Featured Video

Rabu, 18 Desember 2013

Lawan Malaysia di Semifinal, Momentum Indonesia "Buang Sial"

Indonesia akan kembali bertemu Malaysia di semifinal SEA Games 2013, Myanmar. Pertandingan akan digelar pada Kamis, 19 Desember 2013 di Stadion Zayyarthiri, Nay Pyi Tiaw, Myanmar.

Menghadapi Malaysia, banyak PR besar yang harus diselesaikan oleh Indonesia. Pelatih Rahmad Darmawan kini harus bisa menekan ego para pemain Garuda Muda.

Dari empat pertandingan yang sudah dijalani di fase Grup B, para pemain kerap kali menampilkan skill individu ketika membongkar pertahanan lawan. Para pemain terlihat "pelit" melakukan passing-passing pendek ke rekan satu tim.

Hal inilah yang membuat Indonesia dinilai masih miskin kreativitas di lini depan. Andik Vermansah, Bayu Gatra, Ferinando Pahabol, Ramdhani Lestaluhu, seringkali menampilkan "tarian-tarian" mereka ketika berada di depan kotak penalti lawan.

Selain itu, Indonesia saat ini tidak memiliki striker pembunuh yang bisa menjadi andalan di lini depan. Yandi Sofyan dan Fandi Eko Utomo yang digadang-gadang menjadi striker masa depan Indonesia, masih belum menunjukkan kelasnya. 

Sejauh ini, Indonesia baru mencetak tiga gol dari empat pertandingan. Satu di antaranya lahir dari pemain di lini depan.

"Persoalannya sekarang, Indonesia tidak punya seorang goal-getter. Thailand, Singapura, dan Vietnam punya goal-getter. Tapi, Indonesia tidak punya. Ini masalah yang harus diatasi ke depannya," kata mantan pelatih timnas senior Indonesia, Benny Dollo.

"Pemain terus berlari dan mengandalkan kecepatan, tapi setelah sampai di area pertahanan lawan mereka bingung mau berbuat apa. Pemain harus paham yang seharusnya dilakukan," sambungnya.

Selain masalah di lini depan, konsentrasi para pemain di sektor belakang juga masih harus dibenahi. Lihat saja ketika berhadapan dengan Thailand. Manahati Lestusen dan kawan-kawan tampak kewalahan ketika menghadapi serangan cepat dari pasukan Gajah Putih. Akhirnya, empat gol pun bersarang ke gawang Kurnia Meiga di pertandingan itu.

Kondisi ini tentu berbanding terbalik dengan Malaysia. Dari empat laga, mereka sukses menyarangkan sembilan gol dan hanya kebobolan tiga kali.

Lolos Karena "Dibantu" Aturan

Tidak bisa dipungkiri, lolosnya Indonesia ke fase semifinal SEA Games 2013 juga dipengaruhi oleh faktor keberuntungan. Contoh paling nyata adalah mereka akhirnya lolos dengan sistem aturan head to head yang digunakan oleh panitia SEA Games 2013. Meski mengumpulkan poin yang sama dengan Myanmar, 7, namun Indonesia berhak lolos karena peraturan itu.

Kurangnya sosialisasi akan peraturan ini sedikit banyak menguntungkan Indonesia. Kubu Myanmar terlihat santai jelang laga menghadapi Indonesia.

Pelatih Myanmar, Park Sung-hwa, bahkan sudah percaya diri timnya akan melangkah ke semifinal. Park tidak pernah membicarakan masalah peraturan dengan panitia pertandingan.

"Saya minta maaf kepada suporter Myanmar. Kami sebenarnya sangat berharap banyak dari pertandingan ini. Namun, kami baru tahu kalau ternyata penentunya head to head. Kami tidak pernah membicarakan ini sebelumnya, jadi ini adalah kesalahan kami. Saya siap bertanggung jawab atas kekalahan ini," kata Park.

Tidak hanya kubu Myanmar, Indonesia juga sebenarnya baru tahu kalau sistem head to head menjadi penentu kelolosan sebuah tim jika memiliki poin yang sama. Bedanya, pelatih Rahmad Darmawan sudah mengetahui situasi ini sehari sebelum pertandingan.

Rahmad mengaku, informasi mengenai aturan head to head didengarnya lewat para wartawan. Dia juga langsung memastikan kebenaran informasi ini kepada Pengawas Pertandingan, Prince Rufus.

"Sebagai pelatih, saya harus tahu aturan pertandingan. Sehari sebelum laga, kami dapat informasi dari rekan-rekan wartawan. Kami juga berkomunikasi dan membahasnya lebih jauh," jelas pelatih yang akrab disapa RD ini.

"Semuanya jelas tadi malam dan situasinya head to head sehingga kami hanya perlu menang 1-0. Kami juga sudah melakukan managers meeting sebelum turnamen untuk membicarakan masalah ini,” sambung dia.

Menurut RD, kabar itu membuat para pemainnya mengalami peningkatan mental bertanding. Para pemain terlihat antusias dan seakan tidak memiliki beban yang terlalu berat jelang laga menghadapi White Angels.

"Sangat berpengaruh (kepastian sistem head to head). Begitu pulang dari latihan, para pemain kami kabari dan mereka jadi antusias. Mereka bernyanyi-nyanyi. Situasi ini yang ingin saya pertahankan," ungkap RD.

Buang Sial

Bisa jadi, laga melawan Malaysia adalah momentum bagi Indonesia untuk "buang sial". Pasalnya, dalam beberapa pertemuan baik di level senior maupun U-23, Indonesia selalu meraih hasil buruk di setiap pertandingan yang sangat menentukan.

Kesialan Indonesia dari Malaysia dimulai pada AFF 2010 lalu. Ketika itu, Indonesia memang mampu menang besar dengan skor 5-1 saat putaran grup. Namun, ketika bertemu di final, Indonesia harus rela gelar juara AFF jatuh ke tangan Malaysia.

Indonesia kala itu gagal menjadi juara karena kalah agregat 2-4. Setahun kemudian, Indonesia lewat timnas U-23 kembali bertemu Malaysia di SEA Games, Jakarta-Palembang.

Di putaran grup, Titus Bonai dan kawan-kawan harus mengakui keunggulan Malaysia dengan skor tipis 1-0. Dan kedua tim kembali bertemu di partai final.

Kali ini, Indonesia mampu tampil dominan di kesempatan itu. Indonesia saat itu mampu unggul cepat lewat tandukan Gunawan Dwi Cahyo di menit 4. Tapi, Omar Mohd Asraruddin mampu menyamakan kedudukan, 30 menit berselang.

Setelah bermain imbang hingga dua kali perpanjangan waktu, penentuan pemenang harus ditentukan lewat adu penalti. Hingga akhirnya Indonesia gagal meraih medali emas karena kalah dengan skor 3-4.

Selanjutnya, Indonesia kembali bertemu Malaysia di ajang Piala AFF 2012. Kedua tim sama-sama bertemu pada pertandingan terakhir di putaran grup.

Saat itu, hingga matchday 2, Indonesia dan Malaysia memiliki jarak poin yang sangat tipis. Indonesia saat itu menjadi runner up sementara Grup B dengan koleksi 4 poin. Sedangkan Malaysia baru mengumpulkan 3 poin saja.

Hasil seri tentunya akan membuat Indonesia lolos ke fase semifinal. Tapi, Malaysia membutuhkan kemenangan jika ingin lolos.

Benar saja, di partai menentukan itu, Indonesia justru takluk dari Malaysia dengan skor 0-2. Di saat bersamaan, Singapura sukses menggasak Laos dengan skor 4-3. Singapura dan Malaysia pun lolos ke semifinal Piala AFF 2012.

Rekor-rekor buruk ini sudah seharusnya dihentikan oleh para pemain Indonesia. Namun, RD mengingatkan kepada pemain asuhannya untuk segera memperbaiki performa jika ingin tampil di final.

Menurut pria kelahiran Metro, Lampung tersebut, para pemainnya harus tampil dengan semangat juang tinggi. "Kegembiraan anak-anak cukuplah sampai malam ini saja. Sebab, perjuangan tidak berakhir di sini," ucap RD

"Saya harap peningkatan permainan anak-anak tidak berhenti sampai di sini. Sebab, dengan bermain seperti malam ini kami bakal mampu bersaing pada babak semifinal nanti," tutur mantan pelatih Persipura Jayapura itu.
s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar