Featured Video

Kamis, 01 Maret 2012

Pasbar Banjir, 4 Warga Hilang


Terendam Banjir: Seorang korban banjir di Simpang Kalumpang, Kototangah, Padang
Pasbar, —Bencana bertubi-tubi melanda Sumatera Barat. Tingginya curah hujan sejak seminggu terakhir, memicu sejumlah bencana di daerah zona merah. Selain Padang, banjir besar melanda Nagari Ujunggading, Kabupaten Pasaman Barat, kemarin. Empat warga dikabarkan hilang terseret arus.


Salah seorang korban hilang itu adalah satpam PT Pasaman Marama Sejahtera (PMS) Pasbar, Ucok Ronal. Pria berusia 30 tahun itu hanyut diterjang air bah saat melintasi bendungan Ulubanda Batang Bayang, Ujunggading, Kecamatan Lembahmelintang, sekitar pukul 17.30.
Hingga berita ini diturunkan, tim gabungan yang terdiri dari tim reaksi cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Polsek Ujunggading, dan camat masih melakukan pencarian terhadap korban.   

Anggota tim reaksi cepat BPBD Pasbar, Afrizal di lokasi banjir mengatakan, korban hilang terseret arus deras bendungan bersama dua orang temannya sepulang dari kebun.

Tanpa diduga, tiba-tiba bendungan meluap menghantam ketiga petani itu. Nahas, Ucok Ronal hilang terseret arus. Dua temannya selamat. ”Tim gabungan telah berusaha mencari korban hingga pukul 01.00 dini hari tadi. Buruknya cuaca membuat tim kesulitan melakukan pencarian,” jelasnya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Ade Edwar mengaku belum menerima data keempat korban hilang di Ujunggading. ”Kami sudah mendapat informasi empat warga Ujunggading terseret arus, tapi kita belum bisa memastikan apakah itu benar atau tidak. Sebab, datanya belum valid. Petugas kita masih berada di lapangan,” ujarnya ketika dihubungi Padang Ekspres tadi malam.

Di Padang, hujan lebat sepanjang Rabu kemarin mengakibatkan banjir di sejumlah tempat. Terparah terlihat di Kototangah. Enam kelurahan; Batipuahpanjang, Lubuakbuaya, Batang Kabung Ganting, Parakburuak, Tunggulhitam, dan kelurahan Aiapacah, terendam.  

Hingga berita ini diturunkan, Tim SAR asal BPBD Padang, BPBD Provinsi, relawan PMI, Kelompok Siaga Bencana (KSB), Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) UNP, serta relawan lainnya, masih memantau lokasi banjir guna mengantisipasi terjadinya korban.

Pantauan Padang Ekspres, dari enam kelurahan yang terendam banjir di Kototangah, sebanyak 1.440 kepala keluarga (KK) rumahnya terendam banjir. Paling parah di Lubukbuaya, sebanyak 400 KK. Di Kelurahan Parakburuak, tepatnya di Perumahan Lubuk Intan, simpang Kalumpang, Kototangah, puluhan warga terpaksa mengungsi ke tempat aman. Ketinggian air melebihi pinggang orang dewasa.

Yulidar, 48, warga Pondok Pratama III Blok B mengatakan, banjir setinggi pinggang itu terjadi sejak pukul 20.00. ”Ini (banjir, red) terbesar kedua sejak tiga tahun terakhir. Pada 2010, jauh lebih parah, tinggi air lebih 1 meter,“ katanya.

Dina Angriani, 19, mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Indonesia (STIFI) Kalumpang, menyebutkan, umumnya mahasiswa STIFI yang ngekos di sana, sudah mengungsi sejak sore. Dia termasuk beruntung karena rumah kosnya bertingkat, sehingga barang-barangnya bisa diselamatkan ke lantai II. Zainun, 49, menduga banjir akibat Sungai Kalumpang dan selokan di Bypass Kototangah, meluap. Karena itu, warga Lubukbuaya sangat berharap Pemko Padang tanggap menyikapi bencana itu.

Pantauan Padang Ekspres, sebagian besar jalan raya di Padang terandam. Di Siteba dan Gunungpangilun, tinggi air mencapai 20 centimeter. Listrik sempat padam di kawasan tersebut sekitar pukul 20.00. Di Lapai, genangan air mencapai 30 centimeter. Sejumlah kendaraan tampak mogok. Rudi, 27, warga Lapai, yakin banjir akibat riol tidak berfungsi. Setiap hujan lebat lebih dari dua jam, langsung banjir. ”Pemko sebenarnya sudah tahu, tapi cuek saja menyikapinya,” ujarnya.

Ruas jalur evakuasi tsunami menuju Gunungpangilun, tepatnya di simpang BPOM-BAPELKES juga terendam banjir. Kendaraan tak bisa melewati jalur ini tiap hujan terjadi. Warga berharap Pemko Padang memberikan perhatian terhadap jalur ini, mengingat sangat riskan ketika gempa terjadi.

Kepala BPBD Padang Dedi Henidal ketika dikonfirmasi, mengatakan telah mengerahkan 2.800 personel terdiri dari personel BPBD dan KSB, didukung tim lainnya memberi bantuan pada korban banjir. Tiga perahu karet juga dikerahkan ke lokasi untuk mengevakuasi warga. ”Kami belum bisa memperkirakan jumlah kerugian, karena belum didata,” ujarnya di lokasi banjir di Lubukbuaya tadi malam.

Tetap Waspada
Kasi Observasi dan Informasi Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumbar, Syafrizal meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan selama satu pekan ke depan. Pasalnya, Sumbar tengah terjadi pembelokan arah angin yang menyebabkan intensitas meninggi. ”Dua hingga tiga hari ke depan perkiraan BMKG, Sumbar masih akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” katanya.

Gelombang laut diperkirakan 2 sampai 2,5 meter. Meski masih stabil, masyarakat tetap diminta meningkatkan kewaspadaan. Dia juga mengingatkan para pengendara berhati-hati melewati jalan perbukitan karena rawan longsor. Pascagempa 2009 lalu, kata Syafrizal, kondisi tanah di Sumbar tidak lagi rata, sehingga rentan longsor jika diguyur hujan.

Kabid Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Dinas Pekerjaan Umum Padang, Herman menambahkan, banjir Padang juga disebabkan minimnya penyerapan air akibat kerusakan lingkungan. Banyaknya sampah di jalanan dan perilaku masyarakat yang mulai cuek terhadap lingkungan, sebagai penyebab utama. ”Masyarakat cuek melihat saluran air tersumbat. Seperti di Jalan Jhoni Anwar, Imam Bonjol, Diponegoro, lobang-lobang saluran air tidak berfungsi semestinya karena tertutupi sampah,” katanya.

Selain minimnya peran masyarakat, anggaran perbaikan dan perawatan drainase yang kecil membuat kerja tidak maksimal. Dia tidak memungkiri drainase di Padang belum sempurna pascagempa. ”Tetapi, sepanjang 70 km drainase itu mencukupi dan masih layak digunakan. Tinggal perbaikan di beberapa titik saja yang diperlukan,” tukasnya.

Anggota Komisi III DPRD Padang, Irwan Fikri mengatakan, setiap tahun selalu dianggarkan dana untuk perbaikan dan perawatan drainase kota. ”Kalau dibilang cukup tidaknya, ya pasti tidak cukup. Sekarang bagaimana dana yang seadanya itu bisa dimanfaatkan secara maksimal,” katanya. (di/kd/mg8/eri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar