Featured Video

Senin, 12 Desember 2011

PENGUNJUNG KIAN MEMBLUDAK - WISATA BUKITTINGGI


BUKITTINGGI, Mengingat keberadaan Kota Bukittinggi yang kian sempit, padat tak terkendali, pemerintah kota wisata itu kini tengah berupaya mencari solusi untuk mengatasi berbagai akibat yang ditimbulkan, dari perkembangannya sebagai ikon pariwisata.

Sebab, sebagai kota yang dikenal menjadi pusat kun­jungan wisatawan di Sumatera Barat, jumlah pengunjung selalu meningkat. Sementara objek wisatanya tak pernah pernah bertambah, sehingga objek wisata Jam Gadang dan Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) yang berlokasi di Pasar Atas, selalu  menjadi tumpuan pengunjung.
“Kian membludaknya ting­kat kunjungan dari waktu ke waktu, mengakibatkan tidak ada lagi tempat parkir yang repre­sentatif bagi pengunjung untuk memarkirkan kendaraannya dengan nyaman. Untuk menga­tasi problem ini, tahun 2012 mendatang Pemko Bukittinggi akan  segera membangun lokasi parkir berlantai empat di lahan eks kantor Kehu­tanan,” ungkap ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis PU) Bukittinggi Ir. H. Zet Buyung kepada Haluan, Minggu kemaren.
Sedangkan untuk memecah konsentrasi pengunjung yang selama ini tertumpu di kawasan Jam Gadang, tahun 2012 mendatang Pemko Bukittinggi juga berencana mengem­bang­kan objek wisata bersejarah Rumah Kelahiran Bung Hatta yang berada di Jalan Soetta Pasar Bawah dengan memba­ngun kawasan wisata hijau di areal kosong yang terdapat di belakang rumah tersebut.
Demikian juga perkem­bangan­nya sebagai kota perda­ga­ngan, lanjut Buyung, teru­tama keberadaan Pasar Bawah, selain tak mampu menampung para pedagang, lebih dari itu juga sudah tak mampu lagi menampung  pendatang. Se­hingga jalan raya Soekarno – Hatta, tepatnya di sepanjang Banto Trade Centre (BTC) telah berubah fungsi menjadi lokasi tumpukan pedagang, pembeli, dan berbagai kenda­raan yang susah dikendalikan.
Untuk mengatasi kesem­rawutan yang tak berkesudahan ini, lanjutnya, pemerintah kota pada tahun 2012 mendatang juga akan membangun gedung pusat perbelanjaan pasar tra­disional di lokasi Pasar Bawah yang sekarang. Dalam bangu­nan berlantai empat itu seka­ligus dibangun kawasan perkar­kiran yang representatif di bawahnya.
“Kini kita tengah mema­tangkan rencana itu bersama konsultan lokal dan nasional di Hotel Nikita. Berapa dana yang akan ditelan belum dibi­ca­rakan dalam pembahasan, karena masih terpusat pada rencana tata ruang dan lingku­ngan,” jelasnya. Menjelang tutup tahun 2011, rekanan juga telah mengerjakan sejumlah proyek yang harus selesai sebelum 28 Desember 2011 mendatang, terutama pembaruan trotoar dan drainase. Sehingga ke depan, setiap kali diguyur hujan, Kota Bukittinggi diharapkan tidak lagi menjadi kota kumuh,” tambah Buyung. (h/rdw)HALUAN 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar