Featured Video

Selasa, 28 Agustus 2012

ANAK-ANAK BATU BUSUK MASIH BERTARUNG NYAWA



Pagi itu langit cerah. Suasana Lebaran masih terasa.  Kicauan burung pipit yang bertengger di pucuk padi dengan sawah yang hijau, seakan menuntun langkah Luciana (11), siswa kelas 6 SD Bustanul Ulum Semen Padang, Batu Busuk, Kelurahan Lambung Bukik, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Berbeda dengan hari biasanya, Luciana mengawali langkahnya dengan senyuman. Ia tentu saja baru berlebaran. Karena Senin (27/8) merupakan hari pertama baginya ke sekolah pasca libur Lebaran.

Ditemani Faras (11), siswa kelas VI, Luciana melangkah meniti kawat baja jembatan/rajang penuh karat itu. Tak terlihat rasa takut dari wajah bocah yang menggunakan kerudung itu. Jembatan yang kini menjadi saksi ketegaran anak-anak harapan bangsa itu pernah mema­kan korban, yakni seorang anak, rekannya, bernama Silvi (12), dan mengalami memar pada kakinya.
“Dulu memang pernah ada kakak kelas kami yang jatuh dari jembatan ini, untung cepat diketahui keluarganya, yang kebetulan ikut mengiringi. Saya juga pernah hampir jatuh dan diselamatkan oleh dua orang warga,” kisah Luciana kepada Haluan, Senin (27/8) pagi.
Luciana menuturkan, orang­tuanya pernah melarang untuk tidak meniti jembatan, namun karena keadaan membuatnya terpaksa meniti jembatan agar tepat waktu sampai ke sekolah.
Setiap hari anak-anak di Batu Busuk sudah terbiasa meniti jembatan yang rusak rusak itu. Setiap meniti kawat sisa menyang­ga jembatan itu, seolah jejari mungil itu sudah melekat dengan kawat baja itu. Tapak tangan nan halus itu mengikis sisa karat yang me­nempel pada kawat baja terse­but.
Pintu Gabang, daerah yang masih termasuk bagian dari Desa Batu Busuk itu, dihuni 20 kepala keluarga (KK). Semenjak 2 tahun yang lalu jembatan penghubung perekonomian, sosial dan pen­didikan masyarakat itu putus. Warga harus berjuang untuk berta­han hidup, meniti jembatan, me­nyeberangi sungai untuk mengang­kut hasil bumi agar bisa dijual ke pusat kota dan berganti dengan rupiah.
Kondisi jembatan dengan kawat baja yang berkarat dan papan kayu yang menjadi lantai jembatan terlihat lapuk masih tergantung. Dengan panjang jembatan kurang lebih 15 meter, serta ketinggian 15 meter, membuat siapa pun yang melintasi merasa waswas untuk melintasinya.
Menurut Merial Tanjung, Ketua RW 03, pembangunan jembatan baru akan dikerjakan oleh PT Semen Padang. “Sudah ada kese­pakatan antara warga dengan PT Semen Padang,” katanya.
“Rencananya pembangunan akan dikerjakan sehabis lebaran ini dengan panjang jembatan kira-kira 35 meter. Hal itu karena lebar sungai yang akan dikerjakan berbe­da dengan lebar sungai pada jembatan yang rusak itu, yang hanya 15 meteran,” tambahnya.
Ditambahkannya, sampai saat ini persoalan mengenai perizinan tanah sudah teratasi. Sedangkan untuk jalan penghubung antara dua wilayah juga sudah dibangun.
Namun dari pantauan Haluan, berbeda dengan keterangan Ketua RW itu. Tidak terlihat jalan yang sudah dibangun tersebut. Hanya sawah yang rusak akibat banjir bandang yang melanda Batu Busuk beberapa waktu yang lalu.

sumber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar