Featured Video

Senin, 04 Maret 2013

Diego Michiels: Jujur, Saya Ingin Pergi dari Indonesia

Diego Michiels

 Pemain Tim Nasional Indonesia, Diego Michiels, kecewa melihat iklim sepak bola yang tidak kunjung kondusif dua tahun terakhir. Ditambah masalah pribadi, kondisi itu membuat dirinya ingin keluar dari Indonesia. Mencari klub baru.

"Jujur, saya ingin keluar dan mencari klub di luar Indonesia. Klub sepak bola di Indonesia bikin pusing. Tidak ada gaji. Banyak bohong," ungkap Diego kepada Warta Kota(TRIBUNnews.com Network), usai bermain futsal di Hanggar, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (1/3/2013) dinihari.
Diego, 22, bersedia memberikan keterangan seputar rancangan masa depannya paska penangguhan penahanan dikabulkan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (25/2/2013). Diego dibui setelah terlibat pengeroyokan terhadap mahasiswa Universitas Pakuan, Mef Paripurna, di Senayan City, Jakarta, 8 November lalu.
Ia berusaha mengembalikan kondisi fisik. Bermain futsal di malam hari, kemudian lari pagi menjadi cara yang ia percaya bisa meningkatkan stamina. Upaya itu agar dirinya siap tempur ketika timnas memanggil.
Diego masih tampak bugar dibanding lawan mainnya di arena futsal dengan rumput sintetis. Tetapi menurut Diego, fisiknya menurun drastis. Ketika aktif di timnas, Diego kerap menempati sektor bek sayap kiri yang rajin membantu serangan.
Di level U-23, Diego ikut mengantar timnas melangkah ke final SEA Games 2011 sebelum takluk via adu penalti dari Malaysia. Timnas adalah prioritas. Ia heran ketika pilihannya pindah ke Persija Jakarta di Liga Primer Indonesia (LPI) disikapi rasa permusuhan.
Sebelum ke Persija, Diego memperkuat Pelita Jaya di kompetisi Liga Super Indonesia. Namun, saat itu muncul 'aturan bersama' klub LSI dilarang melepas pemain ke timnas.
"Saya ingin membuat bangga orang Indonesia tetapi dengan berpindah klub dari LSI ke LPI semua orang seperti melawan saya. Saya hanya berkomitmen memperkuat timnas," tutur Diego.
"Dua timnas? Yang jelas semua orang pusing. Kini ada timnas LSI, LPI, BTN. Bagaimana suporter memilih jika timnas ada dua. Itu tidak bagus. Mestinya hanya ada satu bendera. Buat satu timnas yang dipersiapkan dengan bagus. Dua tahun terakhir lebih banyak berpolitik. Semua orang lelah. Konflik harus diakhiri," tambah pria kelahiran Deventer, Belanda, yang merajah tato bertulis 'Nikita Willy' di tulang selangka bahu kiri.

s


Tidak ada komentar:

Posting Komentar