Featured Video

Jumat, 03 Februari 2012

DPP IWS Akan peduli Kaum Lemah


Ada harapan baru muncul dari jajaran kepengurusan DPP IWS yang baru. Pengurus yang baru saja terpilih tersebut memulai pembahasannya dengan pembicaraan tentang masa depan kehidupan warga yang masih berada dalam kesulitan hidup, baik yang sedang kesulitan ekonomi, maupun kesulitan meneruskan pendidikan anaknya.

Pembahasan itu terjadi ketika  rapat Pengurus DPP terpilih di rumah H. Chairul Umaiya, Perumahan Malaka Jaya, Pondok Kopi, Jakarta Selatan pada tanggal 14 Juli 2011 lalu, dengan agenda utama melengkapi struktur kepengurusan DPP IWS Periode 2011-2015.
Ketika itu, setelah rapat selesai menuntaskan kelengkapan nama-nama yang duduk dalam struktur kepengurusan, rapat yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum terpilih sekaligus selaku tuan rumah itu dilanjutkan dengan pembahasan sekilas tentang program kerja kedepan.
Terlebih dahulu Ketua menyebutkan  program umum seperti, penyempurnaan pembangunan Gedung Serba Guna Cibitung, Pulang Basamo 2014, dan IWS CUP, yang tentu saja kesemuanya perlu terus dilanjutkan.
Lalu beliau mengarahkan pembicaraan kepada persoalan warga yaitu adanya kesulitan yang dihadapi oleh mereka. Dikatakan bahwa masih banyak  warga yang kesulitan dalam melanjutkan pendidikan anaknya, itu berarti  masih banyak yang kesulitan dalam ekonominya. Disebutkan bahwa solusi untuk menghadapi persoalan tersebut adalah dengan mewujudkan Baitul Mal.
Pancingan Ketua pun direspon antusias oleh peserta rapat yang hadir. Yulnasman Yasin, Sekretaris umum yang juga hadir meneruskan dengan menjelaskan tentang petensi besar yang bisa digali. Besarnya potensi itu tergambar dari salah seorang tokoh yang pernah beliau tanya tentang berapa jumlah zakat yang ia bayarkan setiap tahunnya.
Katanya, sang tokoh itu menjawab bahwa zakat yang ia bayar setiap tahun itu kira-kira dapat buat beli dua mobil Kijang Innova, itu berarti sekitar 400 jutaan. Bayangkan bila ditambahkan dengan zakat beberapa warga lain yang tingkat kekayaannya hampir sama. Lalu tambahkan lagi dengan yang tingkat menengah dan seterusnya, tentu angkanya akan mencapai jumlah yang tidak sedikit.
Sepertinya semua jajaran pengurus punya perasaan dan pemahaman yang sama bahwa di antara warga Saniangbaka yang ada diperantauan ini masih banyak yang butuh pertolongan. Sudah saatnya pengurus DPP secara serius memikirkan hal tersebut.
Kata serius perlu benar ditekankan karena  selama ini kita memang kurang serius, baik sebagai amil maupun sebagai muzakki, buktinya potensi yang disebut-sebut sangat besar itu baru tergarap sedikit. Apa  yang dilakukan DPC DKI, misalnya, baru mencapai  50jt an per tahun.  Walaupun begitu apa yang sudah dikerjakan tersebut tetap perlu di apresiasi.
Penyebabnya, mungkin karena sang mustahiq itu tidak terlihat di permukaan, padahal banyak. Kadang bisa juga karena keraguan melihat seseorang, apakah orang itu butuh atau hanya pura-pura. Ataukah karena adanya perbedaan pandangan terhadap orang yang minta bantuan, yaitu apakah memang benar-benar butuh atau hanya karena salah mengurus keuangan sendiri bahkan mungkin malas. Untuk mengatasi hal itu barangkali kuncinya adalah adanya basis data warga serta pendekatan. Sikap terbaik tentulah berprasangka baik saja. (yd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar