Featured Video

Selasa, 23 April 2013

Ratusan Sopir Ngamuk




Krisis solar mulai menimbulkan gejolak. Lantaran tidak ada kepastian bisa men­dapatkan so­­lar, ratusan sopir truk mengamuk di depan SPBU Coco Ra­­wang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, ke­ma­rin (22/4). Di Payakumbuh, polisi mengungkap pe­nim­bunan bensin sebanyak 1,5 ton.


Informasi yang dihimpun Padang Ekspres, para sopir truk yang me­ngamuk itu rata-rata sudah antre selama enam hari di SPBU Coco Rawang. Karena tak kunjung ada tanda-tanda mendapat pasokan solar, emosi para sopir truk buncah juga.

Awalnya, para awak truk men­datangi pemiliki SPBU untuk meminta kepastian pasokan solar. Karena tidak ada jaminan bisa mendapat solar subsidi, mereka pun memblokir jalan di depan SPBU tersebut.

Emosi sopir truk kian tersulut setelah salah seorang petugas SPBU Co­co bernama Anton, menegaskan SPBU-nya tidak mendapatkan paso­kan solar bersubsidi hari itu, namun hanya BBM nonsubsidi seharga Rp 10.700 per liter. “Hanya bahan bakar mi­nyak jenis solar nonsubsidi bakal ma­suk siang ini (kemarin, red),” ujar Anton.

Mendengar penjelasan itu, tanpa komando para awak truk menutup ruas jalan di depan SPBU dengan truknya. “Kami merasa dipermainkan. Setelah enam hari menunggu, kami tidak kunjung mendapatkan solar padahal kami harus berangkat dan membawa barang. Apalagi kami harus mengeluarkan biaya ekstra Rp 100 ribu per hari,” ungkap Juli, 30, salah seorang sopir truk.

Kontan saja aksi para sopir truk membuat arus lalu lintas macet total. Para sopir angkot terpaksa menu­runkan penumpang di jalan itu.

Eri, 29, sopir truk peti kemas menyebutkan, aksi pemblokiran jalan terjadi pukul 09.30. Awalnya jumlah truk belum mencapai ratusan. Namun begitu tahu ada aksi protes, sejumlah truk langsung bergabung. “Kami ikut demo karena sering tidak mendapat solar, sehingga pekerjaan kami sebagai sopir terhenti,” katanya.

Aksi protes awak truk itu menye­babkan SPBU Coco Rawang rugi besar. Menurut Anton, pihaknya tak bisa menjual bensin dan pertamax kecuali pada sepeda motor. Kerugian sementara, menurut Anton mencapai Rp 1 miliar.

Hentikan Truk BBM

Sekitar pukul 16.00, awak truk melanjutkan aksinya di DPRD Padang, sebagian lagi menghadang truk pem­bawa BBM milik Pertamina di ka­wasan Batang Kajai, Kelurahan Nan XX, Kecamatan Lubukbagalung.

Aksi ini membuat tiga kapolsek di daerah itu harus kerja ekstra, guna menenangkan situasi. Tiga kapolsek itu; Kapolsek Lubeg Kompol Yuli Kurnianto, Kapolsek KP3 Teluk Bayur, AKP Sigit Saputra, serta Kapolsek Bungus Teluk Kabung Kompol Zulkaf­de. Mereka berupaya menyelamatkan puluhan truk pembawa BBM dari hadangan para sopir.

Sekitar pukul 17.00, setelah salah seorang kapolsek menghubungi pe­ngu­saha angkutan barang, Safrizal Ujang dan Burhanuddin, barulah balok dan drum yang ditaruh di jalan disingkirkan. Setelah itu, truk pemba­wa BBM bisa melanjutkan perjalanan.

Safrizal Ujang mengatakan, aksi ini puncak kesabaran awak truk. “Seha­rusnya Organda dan Gubernur pro­aktif bertindak,” jelas Safrizal yang diamini Burhanuddin, pengusaha angkutan barang lainnya.

Burhanuddin menambahkan akan demo ke DPRD Sumbar hari ini (23/4). “Kalau pemerintah tidak mengam­bil tindakan cepat, kemungkinan akan terjadi aksi demo lebih besar,” ancam mantan anggota DPRD Padang perio­de 1999- 2004 ini.

Polisi Sita 1,5 Ton BBM

Di sisi lain, polisi terus menangkap penimbun dan penyelundupan BBM di sejumlah daerah. Sebanyak 1,5 ton premium disita polisi di sebuah rumah di depan SPBU 14-262-573 Jalan Lingkar Utara, Ikuaparik, Kota Paya­kumbuh, kemarin (23/4).

Sebelumnya, Polres Sijunjung menangkap penimbun solar be­r­sub­sidi di Nagari Limokoto, Kecamatan Koto VII, Kamis (18/4) lalu. Tersangka bernama Minton, 30, menimbun 2,5 ton solar dalam 78 jeriken. 

Penimbun premium ternyata salah seorang kepala sekolah di Kabu­paten Limapuluh Kota, berinisial ES. Pria berusia 50 tahun ini berkilah hanya menyimpan premium untuk kepentingan pribadi. “Ini memang bensin milik saya, tapi tidak untuk dijual. Hanya untuk antisipasi saja kalau harga BBM naik,” kata ES didampingi istrinya kepada sejumlah polisi dan wartawan.

Akan tetapi, polisi di bawah pimpi­nan Kasat Reskrim Polres Payakum­buh, AKP Jefrizal Jarun yang me­nyamar dengan memakai celana pendek, tidak serta-merta percaya dengan dalih ES.
Jefrizal Jarun memerintahkan petugas mengamankan seluruh BBM yang disimpan ES di gudang belakang rumahnya. Lantaran BBM tersebut disimpan dalam drum berkapasitas besar, petugas terpaksa mencari jeriken untuk mengangkutnya.

Pengungkapan ini menyita perha­tian ratusan masyarakat dan penge­mudi kendaraan yang ngantre solar di depan SPBU 14-262-573 Jalan Lingkar Utara, Ikuaparik, Payakumbuh. Iro­nisnya, di SPBU tetap saja marak warga minyak dengan jerikan. Kondisi ini membuat Jefrizal Jarun geram. Dia langsung mendatangi petugas SPBU agar tidak melayani jeriken, kecuali ada izin pemerintah.

SPBU Dijaga Ketat

Menyikapi maraknya penye­lewe­ngan BBM subsidi menjelang kenai­kan harga BBM, Mabes Polri akan mengerahkan ribuan anggotanya ke SPBU di seluruh Indonesia. “Pengen­dalian distribusi tetap ada di Perta­mina. Kami hanya mengamankan saja. Nanti koordinasi dengan polda-polda,” kata Kabareskrim Komjen Sutarman usai menerima kunjungan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya, kemarin (22/4).

Hanung didampingi empat orang staf dari Pertamina.   “Karena dispa­ritas harga, penyimpangan kemung­kinan sangat besar, dan itu sudah terjadi. Kami berkoordinasi dengan pihak kepolisian mengamankan pen­distribusian BBM yang  PSO (public service obligation),” ujar Hanung usai menemui Sutarman.

Pertamina juga membahas ren­cana pemasangan sistem teknologi informasi (IT) yang meliputi lebih dari 5.000 SPBU dan 92.000 nosel. Untuk tahap pertama dilakukan di Jakarta. “Nanti dengan IT kita akan sangat terbantu. Sistem ini bisa memonitor pendistribusian BBM bersubsidi lebih akurat,” katanya.

Tahun ini, Pertamina bertanggung jawab kuota BBM bersubsidi sebesar 45 juta kiloliter meliputi premium, solar, dan minyak tanah. Pertamina sudah menyiapkan semua keleng­kapannya di SPBU, pada 26 April 2013 nanti.  “Sudah kita petakan. Nanti SPBU menjual dua harga akan dijaga polisi. Sekali lagi, ini antisipasi saja,” katanya.

s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar