Featured Video

Selasa, 20 Desember 2011

Herlina minta nama Papua dikembalikan jadi Irian

Jakarta  – Herlina Kasim, perempuan pejuang Trikora 1961 (perebutan kembali Irian Barat ke wilayah NKRI) mengusulkan kepeda pemerintah dan DPR agar mengembalikan nama Papua saat ini menjadi Irian, karena penamaan Papua dinilai ahistoris.


"Nama Papua dinilai bernuansa koloni atau penjajah, yang ketika itu dilakukan oleh Belanda di bumi Cendrawasih," kata Herlina Kasim di sela peluncuran Panitia Pameran Foto Trikora bertemakan "Irian Barat Tetap Merah Putih" di Jakarta, Senin.

Hadir pula dalam acara itu Ketua Panitia Ananda M. Latif, Ketua Umum SAPMA PP Yedidiah Soerjosoemarno dan Pelindung Lembaga Studi Strategi Budaya Nusantara Mustadjab Latif. 

Menurut Herlina yang mendapat penghargaan "Pending Emas" oleh Presiden RI pertama Soekarno itu, tidak ada lagi alasan bagi bangsa Indonesia untuk tetap menggunakan kata Papua. 

"Indonesia harus mengembalikan namanya menjadi Irian. Sehingga tidak ahistoris dengan semangat perebutan Kembali Irian Barat ke Bumi Pertiwi yang dilakukan oleh para pahlawan pejuang kemerdekaan, kata wanita berusia 72 tahun itu.

Di tempat yang sama, Ketua Panitia Ananda M Latif menjelaskan acara Pameran Foto Trikora yang rencananya akan digelar 1–3 Mei 2012 di Jakarta mendatang merupakan bentuk sikap kaum muda yang menginginkan bangsanya tidak tercerabut dari akar sejarah.

Perjuangan Trikora (Tri Komando Rakyat) yang merebut kembali Irian dari tangan Belanda merupakan sebuah momentum strategis sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

"Kami selenggarakan pameran foto pada 1 Mei 2012 karena bertepatan dengan kembalinya Irian Barat ke Bumi Pertiwi. Sekaligus, ini juga sebagai pembangkit kesadaran generasi muda Indonesia agar tidak lupa akan sejarah bangsanya sendiri," ujar Nanda.

Sementara, Ketua Umum SAPMA PP Yedidiah Soerjosoemarno menegaskan sebagai generasi muda sudah saatnya kembali pada nilai-nilai sejarah bangsanya. Karena dengan mengenal dengan baik sejarah perjuangan bangsanya sendiri, generasi muda hari ini bisa memetik banyak nilai-nilai berharga, yang bisa jadi tidak didapat di era sekarang.

"Sebagai anak muda yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan memegang teguh falsafah Pancasila dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara, peristiwa Trikora menjadi momentum yang tak kalah penting dalam membangun pondasi NKRI," kata Yedi.(*) 
Editor: Ruslan Burhani(ANTARA News)

Berita Terkait
Video

Tidak ada komentar:

Posting Komentar