelaki mendirikan tenda darurat untuk berteduh. Mereka mencari kayu pepohonan untuk menyanggah kantong plastik. Berharap ketiga pria ini bisa mendapatkan burung yang lebih dari pada biasanya. Ketiganya tukang pikek piawai, tak ada burung yang tak terpikat olehnya.

Malam semakin larut, hembusan angin seakan memaksa mereka untuk tidur malam itu. Setelah perangkat dipasang, ketiganya tertidur pulas. Biasanya hanya tidur-tidur ayam. Hembusan angin mengantarkan mereka ke dunia mimpi. Namun, mimpi mereka buyar setelah raja hutan itu menyerang.
“Dalam sekejap mata harimau langsung menerkam dan menggigit saya. Tidak itu saja, raja hutan itu menyeret saya beberapa meter dari tenda. Saya pun berteriak meminta tolong pada kedua teman. Namun apa daya mereka pun takut melihat inyiak balang yang setinggi induk kerbau,” ujarnya lirih menahan sakit di kakinya. Dua temannya takut mendekat.
Dalam situasi itu, Fitrus hanya berzikir, berdoa dan berserah diri kepada Yang Maha Kuasa. Ia pasrah, dengan keadaan yang dialaminya itu. Tak tahunya sang raja hutan melepaskan mangsanya begitu saja.
Setelah harimau pergi, ia menjerit minta tolong, dua temannya muncul dari balik rerimbunan. Fitrus kemudian dibawa pulang dalam keadaan luka parah. Kaki kirinya nyaris hancur karena dikunyah harimau.
“Ini mukzizat. Karena doa dan zikir saya kepada Tuhan, sehingga harimau itu melepaskan saya. Hanya sujud sukur yang saya lakukan kepada Sang Pencipta,” ujarnya.
Dua kali
Sesampai di rumah, isak tangis keluarganya tak terelakkan. Sebab, ini bukan pertama kalinya Fitrus diserang binatang buas. Sebelumnya dia pernah diserang beruang madu. Saat itu ia juga mamikek burung di hutan yang sama. Meskipun begitu, ia tidak jera dengan apa yang ia alami. Sebab, hanya pekerjaan itu yang bisa menafkahi anak dan istrinya.
“Alhamdulilah, suami saya bisa selamat dari cengkeraman binatang buas itu. Saya salut dengan semangat dan kegigihan dia untuk menafkahi anak dan istrinya,” ujar istri Fitrus, Erminem (27).
Saat ini Fitrus, telah menjalani operasi tulang kakinya. Kondisinya pun mulai membaik dan kini ia telah dipindahkan ke ruangan Trauma Centre M Djamil Padang. Kondisi sudah mulai membaik meski kaki kirinya masih terbalut perban.
Sang istri tercinta Erminem setia menemani suaminya yang tergelatak di ranjang rumah sakit. Penghasilan Fitrus setelah mendapatkan burung hasil mamikek itu, tidak terbilang besar. Apabila dia beruntung dan berezeki burung yang didapat bisa terjual lumayan mahal, sekitar Rp100 ribu. Namun kalau dia tidak berezeki, hanya tangan kosong dibawa pulang ke rumah.
“Penghasilan saya tidak bisa diperkirakan perharinya berapa. Sebab, kalau saya lagi mujur bisa mendapatkan uang sekitar Rp100 ribu dari penjualan burung itu,” kata dia. 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar