Featured Video

Rabu, 23 November 2011

Banjir Jo Patuih nan mahampai Kota Padang Padang


Langit Kota Padang Selasa (22/11) sore terlihat kelam. Hujan turun bagai dicurahkan. Dalam keasikan aktivitasnya, warga tiba-tiba dikejutkan suara patuih yang menggelegar.
Tidak hanya kaget alang kepalang, lantaran suara patuih (petir) kali kemarin beda dari petir-petir sebelumnya, warga kota juga mengaku takut. Pikiran buruk tiba-tiba melintas. Seolah-olah Padang akan dilindas bencana besar saja. Ini yang ditakutkan!
Seorang warga, Agus sempat takut dengan bunyi gelegar petir tersebut. “Saat itu saya langsung menelepon istri di rumah menanyakan keadaannya,” Agus yang saat itu masih tetap bekerja.
Setelah petir besar itu, curah hujan tetap saja berlangsung. Akibatnya jalan-jalan utama hingga komplek perumahan kebanjiran. Tidak sedikit kendaraan bermotor yang mogok dalam kepungan air yang ketinggiannya mencapai selutut orang dewasa.
Pantauan Singgalang pada sejumlah titik kemarin sore, banjir terjadi di kawasan Pondok, Jalan Ratulangi sampai Belakang Olo, Bandar Olo, Simpang Haru dan Andalas, Jalan Aru bahkan di kawasan By Pass Aie Pacah dan jalan raya Kuranji juga terjadi genangan. Di Jalan Ratulangi terlihat satu unit kendaraan mogok. Para pengendara motor terpaksa mamanjek trotoar di depan kediaman dinas Sekda Padang untuk bisa sampai di Jalan Sudirman.

Fenomena alam
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tabing Padang, petir adalah fenomena alam. Namun masyarakat harus tetap waspada jika berada tengah lapangan atau di persawahan. Sebab, petir tersebut bisa “menembak” yang dalam bahasa BMKG “menyengat”
“Memang saat ini pertumbuhan awan Comulunimbus (CB) sangat tinggi di daerah kita, sehingga jadi pemicu munculnya petir yang cukup mengelegar,” kata Kasi Observasi dan Informasi BMKG Tabing Padang, Syafrizal kepada Singgalang, kemarin.
Namun, katanya, jika berada di dalam gedung tidak perlu diwaspadai. Tapi, harus hati-hati jika tengah berada di lapangan terbuka atau persawahan.
Petir adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan. Di langit muncul cahaya sesaat yang menyilaukan, itulah kilat. Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar sering disebut guruh.
Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.
Petir merupakan gejala alam yang bisa kita analogikan dengan sebuah kapasitor raksasa, dimana lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng kedua adalah bumi (dianggap netral).
Kapasitor sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud), salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif.
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya.
Tak hanya itu, petir juga terjadi akibat perpindahan muatan negatif menuju ke muatan positif. Menurut batasan fisika, petir adalah lompatan bunga api raksasa antara dua massa dengan medan listrik berbeda. Prinsip dasarnya kira-kira sama dengan lompatan api pada busi.
Kalau sudah petir, energi yang lepas begitu besarnya sehingga menimbulkan rentetan cahaya, panas dan bunyi yang sangat kuat yaitu geluduk, guntur, atau halilintar.
Yang perlu diwaspadai, kata Syafrizal, intensitas curah hujan pada November tetap akan tinggi.
“Harus hati-hati dengan curah hujan tinggi ini,” harapnya.
Sementara itu, Kepala BMG Maritim Teluk Bayur Padang, Amarizal, S.T. menjelaskan hingga saat ini tinggi gelombang masih normal dan bisa dilakukan perjalanan laut.
Namun, dia mengharapkan kepada para nelayan untuk tetap berhati-hati dengan cuaca yang tidak menentu ini. (016/408/004)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar