Featured Video

Rabu, 03 April 2013

TDS 2013 SEBENTAR LAGI SUMBAR, MANA PEBALAPNYA?



Helat tahunan pebalap sepeda antarbangsa Tour de Singkarak (TdS) rencananya akan digelar lagi pada bulan Mei mendatang. Insya Allah, tahun ini rutenya bertambah ke Kabupaten Pasaman, Dharmasraya serta Solok Selatan. Itu artinya, pelaksanaannya  tinggal hitungan bulan saja. Setelah empat kali penyelenggaraaan balap sepeda yang sudah masuk kalender organisasi sepeda internasional, maka yang senantiasa menonjol dan ditonjolkan oleh tuan rumah adalah segi pariwisatanya. Sementara segi olahraga prestasi, nampaknya nyaris abai sama sekali.

Tahun sebelumnya, Pengprov ISSI Sumbar kalang kabut juga menjawab pertanyaan pers ketika ditanya target yang ingin dicapai oleh ISSI Sumbar dalam  TdS ini. Jawaban klise tetap saja muncul: sukses menjadi tuan rumah.
Sukses menjadi tuan rumah itu sudah pasti. Dan sukses menjadikan kalender tahunan ini sebagai magnit untuk mengundang wisatawan sudah kita ketahui bersama sebagai target Pemprov Sumbar bersama daerah-daerah ynag dilewati oleh pebalap.
Namun sudah sepatutnya –setelah empat kali penyeleng­garaan— dunia balap sepeda Sumbar jadi bergairah.
Berkaca pada empat kali penyelengaraan ini, belum  ada pebalap nasional maupun lokal Sumatera Barat yang menuai prestasi. Semua prestasi diborong oleh pebalap asing. Walhasil, kita hanya penggembira belaka kalau tidak mau disebut sebagai penonton.
Khusus Sumatera Barat, hanya masuk kategori ‘tuan rumah berprestasi’. Bukan tidak ada pebalap tuan rumah yang ikut dalam helat sepeda dunia ini. Ada. Tapi itulah, prestasi belum kunjung melejit. Padahal dalam hal menguasi medan, menghafal lika-liku jalan, tentu pebalap tuan rumah jauh lebih paham. Apalagi kesempatan untuk berlatih menguasai rute semua etape sangat berpeluang dilakukan oleh pebalap tuan rumah dibanding dengan  pebalap lain.
Dalam hal ini tentu urusan pembinaan prestasi oleh ISSI dan KONI Sumbar menjadi sangat menentukan bagi tercapainya prestasi yang diinginkan. Kita akhirnya memaklumi kalau jawaban dari pihak ISSI Sumbar bahwa untuk pembinaan prestasi sangat ditentukan oleh anggaran yang dibagi oleh Pemprov lewat KONI Sumatera Barat.
Memberi perhatian ekstra kepada ISSI Sumbar oleh KONI dan Pemprov Sumbar adalah hal yang tak dapat tidak. Sekalipun ada pembagian alokasi anggaran yang proporsional (menurut capaian prestasi) tetapi khusus untuk balap sepeda agaknya perlu ada perhatian khusus. Pertama karena cabang balap sepeda pernah jaya di Sumatera Barat. Ada nama Dasrizal, Yoserizal dan Nurhayati yang membawa nama Sumatera Barat dan Indonesia di ajang balap internasional. Untuk alasan melahirkan generasi penerus Dasrizal dan Nurhayati, maka tak ada salahnya memberi ‘bonus anggaran’ kepada ISSI Sumbar.
Yang kedua, alasan logis perhatian lebih untuk ISSI Sumbar lantaran daerah ini menjadi tuan rumah Tour de Singkarak yang Insya Allah akan diselenggarakan setiap tahun. Jika setelah bertahun-tahun penyelenggaraan TdS, prestasi pebalap Sumbar tak kunjung masuk ke papan tengah, apalagi papan atas, tentu akan memalukan juga.
Yang ketiga adalah alasan penyiapan menuju PON. Bukan PON Riau, tetapi PON berikutnya. Karena untuk PON di Pekanbaru, Sumbar tidak berhasil meloloskan pebalapnya.
Sebenarnya sejak beberapa PON terakhir, prestasi balap sepeda Sumbar sudah sangat melorot. Sejak tak ada lagi Nurhayati, praktis balap sepeda Sumbar sepi dari prestasi dan tidak lolos ke ajang Pekan Olahraga Nasional.
Dua tahun silam masalah ini sudah didiskusikan di Padang, ketika akan berlangsung Tour de Singkarak 2011. Kesimpulannya, ISSI didesak untuk membangun prestasi lagi tahun  depan (maksudnya tahun ini)
Dalam diskusi itu ada keluhan bahwa minimnya anggaran, kurangnya intensitas latihan dan kompetisi menjadi salah satu alasan mengapa penampilan pebalap lokal asal Sumbar tidak memuaskan dan minim prestasi di ‘event’ TdS 2010.
Nah, kini setelah tiga tahun diskusi itu, adakah yang berubah dengan prestasi balap sepeda Sumbar? Ternyata tidak. Ke PON Riau pun balap sepeda Sumbar tidak lolos.
Kita tidak tahu bagaimana dalam sepekan ini para pebalap yang disiapkan Sumatera Barat bisa membuat nama besar. Bisa membesarkan hati masyarakat Sumatera Barat dalam TdS ini. Dengan demikian kita tidak sekedar mengelu-elukan pebalap dunia di ajang bergengsi ini, tetapi juga bisa membuat kita naik gengsi. Siapa tahu?
Maka Tour de Singkarak 2013 ini hendaknya menyadi iven yang merupakan permulaan dari penuaian prestasi pebalap lokal. Sangat keterlaluan rasanya, jika kita Sumatera Barat tiap tahun mengundang orang asing ke sini untuk berbalap-ria tetapi kita tidak bisa memetik prestasi dari kegiatan tersebut. Apalagi kini Ketua KONI Sumbar sudah menyusun pengurus baru untuk melanjutkan pemupukan olahraga prestasi di daerah ini. ***

s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar