Taklukkan Hutan dengan Sepeda Motor
Jika sudah menjadi hobi, apa pun dilalui meski dengan tantangan ekstrem. Hal itulah yang dilakukan sekelompok pecinta motor advanture di Saniangbaka, Kabupaten Solok. Setiap Minggu, mereka menaklukkan hutan yang masih perawan dengan sepeda motor.
TRABAS, demikian istilah kegiatan motor adventuretersebut. Ini salah satu kegiatan bersepeda motortrail dengan berpetualang di hutan. Ya, pengendara motorlah yang mencari dan membuka jalan di hutan tersebut.
Sekelompok masyarakat Saniangbaka dan sekitarnya yang tergabung dalam Tangaya Advanture selalu menjelajahi hutan-hutan di sana setiap Minggu. Bukan saja memacu adrenalin, ternyata dengan adanya kegiatan ini, masyarakat juga bisa membuka ladang pertanian yang baru. Bahkan, direncanakan ke depan bisa dijadikan wisata alternatif karena di beberapa lokasi disuguhi pemandangan perbukitan dan melihat Danau Singkarak dari ketinggian.
Seperti yang diungkapkan salah seorang anggota Tangaya Adventure, Harmadi. Pria 47 tahun ini telah melakukan Trabas sejak satu tahun belakangan. Dia menceritakan, hal ini bukanlah hal yang baru oleh warga Saniangbaka. Sejak tahun 2000-an, masyarakat telah melakukan kegiatan ini.
Ad, panggilan akrab Harmadi, menjelaskan, dulunya masyarakat melakukan kegiatan ini untuk membuka lahan pertanian. Kontur yang berbukitan membuat masyarakat harus menggunakan sepeda motor yang dimodifikasi seperti motor trail agar bisa membawa alat pertanian, bibit tanaman, dan lainnya ke ladang mereka yang berada di atas bukit.
Nah, seiring perkembangan zaman, masyarakat mengonsep kegiatan ini menjadi hobi dan sekaligus berwisata. Meski telah banyak masyarakat yang sengaja memodifikasi sepeda motornya menjadi lebih baik, bahkan ada yang sengaja membeli sepeda motor khusus seperti Suzuki KLX, dan lainnya.
Dia menceritakan, kombinasi hobi berkendara dan menikmati pemandangan alam menjadi daya tarik tersendiri. Komunitas Tangaya Advanture ini diikuti puluhan kendaraan. Baik dari masyarakat Saniangbaka maupun dari daerah lain.
“Bayangkan saja, sebelumnya tidak ada sepeda motor yang melewati itu, kitalah yang pertama melintasinya dan membuat jalan. Yang terpeleset dan terjatuh sudah biasa,” ulasnya.
Ad menceritakan, ada yang pernah hampir jatuh ke jurang karena sepeda motornya terpelest. Tidak itu saja, sering sepeda motor diangkat bersama-sama karena perbukitan yang dilalui terlalu curam. Bahkan ada sepeda motor yang masuk ke dalam sungai.
Anggota Tangaya Advanture lainnya, Adi mengakui kegiatan ini sudah menjadi kombinasi antara hobi, olahraga, wisata, dan berladang. Ke depan, bisa menjadi wisata alternatif karena pemandangan di lokasitrack masih asri. Di puncak perbukitan, kita disuguhi keindahan Danau Singkarak.
Untuk tantangan berkendara, pria berusia 25 tahun ini tidak menampik nyawa taruhannya. Tak sedikit lereng bukit yang terjal harus dilalui. Apalagi ketika hujan, medan makin berat karena licin. Tapi, diakuinya, semakin sulit medan yang ditaklukan, semakin terpacu adrenalin. “Lengah sedikit saja bisa berisiko,” ujar pria bertubuh tegap ini.
Adi menambahkan, arena track di hutan Saniangbaka telah dilirik komunitas trabas dari Bandung. Telah ada yang mencoba kawasan ini untuk sepeda gunung dan offroad. “Tingkat kesulitannya cukup tinggi,” ulasnya.
Kegiatan ini juga dalam menjaga alam. Ketika melakukan aksi, tidak ada pengerusakan alam seperti penebangan pohon, justru menanam pohon. “Kita juga menjaga alam, jalan yang kita lalui tidak ada yang menebang pohon atau sebagainya,” ulasnya.
Dengan kegiatan ini, terjalin hubungan baik antara sesama warga dan anggota kelompok Tangaya Advanture, karena rata-rata anggota Tangaya Advanture adalah masyarakat Saniangbaka. Kerja sama itu terlihat dalam membantu mengeluarkan motor yang terpuruk dalam lumpur atau mengangkat sepeda motor. “Dibutuhkan kerja sama dalam melintasi hutan-hutan di sini. Jika ada motor yang tidak kuat, maka akan ditarik oleh lainnya,” imbuhnya.
Saat ini, Tangaya Advanture Saniangbaka tidak mengkhususkan sepeda motor yang ikut dalam kelompok ini. Yang terpenting, keamanan dalam berkendara menjadi perhatiannya. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar