Featured Video

Jumat, 07 Desember 2012

Menyerah setelah 4 Hari Peluru Bersarang di Dada


Suasana ruang ICU, RSUP M Djamil Padang mendadak gaduh, suara tangisan mem­bahana. Surial Hamza, 50, warga Kampung Asokbaki, Pesisir Selatan yang ditembak perampok, menghembuskan napas terak­hirnya, sekitar pukul 9.00, kemarin (6/12). Kepergiannya menyisakan luka yang mendalam pada teman dan keluarga korban.


ISTRI, anak, adik, dan teman-teman almarhum yang ada di ruangan itu histeris. Siapa nyana, pria yang selama ini dikenal baik dan ramah, akhirnya meninggal setelah empat hari peluru bersarang di dadanya.

“Tidak, tidak, suamiku...Jangan ting­galkan kami,” ujar istrinya berulang kali sambil menangis dan kemudian lunglai. Berkali-kali keluarga harus memapah dan berusaha menyabarkannya. Betapa tidak, tiga anak mereka masih membutuhkan belaian ayahnya. Satu anaknya mahasiswa, satu SMA, dan satu masih SD.

Kasat Reskrim Polres Pessel, AKP Andi Sentosa yang awalnya datang untuk mem­besuk sekaligus mengantarkan hasil visum korban, ikut mengurus dan mengawal kepulangan jenazah korban. 

Yanda Hamida, istri korban mence­ritakan, suaminya tak sadarkan diri sejak dirawat di RSUP M Djamil. “Awalnya kondisi suami saya mulai stabil, tapi kemudian memburuk. Darah yang disalur­kan ke tubuhnya tidak bisa masuk lagi, walaupun beberapa upaya telah dilakukan dokter. Saat itu saya telah pasrah kepada Allah,” ungkap Yanda Maida, di RSUP M Djamil, kemarin (6/12), dengan suara terisak.

Kepala Instalasi Humas dan Pengaduan Masyarakat RSUP M Djamil Padang, Rita Prima Putri menyebutkan, luka tembak di perut kanannya terus mengeluarkan darah, sehingga korban butuh banyak tambahan darah.

Mendengar kabar mening­galnya Surial Hamza, pegawai dan pejabat di Pemkab Pessel pun berduka. Kemarin, Wakil Bupati Pessel, Editiawarman, pejabat di lingkungan SKPD, dan pegawai Pemkab Pessel berkumpul untuk menyambut jenazah Surial Hamza, 50, yang meninggal di RSUP M Djamil, sekitar pukul 9.00 kemarin.

Istri korban, Yandra Mai­da, turun dari mobil dipapah keluarganya. Air matanya tak berhenti mengalir. Yandra Maida tak kuasa mengikuti upacara pelepasan yang dila­kukan Pemkab Pessel sekitar 10 menit. Saat upacara, tubuh­nya lunglai dan harus dipapah keluarga ke dalam ambulans.

Wakil Bupati Pessel, Edi­tia­warman yang memimpin upa­cara pelepasan jenazah tak mampu banyak bicara. Tata­pan matanya seakan mengis­ya­ratkan dia juga merasakan apa yang dirasakan istri dan ke­luarga korban. Setelah dile­pas secara resmi, jenazah diba­wa ke kampung halamannya untuk dikebumikan. Rasa haru me­ngiringi kepergian jenazah kor­ban untuk menuju peris­tira­hatan terakhirnya, di Tapan.

“Dia orangnya baik, sangat peduli sesama, ramah, pekerja keras, dan ikhlas membagi ilmu kepada sesama,” ujar Yurni, 60, kakak sepupu kor­ban ketika ditemui Padang Ekspres , kemarin.

Dia menceritakan, selama hidupnya, korban tidak pernah menyakiti hatinya. Keluarga tidak menyangka korban pergi begitu cepat pergi, apalagi dengan cara yang tidak wajar. Tidak pula ada tanda atau firasat sebelum kejadian pe­ram­pokan itu.

Hal senada disampaikan Nasmal, rekan korban. Menu­rutnya, dalam mengerjakan tugasnya, Surial selalu ber­tang­gung jawab dan tidak lalai. “Dia sangat baik, hari-harinya penuh keceriaan, tidak ada rasa gun­dah padanya. Begitu juga ketika memberikan penyu­luhan pada masyarakat,” jelasnya.

Korban meninggalkan seo­rang istri dan 3 orang anak; Andes Tasa, Silpina Lasepa dan Pipi Melani.

Sekadar diketahui, nasa­bah Bank BRI unit Tapan yang merupakan Penyuluh Perta­nian Lapangan (PPL) di keca­matan itu, dirampok kawanan perampok setelah menarik uang Rp 20 juta. Uang yang sudah dicairkan itu diletakkan dalam jok motor Honda Vario yang dikendarai seorang diri untuk menuju rumah.

Setelah sampai di depan rumah korban sekitar pukul 14.30, tiba-tiba salah seorang perampok menodong dan ber­u­paya merampas uang korban. Kor­ban berupaya melawan, na­mun perampok telah mele­pas­kan tembakan ke rusuk kiri hing­ga nyaris tembus dada kanan.

Beberapa jam kemudian, kawanan pelaku perampok itu berhasil ditangkap jajaran Polres Pesisir Selatan (Pessel) bersama jajaran Polsek Lusi, Tapan, Pancungsoal dan Ling­go Sari Baganti selama 24 jam. (***)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar