Featured Video

Sabtu, 08 Februari 2014

Dorna Yakin Honda Tak Akan Tinggalkan MotoGP

AFP/Mohd Rasfan
Beberapa waktu lalu Honda sempat mengancam akan hengkang dari kompetisi MotoGP. Dorna Sports, selaku pemegang hak komersial MotoGP, yakin Honda tak akan merealisasikan ancamannya.

Keresahan Honda berawal dari kebijakan Dorna yang mewajibkan tim-tim peserta untuk menggunakan unit kontrol eletronika (ECU) yang disediakan oleh mereka. Langkah ini diambil dengan tujuan memangkas biaya tim, menyeimbangkan daya saing antar peserta, dan memudahkan pabrikan baru untuk ikut balapan.

Honda, yang telah mengembangkan sistem sendiri, merasa keberatan dengan keinginan Dorna ini. Kalau Dorna tak berubah pikiran, mereka tak segan untuk angkat kaki dari MotoGP.

Oleh karena itu, Dorna akhirnya memberikan kelonggaran kepada tim-tim pabrikan untuk boleh tetap menggunakan sistem elektronikanya sendiri, namun dengan konsekuensi pengurangan jatah bahan bakar. Sementara tim-tim lainnya yang akan tergabung dalam Open Class memakai ECU buatan Magneti Marelli, yang jadi rekanan Dorna.

Tapi, isu ini rupanya terus menggelinding, di mana kembali muncul wacana untuk mewajibkan seluruh peserta menggunakan ECU yang sama mulai tahun 2017 mendatang. Honda pun langsung bereaksi. Mereka, lewat prinsipal tim Shuhei Nakamoto, sekali lagi mengancam akan meninggalkan MotoGP kalau peraturan itu diterapkan.

Dorna yakin Honda tidak akan sampai meninggalkan MotoGP. Mereka juga optimistis bisa menemukan solusi terkait permasalahan ini.

"Pertama-tama saya harus mengatakan bahwa saya punya hubungan baik dengan Shuhei Nakamoto, dan saya mengatakan ini karena saya menyadari itulah yang sedang kita bicarakan," ujar CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta, kepada Motosprint.

"Sejak 1992 saya telah bertemu banyak bos HRC, dan saya punya pemahaman yang bagus dengan beberapa di antaranya dan kurang begitu bagus dengan yang lain. Salah satu pemahaman terbaik yang saya miliki adalah dengan Nakamoto," bebernya.

"Saya yakin kami akan menemukan sebuah kesepakatan," kata Ezpeleta.

"Kami tak akan pernah melewati batasan-batasan kontrak. Namun, pabrikan juga harus memahami situasi ekonomi dan kebutuhan kami terkait tontonan yang kami buat dan kami jual ke seluruh dunia," tambah dia.

"Dia mengatakan opininya dan saya mengatakan opini saya, kami berdiskusi, dan kemudian kami mencoba menemukan solusi bersama," kata Ezpeleta.
s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar