Featured Video

Jumat, 30 Desember 2011

Bela Diri Unik dari Saning Bakar


SOLOK - Daerah Saning Bakar Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, disamping kaya dengan keindahan alam dan hasil danaunya juga mempunyai suatu seni beladiri yang terbilang cukup unik. Karena beladiri ini disamping tidak diperbolehkan untuk dipakai dalam pertandingan olah raga bela diri juga tidak semua orang akan bisa leluasa mempelajarinya kalau orang itu tidak mempunyai moral serta mental yang bagus. Ilmu beladiri yang satu ini diciptakan hanya untuk bertarung sekaligus mematikan lawan. 


Salah satu contohnya adalah dalam segi pemanasan yang dilakukan oleh para murid dari perguruan tersebut, mereka pada umumnya menggunakan alat seadanya seperti batu, bangku, rotan bahkan juga juga memakai tali. Latihan yang mereka lakukanpun juga dengan berbagai macam gaya, kadang-kadang terlihat seperti teknik yang dilakukan oleh seorang jago kunfu, seorang samurai bahkan bergaya seorang pesilat tradisional. 

Dalam latihanpun mereka terlihat tidak tanggung-tanggung, ada yang latihannya dengan jungkir balik, tendang sana tendang sini bahkan bersilat dengan menggunakan beban berat serta seutas tali, tombak dan pedang. 

Menurut Beni Harianto Sanjaya atau lebih akrab dipanggil Buya Beni yang merupakan guru dari perguruan ini mengatakan, beladiri yang ia ajarkan ini adalah gabungan dari beberapa ilmu seni beladiri yang telah ia pelajari sebelumnya seperti, Taichi, Whusu, Kalaifayat serta beberapa ilmu beladiri tradisional lainnya. 

Dikatakan Buya Beni, ia mulai menggabungkan beberapa seni beladiri tersebut sejak tahun 1973 dan pernah mensosialisasikannya kepada beberapa orang muridnya semasa ia belajar di Australia, akan tetapi saat ini ia tidak mau lagi mengajarkannya kepada sembarangan orang karena dalam beladiri yang ia berikan itu pada umumnya jurus-jurusnya sangat berbahaya karena banyak tertuju kepada titik-titik kelemahan lawan seperti halnya leher. 

“Saya menciptakan beladiri ini disamping untuk menjaga diri juga untuk menjaga keluarga, bangsa dan Negara, beladiri ini cocoknya untuk bertarung bahkan untuk perang, disamping berbahaya juga sangat mematikan,” jelasnya kepada padangmedia.com, MInggu (22/11). 

Saat ini murid yang telah belajar ilmu beladiri ini menurut Buya Beni sudah generasi ke 5 sejak ia sebarluaskan atau sudah sekitar 1500 orang murid yang telah tersebar keberbagai daerah di Indonesia. Ketika ditanyakan nama dari perguruuan yang dipimpinnya itu sang gurupun hanya tersenyum karena ia sendiri belum mempunyai sebuah nama yang pasti bagi perguruan yang dipimpimnya itu. (gar) padangmedia.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar