Featured Video

Selasa, 10 Januari 2012

Dua Kaki Zulfami Akhirnya Ditemukan-Payakumbuh


WABUP BANTU KORBAN LONGSOR
PAYAKUMBUH, Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs. Asyirwan Yunus menyerahkan bantuan spontan Pemkab Lima­puluh Kota, terhadap keluarga dua korban longsor Ngalau Batu Kapur, di Ngalau Kaciak, Jorong Parak Lubang, Nagari Tanjung Gadang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Senin (9/1) kemarin.

Bantuan untuk Zulfahmi (49), warga jorong Bulakan, Tanjung  Gadang, yang meningggal dalam kondisi tubuh yang tidak utuh, diterima isterinya Ernida (56), di rumah duka di Jorong Bulakan. Sebelumnya, bantuan untuk Khaidir (58) warga jorong Parak Lubang Na­gari Tanjung Gadang, diserahkan se­waktu membezuknya di Rumah Sakit Umum Adnan WD Pa­ya­kumbuh.
Peristiwa longsor ngalau batu kapur di Ngalau Kaciak Jorong Parak Lubang Nagari Tanjung Gadang yang memilukan ini terjadi Sabtu (7/1) sekitar pukul 16.30 Wib. Kedua korban saat itu sedang melaksanakan kegiatan penam­bangan batu kapur. Zulfahmi alias Cun, semula ditemukan dalam kondisi tanpa kaki.
Namun beberapa saat kemudian, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Karang Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan ratusan warga yang melakukan pencarian dengan dibantu alat berat Dinas Pekerjaan Umum, kedua kakinya itu juga ditemukan. Sehingga je­nazah Zulfahmi langsung die­vakuasi ke RSUD Adnan WD Paya­kumbuh, menggunakan ambulans milik pemerintah daerah.
Evakuasi jenazah pria penggali batu tersebut, dilakukan untuk mencocokkan dengan separuh bagian tubuh yang sebelumnya sudah berhasil ditemukan. Setelah dipas­tikan cocok, jenazah akhirnya dimasukkan ke dalam peti. Kemu­dian dipulangkan ke Nagari Tanjung­gadang untuk dimakamkan pihak keluarga bersama masyarakat.
“Dengan ditemukannya jenazah Zulfahmi, berakhir sudah proses pencarian korban reruntuhan Ngalau Kaciak,” ujar Sekkab Limapuluh Kota Resman Kamars merangkap Kepala Ex-Officio Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota kepada wartawan di Kabupaten Limapuluh Kota.
Resman memastikan, biaya pengobatan ataupun evakuasi jenazah 2 korban runtuhnya Ngalau Kaciak, ditanggung pemerintah daerah. Sebelumnya, pihak keluarga korban, terutama keluarga Khaidir, 60, yang mengalami putus jemari kaki kanan akibat dicabik batu, memang sangat mengkhawatirkan biaya pengobatan selama di rumah sakit.
Terpisah, Camat Lareh Sago Halaban Yatmiko, Kapolsek Luak AKP Sayuti Bay, serta pejabat BPBD Limapuluh Kota Eddy dan Fir­mansyah mengatakan, sepasang kaki milik  Zulfahmi, ditemukan tertimbun batu kapur sedalam hampir 2,5 meter.
Begitu ditemukan, sepasang kaki atau bagian bawah tubuh Zulfahmi langsung dievakuasi oleh petugas BPBD, Tagana dan masyarakat.  “Saat kita angkat, bagian kaki itu sudah remuk. Pihak keluarga nam­paknya merelakan,” ujar Ef Sunguik dan Cimeng, dua anggota Tagana yang ikut membantu proses eva­kuasi.
Ngalau Kaciak, Paraklubang, Nagari Tanjuangadang yang meru­­pakan lokasi penggalian batu kapur untuk pondasi bangunan, dilaporkan runtuh pada Sabtu (7/12), sekitar pukul 16.00 WIB. Peristiwa runtuhya Ngalau Kaciak, terjadi bersamaan dengan guyuran gerimis.
Akibar reruntuhan Ngalau Ka­ciak yang mencapai 500 kubik, satu dari 7 penambang, yakni Zulfahmi alias Cun meninggal di tempat kejadian. Sedangkan 1 orang lainnya, yaitu Khaidir, terpaksa dirawat di rumah sakit. Setelah kejadian tersebut, ribuan warga di Kecamatan Lareh Sago Halaban, silih berganti mendatangi lokasi kejadian.
Tokoh masyarakat Lareh Sago Halaban Ferizal Ridwan me­nga­takan, runtuhnya Ngalau Kaciak  peristiwa kedua sejak tahun 1980-an. “Tahun 1980-an, pernah pula Ngalau itu runtuh mengakibatkan putusnya kaki seorang warga. Tapi, warga itu sempat bertahan hidup selama hampir 11 tahun,” ujarnya. (h/mus)haluan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar