Featured Video

Sabtu, 11 Februari 2012

Dahulukan Sekolah Rusak, Baru Beli Pesawat


KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYATPesawat Boeing 737-800 milik Garuda Indonesia di Bandara El Tari, Kupang, NTT, Selasa (26/4/2011).


JAKARTA,  Anggota Dewan dari Komisi I, Teguh Juwarno, berharap pemerintah menilik kembali kebutuhan dana yang sedang diperlukan negara ini, sebelum membeli pesawat kepresidenan 737-800 Boeing Business Jet 2 seharga 91 juta dollar AS. Salah satunya kebutuhan pendidikan, dalam hal ini pembangunan sekolah-sekolah baru dan berkualitas untuk anak-anak bangsa.

"Perlu adanya kesadaran atau sense of crisis di tengah realitas, seperti masih banyak sekolah yang bobrok, anak yang pendidikannya terbatas, dan kurangnya beasiswa ke luar negeri. Lebih prioritas jika biaya itu untuk membuat generasi kita menjadi ahli yang mumpuni," ujar Teguh, di Jakarta, Sabtu (11/2/2012).
Namun, kata Teguh, meski diminta untuk mengutamakan realitas lainnya, rencana pembelian pesawat ini telanjur direncanakan pada periode DPR terdahulu. Apalagi, perhitungan untung rugi membeli pesawat ini juga telah dibuat pemerintah, dalam hal ini Kementerian Sekretariat Negara (Kemsesneg).
Menurut pemerintah, pembelian pesawat Kepresidenan 737-800 Boeing ini lebih efisien ketimbang mencarter pesawat komersil. Penghematan keuangan negara mencapai 388,5 juta dollar AS dalam kurun waktu 35 tahun. Sementara itu, ketika memiliki pesawat, penghematan yang dapat dilakukan selama 5 tahun mencapai 32.136.121 dollar AS.
Rinciannya, pembelian pesawat 91.209.560 dollar AS, biaya perawatan dan operasional 36.533.357 dollar AS, biaya depresiasi 10.423.949 dollar AS. Jika ditotal, angka ini mencapai 138.166.867 dollar AS.
"Kalau kita bicara hari ini memang kita tidak bisa cegah. Dulu memang sempat dipaparkan keuntungan dan kerugiannya. Dilihat dari hitungan angka masih menguntungkan punya, dibanding misalnya jika harus melakukan sewa karena perangkatnya, kan banyak. Kasus ini ibarat nasi sudah menjadi bubur," jelasnya.
Kini, kata Teguh, DPR hanya bisa melakukan kontrol agar keberadaan pesawat ini memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kepentingan negara. Ia berharap tak ada yang salah dalam pembelian pesawat kepresidenan ini jika memang benar-benar dibutuhkan.
http://nasional.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar