Featured Video

Minggu, 10 Juli 2011

Kabut Asap Selimuti Payakumbuh dan Limapuluh Kota


LIMAPULUH KOTA, HALUAN — Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota dua hari terakhir mulai gelap diselimuti kabut asap. Diduga kabut asap berasal dari daerah tetangga, provinsi Riau. Kondisi itu diperparah kebakaran hutan di Limapuluh Kota yang meningkat dalam seminggu ini.

Sejak Jumat (8/7) subuh terlihat suasana Kota Payakumbuh dan Limapuluh Kota masih gelap karena selimuti kabut tebal. Bahkan sampai pukul 13.30 WIB, matahari belum juga bisa terlihat wajahnya di daerah itu.
“Dua hari terakhir ini kabut menjadi semakin tebal. Peman­dangan Gunung Sago yang biasa­nya terlihat jelas dari Payakumbuh, hari ini tidak terlihat sama sekali karena pandangan tertutup kabut. Namun jarak pandang pengendara belum terganggu dengan kabut asap ini,” kata M Alis, salah seorang warga, Jumat (8/7).
Dari informasi yang diperoleh Haluan, terdapat sejumlah titik api yang masih aktif tersebar di Provinsi Riau dan Sumatera Barat sendiri.
Sebelumnya, di Limapuluh Kota juga terjadi kebakaran hutan. Sekitar tujuh hektare hutan pinus di dua titik di daerah itu terbakar.
Sebanyak lima hektare hutan di lereng bukit, Jorong Ketinggian, Kenagarian Sarilamak, juga terbakar pada Minggu malam lalu. Sedangkan dua hektare hutan lainnya di lereng bukit Rambutan, Jorong Mungka Tangah, Kena­garian Mungka, Kecamatan Mungka, terjadi pada Seninnya.
Kepala Bidang Pencegahan Bencana BPBD Limapuluh Kota Edi, mengatakan, kebakaran itu terjadi diduga karena masyarakat yang akan membuka lahan baru.
“Kedua hutan itu terbakar diduga karena warga membuka lahan dengan cara membakar ditambah cuaca yang panas, sehingga apinya tidak bisa diken­dalikan,” ujar Edi.
Sementara itu, Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Paya­kumbuh Yumardius, Jumat (8/7) menduga, kabut asap yang menyelimuti wilayah Sumbar, merupakan kiriman dari daerah tetangga yang terbawa angin. Dikatakannya, angin saat ini bertiup dari selatan dan timur ke arah barat.
“Dua hari ke depan diper­kirakan arah angin masih meng­arah pada posisi yang sama. Kalau titik api yang terpantau masih belum padam, maka kabut asap masih akan menyelimuti wilayah Sumbar, termasuk Payakumbuh,” kata Yumardius.
Tetapi Yumardius menilai, kabut asap yang menyelimuti Payakumbuh saat ini belum masuk kategori tebal sehingga belum mengganggu jarak pandang transportasi dan kesehatan masya­rakat.
Namun, dikatakannya, bila berlangsung hingga beberapa hari ke depan akan menimbulkan berbagai dampak, seperti meng­ganggu jarak pandang dan kese­hatan masyarakat.
“Hal ini diperparah oleh angin yang berhembus ke arah Sumbar, diperkirakan ketebalan kabut akan terus bertambah. Akibatnya bisa mempengaruhi aktivitas lalulintas di Limapuluh Kota dan Payakumbuh,” ujar­nya. (h/il)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar