Featured Video

Sabtu, 12 November 2011

KARYA KOREOGRAFER MINANG MEMUKAU


PEMBUKAAN SEA GAMES
Palembang,  Perhelatan akbar SEA Games XXVI secara resmi dibuka di Palembang pada Jumat (11/11) malam oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Meski diwarnai hujan, upacara pembukaan berlangsung meriah dan spektakuler.

Opening Ceremony SEA Games ini dimeriahkan dengan tarian atau koreografi yang mengisahkan kerajaan Sriwijaya di Asia Tenggara pada abad ke-7 yang melibatkan sekitar 4.500 penari. Tari dikombinasikan tata suara dan cahaya yang apik, serta teknologi multi­media, para penari pun memukau ribuan hadirin di stadion dan juga penonton di televisi.
Namun demikian, di balik kemeriahan dan pencahayaan yang spetakuler itu, siapa nyana, salah seorang dari lima koreografer atau penata tari untuk opening ceremonyadalah orang awak. Koreografer itu adalah Hartati,  perempuan, yang dilahirkan di Jakarta tetapi dibesarkan di tanah asalnya Muaro Labuah, Solok Selatan, Sumatra Barat. Saat ini Hartati mengajar koreografi di Jurusan Tari IKJ.
Sejak kecilnya ia telah masuk sanggar tari. Lulus SMP Hartati masuk SMKI Padang mengambil Jurusan Tari dan memperdalam teknik tari Minang.
Tahun 1986 ia melanjutkan studi di Jurusan Tari Institut Kesenian Jakarta mempelajari tari-tarian daerah lain: Jawa, Bali, Sunda, Melayu, dan Aceh. Di IKJ ia bergu­ru pada Retno Maruti, Wiwiek Sipala, dan Sentot Sudiharto dan menjadi asisten tari Minangkabau bagi Tom Ibnur dan Deddy Luthan. Di IKJ pula ia belajar koreografi dari Sardono W. Kusumo, Farida Oetoyo, Yulianti Parani dan generasi koreo­grafer yang lebih muda seperti Boi G. Sakti dan Sukarji Sriman.
Tahun 1987 Hartati bergabung dengan kelompok Gumarang Sakti pimpinan (alm) Gusmiati Suid sebagai penari.
Hartati, satu dari lima koreografer yang digandeng panitia SEA Games, mendapatkan dua bagian penampilan karya koreografi itu.
Sementara total penari yang dilibatkan dalam opening dan closing ceremony SEA Games dari kelima koreografer sekitar 10 ribu orang. Untuk properti tari, ada 12 item yang dikerjakan dengan total 11 ribu space.
Hartati sendiri dalam koreografi bagian pertama menceritakan sejarah Sungai Musi sejak awal kedatangan orang, lalu masa bercocok tanam, hingga seperti sekarang. Sedangkan tarian kedua, konsepnya lebih modern dan multimedia. Sehingga lebih minim menggunakan properti, tapi lebih kepada permainan peralatan pendukung yang canggih, termasuk lighting.
Ditutup degan Lagu SBY
‘Bersatu dan Maju’, lagu ciptaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bergema di acara pembukaan di Stadion Gelora Sriwijaya. Lagu itu menjadi penutup acara pem­bukaan SEA Games.
Lagu yang muncul dalam album bertajuk “Harmoni” tersebut dinya­nyikan oleh bintang Indonesian Idol Joy Tobing. Di podium VVIP, SBY tampak asyik menyimak suguhan penampilan Joy. Sementara, Ibu Negara Ani Yudhoyono sibuk memotret dengan kameranya.
Acara pembukaan diawali dengan parade atlet mengelilingi stadion, acara kemudian berlanjut dengan pertunjukkan seni musik dan tari khas Sumatera Selatan dan Betawi.
Setelah disuguhi tarian, para atlet dan ofisial peserta SEA Games pun menyimak pidato dari Ketua Umum KONI Pusat sekaligus ketua panitia SEA Games Rita Subowo. Menpora Andi Mallarangeng dan Presiden SBY juga ikut me­nyam­paikan sambutan.
Acara dilanjutkan dengan serang­kaian pertunjukan tari kolosal yang melibatkan sekitar 4.500 penari. Mengusung tema sejarah Kerajaan Sriwijaya dan terbentuknya nusantara, pertunjukan selama satu jam ini sukses memukau ribuan penonton yang hadir.
Saat parade kontingen peserta SEA Games hendak dimulai, hujan gerimis mulai mengguyur Gelora Sriwijaya. Meski begitu, acara pembukaan tetap berlanjut.
Parade kontingen peserta SEA Games mendapat sambutan sangat meriah dari penonton. Puncaknya adalah saat kontingen Indonesia muncul di penghujung parade. Seisi stadion bersorak dan mengelu-elukan rombo­ngan atlet dan ofisial ‘Merah Putih’.
Dalam sambutannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berha­rap ajang SEA Games ini bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa-bangsa Asia Tenggara di mata dunia internasional.
Selanjutnya, acara yang paling dinanti pun tiba, yakni penyalaan api kaldron. Yang membuat prosesi ini makin menawan adalah cara penyalaannya oleh mantan ratu bulutangkis Indonesia, Susi Susanti.
Dari tengah lapangan, Susi meman­jat kapal Sriwijaya, lalu dia terbang menuju kaldron sambil membawa tombak yang di ujungnya menyala api SEA Games. Di bagian akhir, peraih medali emas Olimpiade 1992 ini melemparkan tombaknya dan menyala-lah api di kaldron. (h/sal/ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar