Featured Video

Selasa, 12 Februari 2013

Mancini Menghitung Hari


AFP PHOTO/PAUL ELLIS
Roberto Mancini (Manajer Manchester City)

Tensi tinggi berada di sekitar Roberto Mancini. Pertaruhan jabatannya sebagai Manajer Manchester City dipercaya ditentukan akhir pekan ini.


Menurut Goal, laga Piala FA melawan Leeds United, Minggu (17/2/2013), merupakan kesempatan terakhir Mancini menakhodai The Citizens.

Maklum saja, setelah kalah memalukan 1-3, Sabtu (9/2/2013), posisi Mancini mulai bergoyang. Kian kencang setelah Manchester United menang 2-0 sehari setelahnya. Beda poin kedua tim itu makin merenggang menjadi 12.

Praktis, peluang juara Manchester Biru kian tipis. Setelah trofi Liga Champions dan Piala Liga Inggris hilang, giliran peluang kampiun Premier League yang dibilang Mancini tinggal 10 persen kalau City masih berambisi mengincarnya. Akan lebih realistis kalau kubu Etihad mengalihkan targetnya ke Piala FA. Dan, The Whites arahan Neil Warnock jadi sasaran yang mau tidak mau harus disingkirkan oleh armada Mancini.

Tak ada pilihan bagi manajer berpaspor Italia. Meski akhir musim lalu meneken perpanjangan kontrak untuk lima tahun ke depan senilai 37 juta pounds (sekitar Rp 555 miliar), posisi Mancini tak sepenuhnya aman.

Panasnya kursi Manajer Mancini tertular ke ruang ganti. Tak kurang Edin Dzeko dan Sergio terkena semprot tensi tinggi emosi Mancini, karena dinilainya tampil mengecewakan saat City ditahan 2-2 oleh Liverpool pada 3 Februari lalu.

Akhir pekan lalu, giliran kiper Joe Hart yang terkena "hairdryer" kritik Mancio, akibat tak becus mengantisipasi peluang Southampton dan bola yang nyelonong di antara kedua pahanya langsung disambar Rickie Lambert. Gol dan Hart hanya termangu tak tahu apa yang harus dikatakan. Mancini pun kelabakan.

Bahkan, staf pelatih City dibuat bingung dengan gelaran taktik Mancini dalam beberapa pekan terakhir, terutama di sisi pertahanan sejak cederanya kapten Vincent Kompany.

Pihak klub sudah memantau perkembangan strategi itu sejak Manchester Biru terdepak dari Liga Champions pada musim gugur lalu. Mulai dari sana, Mancini seolah gagal "move-on" dan terjebak dalam kebingungan mencari jati diri permainan City yang sejati. Direktur Sepak Bola City Txiki Begiristain sampai harus mengingatkan pria berusia 48 tahun itu agar meningkatkan performanya pada November lalu.

Dan, seharis setelah dikalahkan Soton, Mancini terbang ke Genoa untuk menyaksikan aksi bekas klubnya, Sampdoria, menghancurkan AS Roma dengan pelatih sementaranya, Aurelio Andreazzoli, dengan skor 4-2.

Apakah itu merupakan langkah antisipasi Mancini, ketika akhir pekan ini gagal meloloskan City dari jeratan Leeds?

s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar