Featured Video

Rabu, 28 November 2012

AS-Perancis Berselisih Soal Palestina


AS-Perancis Berselisih Soal PalestinaAFPMomen Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, Jumat (23/9/2011), menyerahkan surat pemintaan ke Sekjen PBB, Ban Ki-moon, yang meminta badan dunia itu mengakui negara Palestina sebagai anggota penuh.

 
AS, Selasa (27/11), secara terbuka menyatakan tidak setuju dengan Perancis, salah satu sekutu terdekatnya, soal stasus Palestina di PBB. Paris pada hari yang sama telah menyatakan akan mendukung upaya Palestina untuk meningkatkan statusnya di PBB.


"Kami jelas tidak setuju dengan sekutu terlama kami itu tentang masalah ini. Mereka tahu bahwa kami tidak setuju dengan mereka," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland. "Tetapi adalah kedaulatan mereka untuk membuat keputusan semacam itu."

Nuland menegaskan, jika pemungutan suara dilakukan sebagaimana yang direncanakan dalam sidang Majelis Umum PBB pekan ini, AS akan memilih untuk menolak permintaan Palestina itu. Washington menilai langkah Palestina tersebut sebagai sebuah "kesalahan."

"Kami fokus pada sebuah tujuan kebijakan di lapangan untuk rakyat Palestina, untuk rakyat Israel, yang berakhir dengan terbentuknya dua negara yang dapat hidup  berdampingan secara damai," kata Nuland."Tidak ada dalam aksi di PBB itu yang akan membawa Palestina lebih dekat posisi tersebut. Maka, jika ada pemungutan suara, kami akan memilih ’tidak’."

Perancis merupakan kekuatan utama Eropa yang pertama yang menyatakan persetujuannya pada langkah Palestina untuk meningkatkan statusnya di PBB dari hanya sebagai pemantau tetap saat ini menjadi negara pemantau bukan anggota. Inggris sejauh ini telah mengatakan belum memutuskan sikapnya.

Proposal Palestina itu diharapkan bisa lolos karena memiliki dukungan mayoritas dari 193  negara anggota PBB. Sejumlah diplomat memprediksi, antara 11 hingga 15 negara anggota Uni Eropa dapat mendukung usulan Palestina itu.

Di tengah kesibukan upaya diplomatik AS untuk mencoba  mencegah pemungutan suara itu, Nuland menegaskan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton telah berkontak dengan Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengenai masalah itu. "Anda tahu, adalah panggilan Inggris bagaimana mereka ingin bersikap tentang hal ini ke depan. Mereka tahu persis di mana kami berdiri," katanya.

AS percaya bahwa langkah Palestina "mengobarkan situasi antara para pihak, membuat lebih sulit bagi mereka untuk kembali ke meja perundingan, dan membuat situasi politik makin  sulit di antara mereka," katanya.

sumbe
r

Tidak ada komentar:

Posting Komentar