Aplikasi antipornografi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyiapkan sejumlah upaya untuk mengantisipasi penyebaran konten pornografi di kalangan siswa didik. Pertama, membatasi sumber konten tersebut. "Sumber-sumber pornois itu (harus) dibatasi," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, di kantor kepresidenan, Jakarta, Selasa, 18 September 2012.
Upaya kedua, Nuh melanjutkan, adalah dengan menekankan kepada anak-anak tentang pentingnya menghindari sumber-sumber konten untuk orang dewasa itu. "Bukan sekedar tidak boleh, tapi harus diisi dengan pola pikir dan kegiatan yang positif," ujar dia. Sementara upaya ketiga, adalah membuat kegiatan-kegiatan yang bisa menghindarkan anak-anak dari perilaku porno.
Menurut Nuh, penyebaran konten pornografi di lingkungan anak didik menjadi masalah yang sangat serius. Soalnya, dampak konten semacam ini tak hanya kepada personal anak saja, tapi juga memiliki beberapa turunan yang mempengaruhi perilaku anak. "Misalkan saja kalau dia (anak didik) sudah kecanduan, padahal belum punya pendapatan, akibatnya pasti menyimpang," ucapnya.
Ia mengatakan, penyimpangan pasti memiliki dampak negatif dari sisi etika dan keagamaan. Sebagai contoh seusai menyaksikan konten porno, anak didik akan mengekspresikannya dan akan terbangun pola ide porno yang kemudian terwujud dalam tindakan. "Muncul pelecehan, muncul perkosaan."
Banyaknya siswa Sekolah Menengah Atas atau sederajat di Surabaya yang menyimpan foto jorok ataupun film porno terungkap dari penelitian lembaga swadaya masyarakat Hotline Pendidikan Surabaya. Survei dilakukan dengan mengambil sampel 12 sekolah di jenjang pendidikan SMA dan sederajat se-Kota Surabaya. Jumlah responden yang disurvei sebanyak 700 siswa, terdiri atas putra 350 dan putri 350.
Dari survei tersebut diperoleh kesimpulan bahwa 100 persen responden memiliki telepon genggam. Sedangkan terkait kepemilikan gambar dan film dewasa diketahui bahwa di 92 persen telepon seluler siswa putra terdapat konten dewasa dan film dewasa, sedangkan untuk siswa putri mencapai 87 persen.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar