Featured Video

Rabu, 02 November 2011

Inilah Kakek Tangguh dari Aceh


PADANG - Demi kedamaian Tanah Rencong, seorang kakek bernama Aminin Hamid, 59, rela menghabiskan sisa hidupnya berkeliling Indonesia di jalanan. Dengan bermodalkan sepeda ontel butut miliknya, Aminin telah menempuh ribuan kilo meter dari Sabang hingga Merauke.
“Saya pernah bernazar, jika Aceh sudah damai saya akan keliling Indonesia dengan sepeda,” ujar Aminin saat singgah di Mapolresta Padang, Selasa (1/11) siang.
Dengan nada sedih, bapak tiga anak ini mulai menceritakan kisah hidupnya yang memiriskan akibat konflik yang mendera Aceh selama sekian tahun. Dikatakannya, anak pertamanya meninggal akibat peluru nyasar pada tahun 2003, saat itu konflik masih memanas.
Beberapa hari pasca kematian sang buah hati, sang istri mengalami gangguan kejiwaan. Setiap hari sang istri terus menerus meratapi kepergian anak yang menjadi harapan mereka di masa depan. Tiga bulan kemudian, sang istri ikut dipanggil Yang Kuasa.
Belum kering tanah kuburan sang istri, anak keduanya juga meninggal dunia karena tidak kuat ditinggal sang ibu dan kakaknya. Kini, satu-satunya anak yang masih hidup bersekolah pada salah satu SMA di Aceh, anak itu bernama Muhammad Dahlan.
“Saat kematian istri dan kedua anak saya itu, saya bernazar jika Aceh damai, saya akan berkeliling Indonesia dan shalat di Istana Presiden,” katanya.
Dikatakannya, kedamaian Aceh yang terjadi saat ini membuat riang hatinya. Tidak ada lagi suami yang kehilangan istri, bapak kehilangan anaknya. “Ini bentuk rasa syukur saya,” lanjutnya.

Suka duka di jalan
Selama perjalanan semenjak 20 Juli 2010 dari kilometer 0 Sabang, lima daerah di kawasan Maluku tidak boleh masuk karena faktor keamanan. Pernah satu ketika ia disambut dengan lagu Indonesia Raya, Lagu itu membuat ia makin cinta dengan ibu pertiwi ini.
Saat itu ia melewati daerah Sumbawa Besar, rombongan anak sekolah SMK Pelayaran menahannya beberapa saat. Awalnya ia merasa takut, tapi saat sang saka Merah Putih yang berada di belakang sepeda berkibar, rombongan anak SMK itu langsung hormat dan menyanyikan lagu kebangsaan.
“Saat itu air mata saya langsung menetes, tidak menyangka masih ada anak muda yang begitu cinta dengan tanah airnya,” tutur Aminin.
Selama perjalanan ia juga mengaku banyak mendapat pertolongan dari masyarakat, baik secara moril ataupun materil. Bahkan ada warga yang mencoba menahan ia di rumah mereka, tapi ia tolak karena harus menyelesaikan nazar.
Tapi rasa duka juga menyelimuti perjalanan kakek tangguh ini, ketika ia pernah dirampok di Jatinegara, Jakarta saat berjalan sendirian. Beberapa barang miliknya dibawa lari pelaku, ia tidak bisa berbuat apa-apa karena sudah tua dan pelaku menggunakan sepeda motor.
Ia juga mengaku baru satu kali menukar ban luar sepedanya, namun ban dalam sudah beberapa kali selama perjalanan. Untuk memulihkan kondisi, Aminin mengaku menumpang tidur di Koramil dan Polsek.
“Saya menumpang tidur di Polsek dan Koramil. Kadang-kadang jika hujan turun saya menumpang di tempat yang terdekat, namun alhamdulillah saya sampai saat ini masih sehat saja,” jelasnya.
Meski beberapa kali kehilangan telepon genggamnya, Aminin mengaku selalu mendapat pertolongan dengan dibelikan hp baru oleh petugas Polsek terdekat.
Selama perjalanan ia hanya membawa dua helai baju, itu yang selalu ia pakai secara bergantian. Pernah satu kali baju yang ia pakai robek karena telah lusuh, melihat baju seperti itu ada dermawan yang menyumbangkan bajunya.
Meski telah satu tahun lebih berpisah dengan anaknya, Aminin mengaku tetap berkomunikasi dengan anaknya. Ia ingin anaknya menjadi pelopor perdamaian di Indonesia saat ia besar kelak.
“Saya ingin anak saya menjadi pelopor perdamaian di Indonesia,” jelasnya.
Rencananya Aminin akan melanjutkan perjalanan ke Bangka Belitung dan Kepulauan Riau dalam beberapa hari ke depan. Ia meminta masyarakat mendoakan perjalanannya selamat hingga kembali ke Aceh nantinya.
(Deri Okta Zumi/Guswandi)(Singgalang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar