Akibat longsor, kawasan Kelok 9 yang menghubungkan Sumbar-Riau tertutup selama lima jam. Antrean kendaraan mencapai 15 Km. Tak ada korban jiwa.
Hujan lebat yang mengguyur kawasan Kelok 9, sejak Senin siang (27/8) hingga sorenya, menyebabkan longsoran tebing bukit di KM 153, sekitar 6 Km jelang pintu masuk Kelok 9, di Hulu Air, Harau, Limapuluh Kota, dari arah Riau. Material longsor menimbun badan jalan sehingga ruas jalan nasional yang menghubungkan Sumbar dengan provinsi tetangga itu, terpaksa ditutup selama 5 jam.
Longsoran membawa material batu bercampur pasir serta lumpur itu, terjadi sekitar pukul 17.00 WIB. Akibatnya, hubungan Sumbar-Riau terputus sekitar 5 jam. Antrean panjang kendaraan bermotor berbagai jenis yang terjebak macet diperkirakan mencapai 15 kilometer. Mulai dari Sarilamak sampai ke lokasi tempat terjadinya longsor.
Bencana alam tanah longsor ini diperkirakan karena hujan yang turun siang kemarin cukup deras. Kondisi tanah perbukitan yang masih labil menyebabkan bebukitan longsor. Tampak timbunan material tanah beserta kekayuan setinggi 7 meter dengan panjang 100 meter menimbun jalan utama Sumbar-Riau ini. Tak ada korban jiwa dan kendaraan yang tertimbun.
Firman Syah, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Limapuluh Kota, yang berada di lokasi mengatakan, timbunan longsor mencapai setinggi 7 meter. Antrean kendaraan mencapai 15 Km.
“Sekitar pukul 21.00 WIB material dapat disingkirkan, tapi kendaraan terpaksa merayap akibat volume kendaraan yang menuju Riau cukup banyak,” kata Firman Syah kepada Haluan, Senin (27/8) malam.
Sementara itu, Kepala Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Pemukiman Sumbar Suprapto kepada Haluan di Padang menjelaskan, longsoran terjadi sekitar pukul 17.00 WIB saat hujan lebat mengguyur kawasan Kelok 9. Material longsor berupa lumpur sekitar 150 m3 menutupi badan jalan sepanjang kurang lebih 100 meter.
Petugas dan alat berat yang selalu disiagakan terdiri dari 1 unit ekskavator, 1 unit loader dan 1 unit grader, langsung diterjunkan ke lokasi untuk menyingkirkan material longsor. Namun untuk kelancaran proses pembersihan material longsor, ruas jalan Padang-Pekanbaru terpaksa ditutup sementara.
“Untuk membersihkan material longsor, kita terpaksa menutup ruas jalan itu agar pekerjaan berjalan lancar dan tidak membahayakan pengguna jalan. Karena lumpur itu menyebabkan jalan licin,” kata Suprapto.
Para pengguna jalan diminta untuk bersabar hingga pekerjaan pembersihan material longsor selesai. Sebab material lumpur yang menutupi badan badan menyebabkan jalan menjadi licin. Bila kendaraan tetap dibiarkan melintas, dikhawatirkan kendaraan akan slip dan mengundang kecelakaan.
“Untuk pengaturan dan pengamanan di jalan, kami sudah berkoordinasi dengan Polres Limapuluh Kota,” kata Suprapto.
Kepala Satker Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I Sumbar, Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional II (BBPJN II), Dahler lebih jauh menjelaskan, titik longsoran itu bukan di kawasan jalan layang Kelok 9, tetapi di KM 153 dari arah Pekanbaru, atau sekitar 6 km dari Kelok 9 yang berada di KM 147.
Kelok 9 yang diresmikan pemakaiannya oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno pada H-4 jelang Lebaran 2012 lalu, aman dilewati. Selama dua pekan, terhitung sejak H-4 jalan layang ini sudah dilewati kendaraan. Namun masih untuk satu arah saja rute dari Pekanbaru menuju Padang.
Kendaraan dapat langsung masuk ke jalan baru ini berawal dari Jembatan Layang 6 pada KM 147. Jembatan ini terhubung dengan Jembatan 5, Jembatan 4 dan Jembatan 3 dan keluar di Lubuk Bangku. Kendaraan kemudian masuk kembali ke jalan lama di KM 146,5. Sedangkan arus lalu lintas dari Padang ke Pekanbaru, tetap memakai jalan lama.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar