Featured Video

Selasa, 27 September 2011

BEDAH EDITORIAL SINGGALANG DI TVRI SUMBAR


Penjahat, 2 Tahun Gempa, Bandara Perintis
Padang, Singgalang
Bedah editorial Harian Singgalang kembali ditayangkan secara langsung dari TVRI Sumbar, Senin (26/9), mengupas berbagai topik aktual dan faktual yang disajikan Harian Singgalang. Narasumber kali ini, Redaktur Pelaksana Harian Singgalang, Sawir Pribadi. 
Ada beberapa pokok pembahasan yang dibedah oleh pembaca berita TVRI Sumbar, Sherly Zulkarnain mulai dari aksi perampokan yang terjadi di wilayah Sumbar, dua tahun gempa Sumbar, 30 September 2009 hingga rencana pendirian Bandara printis di sejumlah daerah di Sumbar.
Pada kesempatan tersebut, Espe begitu sapaan akrabnya, menyarankan, agar semua pihak tidak boleh lengah dengan keamanan yang ada di sekitar lingkungan masing-masing. Hal itu dimaksudkan supaya, daerah ini tidak terjamah oleh orang-orang luar yang ingin melakukan tindakan perampokan dan berbagai tindak kejahatan lainnya. “Perlu diingat, biasanya daerah yang dirasa aman menjadi tempat pelarian atau persembunyian para penjahat. Bukankah akhir-akhir ini sering terjadi kasus perampokan di Sumbar? Bisa jadi itu dilakukan oleh penjahat-penjahat yang datang dari luar Sumbar. Satu lagi, tiga tersangka pemerkosaan di Jakarta justru tertangkap di Bukittinggi. Ini bukti penjahat memanfaatkan situasi aman di Sumbar,” katanya.
Menurut Espe, para penjahat itu bisa datang dari mana saja. Karena akses dan mobilisasi tidak seburuk dulu. Transportasi ke daerah ini sangat mudah. Sehingga memungkinkan para perampok untuk masuk ke pelosok daerah di ranah Minang. Untuk itu, Sawir mengharapkan kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan di setiap daerah. Demi terciptanya kondisi yang aman dan kondusif.
Diduga biasanya mereka sengaja datang di Sumbar untuk tinggal di ataupun transit. Karena, mereka melihat beberapa kawasan di ranah Minang ini aman. “Apabila ada orang yang mencurigakan datang ke lingkungan tempat tinggal kita, sebaiknya melaporkan ke pihak keamanan,” ucapnya.
Dalam menciptakan kondisi yang aman dan kondusif. Itu adalah tugas semua pihak. Aparat kepolisian bersama-sama dengan masyarakat. Sebab, keberhasilan aparat keamanan tidak terlepas dari bantuan dari masyarakat mengungkap tindakan kejahatan.
Topik kedua yang dibahas adalah dua tahun sudah gempa berkekuatan 7,9 SR meluluhlantakkan Sumbar. Tapi, pasca gempa tersebut masih banyak persoalan yang belum diselesaikan. Salah satunya, pembagian bantuan gempa tahap tiga yang masih menyisakan persoalan yang berkepanjangan.
Disamping persoalan itu, kita harus waspadai adalah letak topografi beberapa kawasan Sumbar. Tak dapat dipungkiri Sumbar merupakan ‘supermarket bencana alam’. Untuk menghadapi itu semua, hendaknya meningkatkan kewaspadaan, dengan menyiapkan jalur evakuasi. Otomatis, dengan adanya jalur evakuasi tersebut kita menyelamatkan nyawa manusia. Seperti, gempa. “Saat ini, jalur evakuasi Alai-By Pass masih belum rampung-rampung juga. Persoalan gantirugi menjadi penyebab keterlambatan pembangunan jalur evakuasi dimaksud.
Selain itu, juga dibahas tentang pelebaran jalan By Pass. Sebab, pusat pemerintah bakal pindah kawasan Aie Pacah. Mau tidak mau, semua orang akan berbondong-bondong untuk menuju ke arah sana. “Sekarang saja, jalan By Pass terasa benar-benar sempit. Macet terjadi setiap hari. Maka, pelebaran dan dua jalur adalah solusinya,” tegas Espe lagi.
Cuma saja, ia mengingatkan Pemko Padang untuk menyelesaikan dulu persoalan ganti rugi bangunan warga. Sebab, sepanjang jalan itu sekarang dipenuhi oleh bangunan, baik bangunan darurat maupun permanen.
“Terkait ganti rugi kita tidak bisa menyalahkan pemerintah kota. Ada mata rantai. Pemko melakukan sesuai dengan koridornya. Sehingga, tidak terjadi polemik di kemudian hari. Jangan terulang kasus pembangunan jalur evakuasi,” kata penulis Palanta Minang ini.
Tak kalah pentingnya, Sawir juga membedah terkait Kabupaten Pasaman Barat memiliki Bandara perintis, maka sudah saatnya sejumlah kabupaten juga mempunyai Bandara perintis. Efek ekonomi Bandara perintis sangat besar. Apalagi, dikaitkan dengan potensi daerah-daerah ujung seperti Dharmasraya, Solok Selatan dan Pesisir Selatan di samping Pasbar.
Saat ini pengerjaan landasan pacu Bandara perintis di Pasbar sudah hampir selesai. Untuk pengoperasinnya, Pemkab Pasaman Barat tinggal menunggu izin dari Dirjen Perhubungan Udara.
Menurutnya, pembangunan Ban dara otomatis berpengaruh positif untuk semua hal. Seperti, efisien waktu dan menarik investor menanamkan modal ke ranah Minang ini.
(304)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar