Featured Video

Senin, 11 Februari 2013

Isak Tangis Warnai Pemakaman Annisa-Bukittinggi


 Isak tangis mewarnai pemakaman, Annisa Azward (20) mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), yang meninggal setelah melompat dari angkutan kota di Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat Rabu (6/2/2013), pada Minggu (10/2/2013) malam.

Orang tua korban, Aswar dan Eli Helfiza tidak kuasa menahan tangis saat pemakaman almarhum di pemakaman keluarga rawang, Jorong Koto Tuo Balai Gurah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Jenazah korban tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sekitar pukul 17.45 WIB dari Jakarta menggunakan pesawat Garuda. Dari BIM, jenazah korban dibawa dengan mobil ambulan dan langsung dishalatkan di Masjid Jami Al Muslimin Balai Banyak-Balai Gurah.
Sulung dari dua bersaudara, anak dari pasangan Aswar dan Eli Helfiza, Rabu diketahui secara tiba-tiba melompat dari angkot yang ditumpanginya. Akibatnya, kepala Annisa terbentur aspal jalan dan mengalami luka parah hingga akhirnya meninggal dunia.
Korban meninggal dunia, pada pukul 03.00 WIB dinihari di RSUD Koja. Annisa sempat menjalani perawatan sejak terjatuh di Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat.
Annisa Azward mengalami luka di kepala akibat benturan keras, setelah melompat dari angkot U10 yang ditumpanginya justru membawanya berputar-putar di luar jalur angkot yang biasa.
"Annisa sempat dibawa ke Rumah Sakit Koja, Jakarta Utara untuk menjalani perawatan. Akibat luka yang dideritanya cukup parah, Annisa akhirnya meninggal dunia," kata Nofri, paman almarhum.
Menurut dia, kejadian yang menimpa Annisa terdengar sampai di kampungnya pada sore hari usai kejadian. "Masuk Rumah Sakit Rabu sore, langsung dapat kabar di kampung ini, terus dikabari ke ibunya, orangtuanya pun langsung ke Jakarta untuk membawa jenazahnya ke kampung ini agar dapat dimakamkan malam hari ini," ujar dia lagi.
Riri, adik korban mengatakan pada Jumat (8/2/2013), Annisa masih sempat menghubungi dirinya melalui telepon genggamnya. "Kakak berpesan agar saya berhati-hati memilih angkot yang akan ditumpangi jangan sampai mengalami kejadian seperti dialaminya," kata dia.
"Saya sedang menangis, terus ditelepon kakak dan berpesan agar saya rajin belajar, dan kalau naik angkot, berhati-hati dulu baru naik, lihat dulu jangan seperti kakak," ujar Riri menyampaikan pesan korban.
Menurut Riri, seperti disampaikan kakaknya, saat itu kakaknya naik angkot U10 akan ke rumah tantenya Refniathi di Tanjung Priok. "Setiap liburan, Annisa memang kerap berkunjung ke rumah tantenya. Angkot yang dinaiki Annisa tidak melewati rute yang biasanya. Annisa curiga dan minta diturunkan. Namun pengemudi angkot tidak memenuhi permintaan kakak, sehingga kakak memilih nekat meloncat dari angkot itu," kata Riri pula.

s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar