Featured Video

Rabu, 07 Maret 2012

Putri Pembuat Batu Bata Lahir Tanpa Batok Kepala


BUTUH ULURAN TANGAN
PAYAKUMBUH, Pasangan suami istri warga Taeh Bukik, Limapuluh Kota, Suminah dan Harun mendapat cobaan dari sang Khalik. Bayi perempuan mereka yang lahir 29 Februari lalu, kondisinya tidak normal. Bayinya lahir tanpa batok kepala. Bayi yang belum diberi nama tersebut harus menginap sejak lahir hingga kini di ruang perawatan khusus bayi RSUD Adnaan WD Payakumbuh.

Suminah dan Harun adalah warga kanagarian Pogang, Taeh Bukik, Kabupaten Limapuluh Kota. Taeh Bukik adalah kam­pung asal Bupati Limapuluh Kota, Alis Marajo. Saat lahir, bayi Suminah tidak menangis seperti bayi-bayi lainnya. Dia tidak mengeluarkan suara. Setelah dilakukan upaya kedok­t­eran, baru ia menangis. Bayi ini lahir normal. Kedua orang tuanya tak pernah menyang­ka bayi mereka akan lahir tanpa batok kepala. Ini adalah anak keempat mereka.
“Saat hamil, tidak ada tanda-tanda atau keanehan dalam kandungan. Cuma, agak banyak sakit terasa,” ujar Suminah dan Harun yang dihu­bungi kembali di nomor hand­phonenya 085274935162 untuk konfirmasi lanjutan.
Saat berita ini diturunkan, keadaan bayi perempuan ini masih dalam kondisi tenang. Bayi itu diletakkan di dalam kotak kaca perawatan intensif bayi. Kedua orang tua bayi, baru tiga tahun berdomisili di Pogang, Taeh Bukik. Sebelumnya, kedua orang tua ini tinggal di Kerawang, Jawa Barat.
Harun yang bekerja sebagai buruh pembuat batu bata, tak tentu penghasilannya. Alih-alih buat pengobatan, buat makan saja susahnya minta ampun. Soalnya, jualan batu bata, kadang-kadang laku, kadang tidak.
Pihak RSUD Adnan WD Paya­kum­buh mengaku sang bayi men­derita anenchepal (bayi tidak ada batok kepala). Pasangan suami istri ini masih berobat meng­gunakan Jamkesda Limapuluh Kota. Meski, telah dianjurkan, keduanya belum bisa memutuskan untuk membawa bayi perempuannya ini untuk berobat ke Padang.
Sang bayi cukup kuat minum air susu ibu (ASI) sang ibu. Kini bayi ini dirawat di ruang Perina­tologi RSUD Adnaan WD Kota Payakumbuh. Dia ditempatkan di dalam inkubator bayi. Masih dibantu dengan infus dan oksigen.
Untuk pengobatan, dilakukan terapi cairan lewat selang infus, injeksi kepala dengan diberi antibio­tik, perawatan kepala dengan di kompres NHCL dan diberi oksigen.
Bayi ini jarang menangis. Dia juga jarang buang air besar, kalau pun ada cuma sedikit.
Harun, kini tidak lagi bisa penuh bekerja, sebab harus men­u­ng­gui putri dan istri tercinta. Harun dan istri, Suminah berharap anak mereka cepat sembuh. Hara­pan tentu, ada pihak yang tersentuh dan mau membantu kesulitan yang dihada­pinya. Harun menunggu uluran tangan dari para pembaca dan masyarakat yang diberikan kelebi­han rezeki oleh Allah SWT. (h/dod)
http://www.harianhaluan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar