Featured Video

Rabu, 28 November 2012

JEMBATAN DARURAT SUNGAI BETUNG RUSAK-Ratusan Kendaraan Terjebak Macet






Jembatan darurat Sungai Betung, yang dibangun atas kerjasama beberapa perusahaan di Dhar­masraya dengan Denzipur II Payakumbuh yang baru saja siap dan dapat digunakan, saat ini rusak.
Jembatan ter­sebut tidak kini dapat lagi dilalui truk bertonase berat.  Akibatnya kemacetan hebat di jalan nasional tersebut terjadi lagi. Sampai Selasa (27/11) sore sekitar pukul 16.30 WIB, jalur Lintas Sumatera itu dari arah Jambi macet sepan­jang enam kilo meter atau hingga simpang tugu Sungai Rumbai. Dan untuk arah dari Kiliran Jao, kemacetan terjadi hingga simpang Abai Siat, dengan panjang sekitar empat kilo meter.
Kerusakan jembatan rangka baja yang mampu menampung truk muatan berat tersebut dikarenakan longsornya timbunan jalan di pangkal jembatan. Karenanya jembatan tersebut tidak dapat lagi dilewati kendaraan. Sedangkan kemacetan terjadi akibat tidak tertibnya pengemudi. Terlihat mobil ngetem hingga tiga lapis di sepan­jang kemacetan tersebut.
Sebahagian kendaraan kecil lalu mencoba menggunakan jalan alter­natif yakni ke Koto Besar dan Ampalu yang selisih jaraknya puluhan kilo meter lebih jauh dibanding rute normal.
Salah seorang masyarakat Koto Baru, Indra Bhakti (39), kepada Haluan mengatakan, kemacetan yang disebabkan terbannya tim­bunan jalan tersebut telah berlang­sung sejak Senin (26/11) sore. “Tadi malam saya lihat para sopir terpaksa tidur di mobilnya menung­gu perbaikan timbunan tersebut. Di sini memang sudah langganan kemacetan Pak. Bukan sekali dua kali. Ada-ada saja penyebab kema­cetan itu. Saya harap instansi terkait yang berwenang bisa sece­patnya mengambil kebijakan agar peristiwa seperti ini tidak terulang kembali,” ungkapnya penuh harap.
Marsadin, salah seorang sopir juga mengeluhkan kemacetan di daerah Dharmasraya ini. “Saya terjebak. Mau maju tidak bisa. Mundur pun macet. Seharusnya ada rambu-rambu sebelum kami ter­lanjur tiba di daerah ini, agar kami bisa menempuh jalan lain. Belasan juta kerugian saya tanggung, karena semua sayuran ini tidak layak lagi untuk dijual,” keluh Marsadin. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar