Featured Video

Selasa, 27 Desember 2011

Ical Vs Prabowo, Siapa Jago? Sulitnya Mencari Pasangan untuk Menang


Jakarta - Pilpres 2014 kemungkinan akan menjadi pertarungan sengit Prabowo Subianto dengan Aburizal Bakrie. Keduanya merupakan calon presiden terpopuler versi lembaga survei yang berbeda.

Ical merupakan capres terpopuler versi Reform Institute. Prabowo capres terpopuler versi Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS). Keduanya harus pintar-pintar melakukan kalkulasi politik sebelum memilih calon wakil presiden yang akan mendampingi mereka.

Cawapres menjadi penting untuk kedua sosok ini sebab Ical dan Prabowo tidak seperti sosok SBYyang sangat populer pada Pemilu 2009 lalu. Saat itu sampai beredar pameo "Dipasangkan dengan sandal jepit pun, SBY pasti menang."

Saat itu SBY memilih Boediono yang tidak populer dan tanpa dukungan parpol sebagai cawapres. Hasilnya tetap saja SBY menang satu putaran mengalahkan pasangan Mega-Prabowo dan JK-Wiranto.

Jadi, cawapres Ical maupun Prabowo, akan sangat menentukan kalah menang di 2014 nanti. Siapa cawapres yang akan dipilih?
Selain capres, sejumlah survei juga telah merilis bursa cawapres. Versi SSS, Mahfud MD merupakan cawapres terpopuler dengan 15,6% suara . Kemudian Sri Mulyani (8%), Pramono Edhi Wibowo (7,1%), Din Syamsuddin (6,8%), KH Agil Siradj (6,3%), Djoko Suyanto (3,9%), dan Puan Maharani (3%).

Sementara itu Reform Institute justru merilis Prabowo sebagai cawapres terfavorit dengan 11,9% suara, disusul Wiranto (9,2%), JK (8,51%), Sri Mulyani (5,22%), Surya Paloh (3,88 %), Puan (3,75%).

Untuk Prabowo, cawapres berlatar belakang parpol dibutuhkan untuk berkoalisi dan menambah suara Gerindra. Syaratnya cawapres yang digandeng harus berasal dari partai besar. Dengan demikian cawapres populer non parpol seperti Mahfud MD dan Sri Mulyani kecil kemungkinan dilirik Prabowo.

Gerindra kemungkinan kembali menjajaki memasangkan Prabowo dengan Puan. Pada 2009, wacana Prabowo-Puan sempat muncul, namun kandas. PDIP yang punya suara lebih tinggi emoh mengalah.

"Dulu kita mendukung PDIP, kami berharap tahun 2014 nanti, gantian PDIP yang mendukung kami untuk Capres," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.

Namun meski kabarnya sudah ada kesepakatan untuk ganti mendukung Prabowo pada 2014, PDIP memberi tanda memasang strategi lain. Puan mulai digadang-gadang sebagai capres. Bila Puan akhirnya maju sebagai capres, maka rencana Prabowo menggandeng Puan untuk posisi nomor dua tentu buyar.

Tidak mengherankan Gerindra juga mulai menjajaki kandidat cawapres lain. Mereka juga mengunjungi sejumlah tokoh seperti Ketum Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Umum PBNU Said Agil Siradj. Bahkan Gerindra juga tidak menutup kemungkinan menjajaki koalisi dengan kader Partai Demokrat, semisal Edhie Baskoro.

Namun Fadli menjelaskan masih terlalu jauh untuk membahas soal cawapres. Seperti pengalaman Pemilu 2009 lalu, pilihan cawapres bisa jatuh benar-benar pada menit terakhir sebelum batas akhir. "Ini semua akan dibahas efektif setelah hasil Pemilu legislatif keluar," kata Fadli.

Sementara Ical dengan perolehan suara Golkar yang lebih besar, punya pilihan yang lebih bebas untuk memilih cawapres. Namun wajib, hukumnya posisi cawapres ini penting untuk mendongkrak suara Ical.

Pengamat Politik UI Donny Gahral Adian menilai sebaiknya Ical memilih calon yang memiliki elektabilitas tinggi dan bukan berasal dari orang parpol. Pengalaman SBY-JK bisa dijadikan contoh. Jika kepentingan Parpol yang sudah bicara, sulit bagi keduanya untuk menyatukan langkah.

Cawapres non parpol yang populer seperti Mahfud MD dan Sri Mulyani bisa jadi pilihan Ical. Masalahnya Ical pernah berkonflik dengan Sri Mulyani sehingga kecil kemungkinan untuk bisa berduet. Wimar Witoelar pun menegaskan jagonya tidak mungkin mau berduet dengan Ical ataupun Prabowo. Bagi Wimar, kedua capres itu sama-sama bermasalah. "Siapa Ical, siapa Sri Mulyani. Itu hitam dan putih," tegas Wimar.

Maka Ical sebaiknya mempertimbangkan memilih Mahfud. Sosok Mahfud sendiri dikenal memiliki elektabilitas yang tinggi. Ia dikenal jujur, bersih dan memiliki integritas. Rekam jejaknya selama ini terbilang baik, dipastikan Mahfud akan menarik konstituen.

"Mahfud MD bisa melengkapi Ical yang non-Jawa. Tapi karakter Mahfud ini hampir sama dengan Ical. Cekatan, blak-blakkan dan cepat mengambil keputusan. Nah, apakah Ical mau nanti ada matahari kembar?" papar pengamat politik Charta Politica Arya Fernandes.

Mahfud sendiri belum bersikap. Ia merasa belum cukup modal untuk jabatan cawapres. "Meski begitu saya tak menyatakan menolak, ya. Saya hanya mengukur diri saja," kata Mahfud.

Mahfud baru mau memberi putusan setelah lengser dari ketua Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2013. Sikap menggantung soal cawapres juga ditunjukkan Golkar. 2014 dinilai masih lama sehingga masih banyak kemungkinan kemunculan kuda hitam.

"Untuk pencapresan secara resmi saja baru akan diputuskan tahun 2012 mendatang. Kita belum bicara secara resmi," ujar Wasekjen Golkar Rully Chairul Azwar.

Memang pada 2014, tentu saja tidak hanya Ical dan Prabowo yang bertarung. Selain mereka, diprediksi akan muncul beberapa calon lain, seperti Hatta Rajasa, yang digadang-gadang PAN untuk maju. Atau mungkin Ani Yudhoyono yang melanjutkan dinasti Demokrat. Mungkin juga Megawati masih ngotot maju capres.

Tetapi karena kini baru dua orang yang menyatakan siap, maka jika Ical berdiri berhadap-hadapan dengan Prabowo siapa yang akan menang?

Pengamat politik UI Donny Gahral Adian memperkirakan Prabowo bisa mengungguli Ical. Alasannya, publik melihat 'dosa' Prabowo soal penculikan dianggap tidak sebesar 'dosa' Ical soal lumpur Lapindo. Kalau memori itu dijadikan patokan, maka bisa jadi Prabowo menang.

"Isu penculikan itu hanya beredar di kalangan aktivis. Sementara lumpur Lapindo itu beredar di seluruh kalangan. Orang lebih mudah memposisikan diri sebagai korban lumpur Lapindo yang kehilangan rumah dan mata pencaharian daripada korban penculikan," analisa Donny.

Arya Fernandes juga memprediksi Prabowo bila berpasangan dengan Puan akan bisa mempecundangi Ical yang berpasangan dengan Mahfud MD.

"Saya kira Prabowo lebih diunggulkan. Elektabilitas Prabowo sebelum bergerak saja sudah bagus. Ditambah pemilih PDIP yang solid," kata Arya.

Sementara Direktur Lima Ray Rangkuti menilai persaingan akan ketat. "Repot menjelaskan kehendak publik kalau sudah menang kalah," jelas Ray.detikNews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar