Featured Video

Minggu, 14 Agustus 2011

SEKARANG SAATNYA KABAU SIRAH!


Liga Indonesia direncanakan akan berputar kembali pada awal Oktober nanti. Terlepas dari semua masalah teknis dan format kompetisi yang akan dipakai, para penggila bola Sumatera Barat boleh berharap bahwa musim ini bisa jadi musim di mana Semen Padang FC tim kebanggaan Urang Awak dapat menjadi kampiun untuk pertama kalinya.

Ada semacam berkah yang didapat Kabau Sirah dari peratu­ran mengenai penggunaan dana APBD untuk klub sepakbola professional yang dikeluarkan oleh Mendagri yang juga bekas Gubernur Sumatera Barat Gama­wan Fauzi. Semen Padang dari awal berdirinya didisain sebagai klub yang tidak mengandalkan APBD sebagai sumber penda­naannya. Sisi finansial adalah keunggulan yang dimiliki oleh Semen Padang saat ini.
Dari segi dana rasanya hanya Pelita Jaya yang dimiliki oleh keluarga Bakrie yang dapat menandingi jaminan kestabilan finansial yang dimiliki oleh Semen Padang saat ini. Persib yang dimiliki oleh konsorsium para pengusaha Kota Kembang itu juga menjanjikan dari segi finansial namun mereka sering berkutat dengan kekisruhan sport politic didalam tubuh konsorsium itu sendiri.
Klub-klub lain nampaknya akan sangat bergantung pada ada tidaknya sponsor lokal yang dapat mereka gandeng serta kebijakan pembagian hak siar televisi yang rencananya akan dinegosiasi ulang oleh PSSI mengingat kecilnya harga hak siar yang selama ini dipatok oleh pihak televisi sebagai penik­mat utama keuntu­ngan tingginya animo masyarakat dalam menonton ta­yangan sepak­bola­Indonesia.
Keuntungan finan­sial ini membuat Se­men Padang dapat memfokuskan diri pada aspek beri­kut­nya yaitu komposisi pemain. Pemain yang dimiliki sekarang telah membawa tim Indarung ini berada pada pering­kat keempat klasmen akhir musim, posisi tertinggi yang pernah dicapai selama era Liga Super Indonesia. Perbedaan menyolok yang terlihat jelas antara Semen Padang dengan tim papan atas lainnya seperti Persi­pura, Persija dan Arema adalah kedalaman skuad yang dimiliki.
Terdapat jurang yang sangat lebar memisahkan para pemain utama yang biasa diturunkan pelatih Nil Maizar dengan pela­pisnya. Di Arema ketika Pierre Njanka memutuskan pindah klub di tengah musim maka Leo Tupamahu dapat menggantikan perannya dengan baik, begitu pula di Persija yang dapat menjadikan seorang pemain kaliber timnas seperti Tony Sucipto, Ambrizal dan Ramdani Lestaluhu sebagai pemain pengganti. Di Persipura mereka diberkahi dengan derasnya talenta lokal berbakat yang dimiliki oleh tim dari Bumi Cendrawasih itu.
Perbaikan di segi pelapis ini yang harus diutamakan oleh para petinggi Semen Padang. Dari calciomercato sejauh ini yang terjadi hanyalah pergantian terhadap punggawa utama yang kontraknya tak diperpanjang.
Abdulrahman pemain muda berbakat dari Pelita Jaya adalah pengganti Park Chul Hyung dan Ferdinand Sinaga penyerang yang musim lalu bersinar bersama Persiwa adalah pengganti marga Sinaga lainnya yaitu Saktiawan.
Dari semua lini yang ada, sisi pertahanan adalah kelemahan terbesar Semen Padang saat ini. Semen Padang U21 telah me­nyum­bang seorang pemain men­jan­jikan kepada seniornya dalam diri Zico Aipa, namun kita telah melihat apa yang terjadi pada M.Fauzan Djamal yang tidak kunjung mampu me­nunjukkan potensi besarnya se­hingga kemu­dian akhirnya dilepas pada musim ini.
Bek tengah dan bek kanan akan menjadi lubang yang me­nganga didepan Syamsidar apa­bila tidak ada penambahan pemain berkualitas.
Lini tersiap dari tim kebanggaan Ranah Minang ini ada pada para pe­nyerang yang memiliki seorang supersub bernama Suheri Daud dan striker mungil berpotensi yang juga dipromosikan dari tim U21 Joshua Pahabol.
Masih ada waktu sebulan lebih untuk para petinggi Kabau Sirah melakukan penambahan pemain pelapis yang sangat dibutuhkan ini. Sudah terlalu lama kita menantikan kesem­patan ini. Sekaranglah saatnya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar