Featured Video

Selasa, 21 Mei 2013

Efek Domino Kepindahan Mourinho dan Ancelotti pada 3 Raksasa Eropa


Carlo Ancelotti (kiri) dan Jose Mourinho (dailypost)

Tarik-ulur mewarnai kepindahan dua pelatih hebat dunia, Jose Mourinho dan Carlo Ancelotti. Ini juga melibatkan tiga raksasa Eropa, 
ChelseaReal Madrid dan Paris Saint-Germain. Semuanya saling berhubungan. Apa yang sebenarnya terjadi?

Mourinho dan Ancelotti ingin meninggalkan klub mereka. The Special One tak betah lagi di Madrid dan bertekad "pulang" ke Chelsea. Adapun Ancelotti ingin meninggalkan PSG dan menggantikan Mourinho di Santiago Bernabeu. Proses tarik ulur pun terjadi dan efek domino bisa tercipta.

Jose Mourinho

Kita mulai dengan Mourinho. Pria asal Portugal itu itu sudah tak nyaman di Madrid. Hubungannya hancur dengan sejumlah pemain senior seperti Iker Casillas dan Pepe. Ia juga tak akur dengan Presiden Florentino Perez.

Pelatih 50 tahun itu pun berniat angkat kaki. Ia secara terang-terangan mengaku ingin kembali ke Premier League. "Saya ingin berada di tempat, dimana saya dicintai dan diinginkan," ucapnya seperti dilansir Football Espana. 

Ia pun terus dihubungankan dengan Chelsea. Maklum saja, Mourinho punya sejuta kenangan indah di klub itu. Ia pernah melatih Chelsea pada 2004-2007. Saat itu, Mourinho sukses besar dengan memberikan The Blues enam gelar bergengsi.

Chelsea pun siap menyambut kembalinya Mourinho dengan tangan terbuka. Pendukung The Blues begitu bersemangat menyambut sang "Dewa" di Stamford Bridge. Namun, masalah timbul karena Mourinho masih menyisakan kontrak sampai 2016 di Madrid.

Madrid bersedia melepasnya asalkan Chelsea mau membayar uang kompensasi pemutusan kontrak. Menurut Metro, di dalam kontrak Mourinho terdapat klausul rilis sebesar 20 juta poundsterling atau sekitar Rp296 miliar.

Di sinilah bos Chelsea, Roman Abramovich, keberatan. Pria asal Rusia itu merasa sudah mengeluarkan terlalu banyak uang untuk Mourinho. 

Sekedar informasi, saat memecat Mourinho pada 2007, Abramovich harus membayar mantan pelatih Inter Milan itu kompensasi sebesar 18 juta poundsterling atau Rp267 miliar. Intinya, Abramovich masih ragu-ragu untuk memulangkan The Special One. 

Madrid sendiri memang membutuhkan uang dari "transfer" Mourinho. Mereka ingin menggunakan uang itu untuk menebus Ancelotti dari PSG. Ancelotti sudah siap gabung Madrid. Namun, niatnya ini terus dihalangi PSG. 

Carlo Ancelotti

"Saya pikir Ancelotti sudah memiliki pra-kontrak dengan Madrid. Tapi, saya tidak mengharapkan Madrid mendatangkannya saat ini. Mereka akan berada dalam masalah hukum jika melakukan itu," kata Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi, kepada Al Jazeera.

"Saya telah mengatakan kepada Carlo bahwa ia memiliki kontrak yang masih berlangsung dengan kami. Dia menuntut perpanjangan kontrak pada bulan Maret lalu, namun Madrid kini datang memberikan penawaran untuknya. Yang kami lakukan adalah menghormati prinsip-prinsip dan kontrak yang kami miliki dengan Carlo. Kami menghormati komitmen bersama."

Ancelotti masih terikat kontrak dengan PSG sampai akhir musim depan. Meski sempat ngotot mempertahankan Ancelotti, namun PSG belakangan mulai melunak. Mereka sadar tak bisa menahan mantan pelatih AC Milan itu. Apalagi, Ancelotti begitu ngotot ingin pindah ke Madrid.

PSG bersedia "cerai" dengan Ancelotti asalkan Madrid mau membayar kompensasi penuh sisa kontrak mantan manajer Chelsea itu. Sekedar informasi, Ancelotti merupakan pelatih dengan gaji nomor dua terbesar di dunia. Ia memperoleh penghasilan 13,5 juta euro atau sekitar Rp169 miliar per musim. 

"Ada solusi untuk semua orang yang ingin memutuskan kontrak. Negosiasi harus dilakukan untuk memastikan semuanya berjalan lancar," ucap Al-Khelaifi.

Yang jelas, kini lobi-lobi terus dilakukan berbagai pihak. Putaran uang yang besar juga ikut kerkecimpung di dalamnya. Ini wajar mengingat Mourinho dan Ancelotti masuk jajaran pelatih terbaik di planet ini. 

Dalam 13 tahun terakhir, kombinasi Ancelotti dan Mourinho sudah meraih 32 gelar. Rinciannya, Mourinho 20 dan Ancelotti 12. Keduanya juga telah memenangi 4 gelar Liga Champions, yang merupakan prestasi tertinggi di klub Eropa. Menarik kita tunggu bagaimana akhir kisah dari dua pelatih dan tiga raksasa di atas.

s 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar