Featured Video

Jumat, 03 Februari 2012

Menyoal Keberadaan Pemuda Saniangbaka


Oleh Nusa Jaya S.Ag S.Pd
Jangan tanyakan  apa yang Saniangbaka berikan padamu Tapi  bertanyalah  apa yang telah kau berikan untuk Saniangbaka?

Sebuah kalimat yang sangat cocok  untuk mengungkap seberapa jauh peran masing-masing kita terhadap perjalanan Nagari. Apa lagi di tengah kondisi nagari  kita  Saniangbaka yang saat ini secara umum masih jauh tertinggal dalam berbagai hal. Saniangbaka butuh energy untuk memacu ketertinggalan tersebut. Yang paling utama tentulah energy para pemuda atau   orang  yang berjiwa muda. Kata orang, rancak tapian dek nan mudo, maka untuk itu, optimisme bagi pemuda  adalah suatu keharusan, dan masih ada waktu untuk proses masa depan pemuda  Saniangbaka  agar lebih baik lagi, Bangkitlah pemuda Saniangbaka!!!
Secara teoritis keberadaan  pemuda di dalam  memajukan kehidupan banagari sangatlah potensial, baik dalam bidang sosial, pengamanan (parik paga nagari), serta peran lainnya. Pemuda di dalam nagari sebetulnya  memiliki tanggung jawab masa lalu, masa kini dan masa depan. Masa lalu yakni kewajiban melestarikan budaya  luhur, tanggung jawab masa kini  diantaranya turut menata kehidupan berlandaskan norma-norma adat dan syarak. kemudian sebagai kewajiban masa depan yang hanya dapat diraih dengan keberhasilan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang tetap menampakan kualitas kepribadian yang dilandasi dengan nilai –nilai moral, adat dan agama yang kuat.
Pemuda Saniangbaka dalam realita
Berbicara tentang pemuda  nagari Saniangbaka  dalam perkembangan  hingga saat ini sepertinya  kejayaan pemuda nagari  yang pernah ada  seakan sirna  ditelan masa. Pemuda nagari saniangbaka sekarang  secara sosial kemasyarakatan terlihat kurang peduli, tidak tahu  atau tidak mau tahu, sehingganya  pemuda Saniangbaka    tumbuh   dalam  rutinitas apa adanya. Semangat membangun nagari terkesan kurang. Kenyataan demikian tentu banyak penyebabnya, bisa karena penyakit malas, bisa disebabkan oleh kurangnya koordinasi dan peran sosial yang dimainkan berupa pembinaan,  arahan yang jelas dan tegas dari  lembaga  dalam nagari. Bisa juga disebabkan oleh factor kurang tersedianya lapangan pekerjaan. Tanpa disadari hal demikian  kian menambah   permasalahan social  yang  tidak dinginkan  oleh siapapun kita orang Saniangbaka.
Kenyataan dilapangan juga tergambar dari apa yang pernah dikeluhkan oleh Ketua Pemuda Nagari Saniangbaka, Yunisbar Marah Banso. Beliau pernah usulkan sendiri solusinya namun tak membuahkan hasil. Pertama Jabatannya sebagai ketua pemuda mesti diperbaharui, karena sejak dari masa wali nagari sebelumnya sebetulnya  sudah  habis. Hal ini dimaksudkan supaya ada penyegaran dan legitimasi yang kuat dari seluruh komponen masyarakat. Yang kedua mekanisme organisasi kepemudaan itu perlu dibentuk dari bawah yaitu  ditingkat jorong. dengan maksud disamping perpanjangan tangan juga  supaya lebih apsiratif, lebih mudah koordinasi dan cepat tanggap terhadap kondisi lapangan.. Dikarenakan tidak ada tanggapan dari usulan tersebut Alhasil  jalannya  kepemimpinan  kepemudaan sekarang tidak  sesuai dengan yang dicita-citakan. Permasalahan sosial yang ada di lapangan semestinya bisa diselesaikan dengan baik, akan tetapi kurangnya rasa percaya diri dan kekompakkan  pemuda sehingga permasalahan yang ada tidak tuntas. Memang dimaklumi bahwa jabatan dalam organisasi  pemuda adalah semata –mata pengabdian sosial ka masyarakat nagari.
Sudah banyak  persoalan sosial kemasyarakan menjadi tema atau bahasan pada musyawarah bersama lembaga nagari, sebutlah diataranya aturan larangan maksiat dalam nagari Saniangbaka, aturan operasional warnet, aturan alek baralek, aturan ulayat nagari,  larangan penggunaan sentrom   menangkap ikan di Tangaya dan masih banyak lagi aturan lain yang sudah dibuat. Akan tetapi realisasi yang diharapkan masih jauh panggang dari api.
Kita perlu belajar banyak dari nagari-nagari lainnya, ketika ada masalah gangguan  dari luar seperti penebangan hutan di ulayat nagarinya, lembaga nagari cukup memberi isyarat kepada pemuda maka apa persoalan yang tengah dihadapi seketika bisa diminimalisir tidak berlarut-larut. orang lain tak pernah lagi bisa bersilantas angan. Dalam hal demikian perlu diberikan kepercayaan kepada pemuda.
Pemuda Saniangbaka Perlu Proaktif
Sekarang sudah saatnya para pemuda  tampil lebih proaktif, jangan hanya menunggu, pemuda harus berbuat sesuatu. Wujudkan peran ideal pemuda dalam hidup banagari, pemuda harus terjun berbuat sesuatu demi perbaikan Saniangbaka ke depan. Suatu hal yang perlu menjadi pemikiran bersama adalah bagaimana mewujudkan kreatifitas, Pemuda harus mampu menggali potensi dirinya untuk masa depannya.  Mau diarahkan  kepada yang semestinya. Sehingga kedepan tak lagi dijumpai pemuda dalam nagari yang tidak punya pekerjaan alias menganggur, mamadek labuah.
Ironis sekali jika pemuda Saniangbaka hari ini  tetap lalai, bermalas-malasan, padahal SDA nagari Saniangbaka  lumayan rancak, bisa menjadi alternatif kegiatan pemuda. Kelemahan kita selama ini  adalah kurang giatnya pemuda untuk bekerja seperti dibidang yang kurang dilirik seperti perikanan. Baik perikanan keramba di jalur banda rotan atau keramba terapung dipinggir danau Singkarak  yang juga telah  digiatkan oleh nagari-nagari tetangga yang punya tapian danau.  Ide ini  pernah dilontarkan  oleh Y.Dt.Tuma’Alam Panghulu kaum  suku Guci. Hal ini adalah langkah yang  sangat stategis apabila pemerintahan nagari atau pengusaha Saniangbaka  peduli  dan mau mendorong   pemuda dan membukakan  jalan kearah itu.
Salah satu saluran untuk memberdayakan pemuda bisa dengan mengkerjasamakan dengan kelompok pemberdayaan perekonomian kemasyarakatan. Untuk tahun 2011 BKM Bahagia yang nota bene untuk keluarga miskin dalam sistem pengelolaannya bisa melibatkan pemuda  nagari yang punya bakat dan potensi untuk itu. PNPM juga punya program penberdayaan pemuda yang juga sebagai peluang mengkaryakan pemuda baik dibidang teknik, peternakan dll sebagainya.
Persoalan pemuda Saniangbaka yang disinggung diatas baru sebagian kecil, banyak lagi bidang lain seperti pendidikan, adat, budaya, moral dll,  Pokoknya semuanya itu  patut juga menjadi pemikiran bersama. Terlepas dari kendala yang biasanya menjadi alasan klasik dan ciloteh  bahwa  tidak semudah itu  merubah paradigma  atau pola pikir pemuda  Saniangbaka. Kuncinya ada pada  lembaga nagari, yang diperlukan untuk menjawab tantangan demikian adalah adanya kondisi sosial ditengah masyarakat yang harmonis. Adanya gerakan saciok bak ayam sadanciang bak basi atau bulek aia dek pambuluh, bulek kato dek mufakat.
Menyikapi ketatnya persaiangan  hidup sekarang ini di daerah perantauan, tidak saatnya lagi  pemuda dalam nagari buru –buru pergi  merantau. Tidak ada istilah ndak ado karajo di kampuang. Banyak peluang kerja di kampuang asal mau bekerja. Bolehlah merantau, tapi jadikan marantau itu sebagai pilihan terakhir. Jangan marantau karena malas dan gengsi di kampuang.
Ditengah arus modernisasi, budaya individualistik, hedonistik yang turut berimbas kemasyarakat dalam nagari, maka untuk ukuran saat sekarang  semestinya  seorang pemuda perlu membentengi dan membekali diri dengan ilmu pengetahuan tentang  agama dan adat, yang diimplemntasikan  dalam nilai –nilai  kehidupan bermasyarakat, banagari perlu dikenalkan kepada pemuda. Dengan cara seperti ini, maka diharapkan terbentuknya   jati diri sebagai rang Saniangbaka yang mempunyai hubungan emosional yang kuat. tidak masa bodoh dengan persoalan nagari. Kelak suatu ketika mampu  memberikan yang terbaik untuk membangun nagari Saniangbaka, hal ini sejalan dengan makna “ cinto ka nagari sebagian dari iman.” (nusa)
Nusa Jaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar