Featured Video

Senin, 04 Maret 2013

Sabah Genting, Warga Terpaksa Mengungsi


Ilustrasi (AFP)
Sabah - Bentrokan antara Kepolisian Malaysia dengan kelompok militan Sulu asal Filipina di wilayah Sabah, Malaysia membuat warga setempat ketakutan. Mereka pun terpaksa mengungsi ke wilayah lain yang lebih tenang dan aman.

Bagaimana tidak ketakutan jika jasad anggota militan yang tewas tergeletak begitu saja di jalanan. Sejauh ini dilaporkan 27 orang tewas dalam bentrokan yang dipicu invasi ratusan militan Filipina yang mengklaim wilayah peninggalan nenek moyangnya di Sabah, Malaysia, sejak 12 Februari lalu.

Seperti dilaporkan AFP, Senin (4/3/2013), jasad 3 pria yang diduga anggota militan Filipina, terlihat tergeletak di jalanan kota Semporna, Sabah. Bau busuk tercium dari jasad yang dikerubungi lalat dan memiliki sejumlah luka tembak pada bagian tubuhnya. 

Menurut warga setempat, jasad tersebut merupakan para militan yang tewas ditembak polisi Malaysia. Hingga saat ini, sedikitnya 19 anggota militan Sulu dan 8 anggota kepolisian Malaysia tewas dalam krisis yang sempat diwarnai baku tembak sebanyak dua kali tersebut.

Pada saat yang sama, terlihat sejumlah warga setempat mengemasi barang-barang mereka karena hendak mengungsi. Kebanyakan warga mengaku takut dengan kondisi tempat tinggal mereka yang tidak lagi aman.

"Kota kami yang penuh kedamaian berubah menjadi mimpi buruk untuk ditinggali," ucap Julasri Yakoob yang bersiap membawa barang bawaannya dan putrinya ke dalam truk yang akan membawa mereka mengungsi ke luar kota.

"Kami mengungsi karena kondisi yang tidak jelas. Kami sering mendengar suara tembakan. Anak saya ketakutan," imbuh pria berusia 38 tahun ini.

Selama bentrokan ini terjadi, aktivitas warga kota Semporna terhenti total. Mulai dari sekolah, toko, hingga kantor-kantor pemerintah tutup dan tidak beroperasi. Namun sayangnya, tanda-tanda kehadiran aparat keamanan di kota ini tidak begitu terlihat. Hal inilah yang membuat warga takut dan mengkhawatirkan keselamatan mereka.

Kelompok bersenjata Sulu tersebut tiba di Sabah dengan menaiki kapal dari Filipina. Kedatangan mereka untuk merebut wilayah Sabah yang menurut mereka merupakan milik pemimpin mereka, Sultan Sulu. Sejak tiba di Sabah, pasukan militer dan polisi Malaysia mengepung para pria bersenjata asal Filipina itu. Sementara di Manila, Presiden Filipina Benigno Aquino menyerukan kelompok bersenjata tersebut untuk menyerah tanpa syarat secepatnya.


s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar