Featured Video

Senin, 22 Agustus 2011

Wako Bukittinggi Terima Penghargaan dari Presiden


BUKITTINGGI, HALUAN — Walikota Bukittinggi Ismet Amzis menerima  anugrah penghargaan dari Presiden RI atas keberhasilan kota yang dipimpinnya melaksanakan Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (PPBN) tahun 2009/2010.
Penghargaan tersebut dise­rah­kan Menteri Pertanian, DR. Suswono, MMA, di Auditorium Kementerian Pertanian RI di Jakarta  Jumat (19/8) lalu.

Informasi tersebut disam­paikan Kepala Dinas Pertanian Kota Bukittinggi Hasnil Syar­kawi kepada Haluan usai mene­rima kabar tersebut  dari wali­kota yang tengah berada di Jakarta, Jumat (19/8) sore lalu.
Menurut Hasnil, Bukit­tinggi memang pantas mene­rima penghargaan tersebut. Pasalnya, dalam patokan nasio­nal, pro­gram PPBN itu mini­mal pro­duksi padinya lima ton per hektar per panen. Dan, kota kecil Bukittinggi nan sempit itu, ternyata mampu mempro­duksi padi 5,9 ton per hektare. Bukittinggi yang luasnya hanya 2.500,4 hektare, tambahnya, dan kini dihuni sekitar 117.000 jiwa penduduk, memang sangat sesak. Namun di tengah kepa­da­tan penduduk dan di tengah ke­macetan arus lalu lintas di kota wisata itu, masih terdapat areal sawah seluas 400,5 hekta­re.
Hasnil Syarkawi menam­bahkan, keberhasilan meraih penghargaan tersebut juga karena petani sangat gampang memperoleh pupuk bersubsidi. Baik yang disalurkan melalui agen resmi maupun di kios milik masyarakat.
Semuanya itu ditunjang dengan kesepa­katan petani dalam memper­gunakan benih padi jenis kuriak kusuik yang memang menjadi andalan masyarakat. Apalagi kuriak kusuik ini oleh Kementerian Pertanian telah diakui sebagai varietas unggul nasional. Ke­unggulan­nya, selain rasanya enak, warna putih, fisik agak panjang dibanding beras biasa, serta mempunyai rumpun padi yang besar. Artinya, jumlah batang dalam satu rumpun sangat banyak. “Hingga saat ini di Kota Bukittinggi tercatat 1.300 KK tani dan 64 kelom­pok tani. Seluruh kelompok tani tersebut tergabung dalam 14 Gapok­tan,” tambah Hasnil Syarkawi.
Sepanjang tahun 2009/2010, Bukittinggi mem­produk­si padi 4.413,2 ton dari luas tanam 748 hektare dalam dua musim tanam. Artinya, tidak seluruhnya areal sawah di kota sanjai ini yang bisa ditanami padi dua kali setahun. Dari data pada Dinas Pertanian Kota Bukittinggi, hasil yang dicapai tersebut meningkat lima persen lebih dibanding tahun sebelum­nya.
Walikota Ismet Amzis, yang dihubungi lewat telepon selu­larnya, Jumat (19/8) menye­butkan bahwa terdapat bebera­pa faktor pendukung yang menye­babkan meningkatnya produksi padi tersebut. Dian­taranya iklim yang sangat bersahabat, serta curah hujan yang merata dan didukung oleh irigasi yang ada. “Penghargaan ini merupakan sukses yang diraih petani Bukit­tinggi, sukses kita bersama serta seluruh masyarakat Kota Bukit­tinggi. Tidak lupa tentunya jajaran Dinas Pertanian yang secara terus menerus membe­rikan penyuluhan kepada masya­rakat,” jelasnya.
Ismet berharap, penghar­gaan yang diraih ini hendaknya menjadi cemeti bagi jajaran Dinas Pertanian dan masya­rakat petani di Bukittinggi untuk lebih intensif, baik dalam pola tanam maupun penggu­naan lahan.  Selain itu, lahan yang ada sekarang haruslah dipertahankan.
Iming-iming uang banyak yang dikipaskan pengembang perumahan, jangan sampai membuat para petani tergiur dan diterima mentah-mentah begitu saja. Pertimbangkan dulu baik buruknya. Ingat, sawah itu sangat penting untuk penye­diaan bahan pangan warga kota.   Kecuali itu, lanjutnya, warga diimbau agar  memanfaatkan lahan pekarangan untuk tana­man sayuran, umbi-umbian dan tanaman lainnya.
Begitu juga yang punya kolam agar mengintensifkan peternakan ikannya. Karena semua itu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta derajat kese­hatannya sekaligus. Atau mini­mal untuk kebutuhan sendiri, sehingga sayuran, umbi-umbian dan ikan tidak lagi harus dibeli. (h/rdw)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar