Featured Video

Rabu, 25 Juli 2012

PADANG BANJIR BANDANG

Hujan deras yang mengguyur Kota Padang, Selasa (24/7) mulai pukul  17.00 hingga 21.00 WIB menyebabkan banjir di sejumlah lokasi. Daerah yang diguyur hujan deras terutama daerah hulu sungai, sehingga sejumlah sungai meluap. Enam orang dilaporkan hilang.


Sia­ga darurat banjir. Kota Padang dinyatakan berada dalam status ini setelah angin kencang disertai hujan lebat sepanjang petang hing­ga malam Selasa (24/7), menyebabkan sejumlah sungai di Kota Padang meluap. Sebanyak enam orang warga dinyatakan hi­lang akibat terseret air bah di kawasan Limau Manih. Sementara dua orang lainnya ter­perangkap di te­ngah laut Muaro Universitas Bung Hatta Padang.
Bantaran sungai yang terendam itu di antaranya hilir Sungai Lubuk Kilangan sampai ke Ujung Tanah, Seberang Padang dan Batang Arau, sungai Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo yang menyebabkan peru­mahan di Banda Gadang, Kelu­rahan Gunung Pangilun, terendam banjir. Bantaran hulu hingga ke hilir sungai Batang Kuranji juga meluap sampai ke daerah Limau Manih, Kuranji dan Siteba.
Dari pantauan Haluan, setidak­nya 17 Kepala Keluarga (KK) hingga berita ini ditulis masih terisolir akibat adanya air bah yang melanda kawasan Limau Manis, RT 04 RW 08, jalan Kampus Unand, Keca­matan Pauh, Kota Padang.
Salah seorang warga, Joni (50) mengatakan, di daerah yang terdam­pak tersebut ada setidaknya 17 kepala keluarga lagi yang bermukim di sana. Jarak antara lokasi evakuasi hingga perumahan itu diperkirakan lebih kurang satu kilo meter.
“Saat ini kalau dari perhitungan kita, setidaknya ada 17 kepala keluarga lagi yang tinggal dan belum diselamatkan di kawasan yang terkena banjir ini,” kata Joni.
Dia menambahkan, banjir sendiri mulai terlihat pada pukul 17.00 WIB setelah adanya hujan. Namun saat berbuka puasa sekitar pukul 18.30 WIB, air yang ada di bantaran sungai ini menjadi besar.
Ratusan warga yang ada di daerah itu, menyaksikan proses evakuasi yang dilakukan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, PMI Kota Padang, tim SAR, relawan, dan juga Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang .
Akibat air bah yang terjadi tersebut, aliran listrik di kawasan itu hingga berita ini diturunkan masih dalam keadaan mati. Bebera­pa tiang listrik terlihat roboh diterjang aliran air.
Tim penanggulangan bencana sendiri hingga saat ini masih beru­saha mengeluarkan warga dari lokasi air bah, dengan menggunakan tali, dan pelampung. Ketinggian air bahkan mencapai dada orang dewasa.
Sementara itu, kejadian yang sama menurut laporan juga terjadi di wilayah lain di Kota Padang. Seperti di Gunung Pangilun, Keca­matan Padang Barat, dan beberapa lokasi lainnya
Sementara itu, di kawasan Tabing Bandar Gadang, Gunung Pangilun, Kecamatan Nanggalo, Padang, puluhan rumah terendam air. Air tersebut kiriman dari arah By Pass, sehingga terpaksa masya­rakat sekitar dievakuasi oleh petugas BPBD Padang, Tim SAR, Rescue, Damkar, serta KSB Kota Padang.
Salah satu warga di lokasi kejadian, Tomi (35), mengatakan, dia tidak menyangka kalau rumah­nya direndam air. Memang sore itu, badai sangat kencang dan tak lama kemudian hujan turun dengan lebat.
“Saat itu saya bersama keluar­ga berada di rumah untuk menung­gu berbuka puasa. Tiba-tiba, mendengar teriakan dari masya­rakat lain bahwa air besar datang. Dari informasi itu, saya dan keluarga keluar dari rumah dan berupaya menyelamatkan diri,” kata Tomi.
Sementara itu Kabid Damkar Kota Padang Edy Asri mengung­kapkan, pihaknya langsung menu­runkan personilnya ke Nang­galo untuk melakukan evakuasi. Namun hingga kini pihaknya belum menge­tahui beberapa rumah yang teren­dam air. Sejauh ini pihaknya juga belum menerima laporan soal adanya korban jiwa.
Kawasan Pauh
Ratusan rumah terendam air akibat banjir bandang yang melanda aliran sungai Batubusuk. Akibat meluapnya aliran sungai, sekitar pukul 19.00 WIB, jalan di kawasan Pasar Baru sebelum jembatan menuju Unand, digenangi air hingga lutut orang dewasa.
“Akibat air bah tersebut, kawa­san Limau Manis khususnya warga RT 04 RW 08, Kelurahan Kapalo Koto, Kecamatan Pauh, banyak rumah rusak akibat terendam air. Kebanyakan warga mengungsi ke Masjid Raya Limau Manis. Itu adalah aliran Sungai Latuang,” kata Kapolsekta Pauh, Kompol Daeng Rahman. Puluhan personil Polsekta Pauh juga dipersiapkan untuk evakuasi ribuan penduduk yang ada disepanjang sungai.
Kasat Lantas Polresta Padang Kompol Andiyatna menyebutkan, mendapatkan informasi tersebut beberapa petugas langsung turun ke lokasi kejadian untuk mengatur arus lalu lintas, agar tidak terjadi kemacetan.
Di Nanggalo Air Setinggi Dada Orang Dewasa
Dua Kelurahan di Kecamatan Nanggalo, yakni Kelurahan Surau Gadang dan Kelurahan Gurun Laweh, juga terendam banjir. Menurut Zubir, salah satu warga Gurun Laweh, sesaat setelah hujan, air luapan sungai bahkan sampai setinggi dada orang dewasa. “Saya dari Gurun Laweh ingin melihat orangtua saya di kawasan Peru­mahan Pratama di Surau Gadang. Namun tidak bisa karena akses jalan terhambat,” katanya pada Haluan.
Selain Zubir, warga dua keca­matan ini juga terlihat berbon­dong-bondong menyusuri jalanan yang terendam banjir. Namun sebagian warga yang tak kuasa melawan arus air yang cukup deras memilih berbalik dan memantau keadaan dari tempat yang agak tinggi.
Tim BPBD Kota Padang, tampak datang sekitar pukul 20.00 WIB di kawasan ini. Setelah menyusuri jalan yang terendam, tim memu­tuskan menarik kembali perahu karet yang telah dibawa karena mendapatkan informasi bahwa tim BPBD di kawasan Limau Manis membutuhkan lebih banyak tenaga bantuan.
Masri, salah satu warga yang menjadi korban menuturkan, ia terpaksa mengungsikan anak dan istrinya ke rumah tetangga yang lebih tinggi, karena rumah miliknya juga ikut terendam. “Tadi saya sedang dinas, tiba-tiba mendapat kabar, rumah kami terendam  banjir. Setengah tinggi bangunan rumah, air masuk. Di rumah mertua saya juga,” tutur salah seorang Satpam di Basko Grand Mall ini.
Sebagian warga juga kehilangan ternak.  Nurcahaya, salah satu warga mengatakan, karena banjir ia kehilangan 20 ekor kambing dan 100 ekor itik. “Dua mobil warga juga hanyut,” tambahnya.
Kepala Pusdalops BPBD Sum­bar, Ade Edward tadi malam juga memastikan enam orang hilang atau diperkirakan hanyut di kawasan Lubuk Kilangan, Padang.
Hujan lebat disertai badai ini, menurut Ade tak hanya akan terjadi di Kota Padang, namun juga dibe­berapa titik di kawasan pesisir Sumatera Barat. “Untuk itu masya­rakat dan petugas jajaran BPBD Kota/ Kabupaten diminta siaga darurat untuk cuaca ekstrim ini,” tegasnya.
Kabid Pemadam Kebakaran Kota Padang, Eddi Asri, tadi malam juga merilis, selain satu unit rumah yang hanyut di kawasan Koto Panjang, satu musala di kawasan Tabing juga terendam banjir. Tak hanya itu, satu mobil juga hanyut di kawasan Simpang Apa, Cengkeh.
Akibat cuaca ekstrim ini, kapal Ambu Ambu yang berangkat dari Bungus menuju Mentawai sekitar pukul 17.00 WIB, terpaksa kembali menuju pelabuhan Bungus sekitar pukul 20.00 WIB.
“Sampai saat ini belum ada konfirmasi keberangkatan kembali. Beberapa penumpang memilih kembali ke Kota Padang,” jelas Ilhamsyah, salah satu penumpang saat dihubungi Haluan tadi malam.
Ketua Basarnas Djonny Sitorus menyatakan telah menurunkan 30 orang personel beserta tiga perahu karet. “Pelampung dan peralatan operasional semuanya juga langsung diturunkan,” katanya.
Empat orang nelayan dari per­kum­pulan nelayan riak tambuo ulak karang  yang dikabarkan hilang di tengah laut saat terjadinya banjir bandang dipastikan selamat. Dua di antara nelayan telah berhasil dievakuasi menepi ke Kota Padang dan dua nelayan lagi telah menepi di Pulau Sipandan yang berjarak 20 mil dari Kota Padang.
Herman (54), Ketua Perkum­pulan Nelayan Riak Tambuo Ulak Karang mengatakan kondisi ang­gotanya telah dipastikan selamat dan baik-baik saja. Dua nelayan yang berhasil menepi ke Kota Padang adalah M Yusuf (53) dan Azwar (59). Sedangkan yang mera­pat ke Pulau Sipandan yaitu Af (55) dan Yarsel (50).
M. Yusuf menuturkan pada pukul 15.30 WIB ia telah dihempas gelombang di tengah laut dan berusaha untuk menuju Muara Ulak Karang, namun baru saja sampai di muara, air bandang beserta kayu gelondongan datang dan menghempaskannya kembali ke laut lepas. Sehingga kapal yang ditumpanginya patah dan karam.
“Saat di tengah laut saya dan azwar berpegangan di kayu gelon­dongan. Selama satu setengah jam kami terombang-ambing di tengah laut dan ditepikan oleh gelombang ke pantai patenggangan belakang UNP,” katanya.
Hari ini Rabu (25/7), rencananya Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim akan meninjau lokasi benca­na banjir bandang dan juga keluarga korban yang hilang disapu air bah. BPBD Sumbar sendiri sudah melaporkan peristiwa ini ke BNPB.
Menurut Kepala BPBD Sumbar Yazid yang dihubungi terpisah, pada malam hari usai salat tarawih, hujan mulai reda dan debit air sungai juga mulai surut. Kondisi ini diharapkan dapat membantu proses pencairan para korban yang hilang. (h/dla/nas/vie/cw-wis/cw-rvo/cw-mir/ang)

haluan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar