Featured Video

Kamis, 23 Februari 2012

14 TAHUN BERSAMA ULAR “PUNGUIK” PHYTON


Punguik tampak melingkar di dekat kursi. Matanya terpejam. Talungguak bak katiding. Punguik adalah nama ular jenis Phyton milik satu keluarga. Keluarga itu terlihat akrab dengan Punguik.

Begitulah. Penghuni rumah salah satu keluarga di Pasir Jambak, Kelurahan Pasie Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah Kota, Padang, memang sedikit berbeda dari penghuni rumah lainnya. Satu keluarga ini begitu unik karena di antara penghuni rumah ternyata hidup seekor ular jenis Phyton yang bebas berkeliaran di tengah rumah dan bermain dengan penghuni rumah lainnya.
Sang kepala keluarga, Amin (50) mengatakan, ular yang diberi nama Punguik ini telah hidup bersama keluarganya selama 14 tahun. Semenjak sebesar telunjuk hingga sebesar sekarang yang panjangnya  mencapai 5 meter dan berat 50 kg.
“Saya sangat suka memelihara binatang, saat memutuskan memelihara ular, saya memang sengaja masuk ke dalam hutan dan memilih ular mana yang dapat dibesarkan dan dipelihara.
Untuk mencari ular ini, saya berkelana di hutan selama 3 hari tahun 1998 silam,” kata Amin kepada Haluan, Rabu (22/2).
Ular yang diberi nama Punguik ini diberi kandang seluas 4x4 meter di samping rumah, tetapi sering kali ular ini memilih berkeliaran di tengah rumah dan bermain bersama keluarga amin.
“Ular ini sering bermain di tengah rumah dan bermain dengan anak dan istri saya.  Padahal saya sudah menyediakan kandang untuk­nya di samping rumah,” katanya.
Amin mengatakan sehari-hari anggota keluarga sering membawa Punguik bermain di tengah rumah maupun keluar rumah.
“Punguik yang telah dipelihara semenjak kecil ini telah jinak dan tidak berbahaya lagi, sehingga saya membolehkan anak saya untuk bermain bersama Punguik.  Bah­kan pernah sekali anak saya memasukkan Punguik ke dalam tas dan membawanya ke sekolah,” kata Amin mengisahkan.
Ditambahkannya, masyarakat di sekitar juga sudah tahu bahwa salah satu penghuni rumah ini adalah ular Phyton. “Kadang-kadang masyarakat banyak yang datang ke rumah untuk melihat Punguik dan memberikan seddikit bantuan untuk membeli makan­nya,” cerita Amin.
Dijelaskannya, pengeluaran tambahan untuk menyediakan makanan Punguik, Amin mengaku tidak mengalami kesulitan karena Punguik hanya makan sekali sebulan. Untuk sekali makan, Punguik menghabiskan 4 ekor ayam.
“Untuk menandakan ia lapar atau tidak, dilihat dari kebia­saannya.
Jika mau minta makan, biasa­nya Punguik sering menempel dan melingkarkan tubuhnya ke badan saya. Apabila sudah seperti itu, saya akan memberinya makan,” terang Amin.
Walaupun memelihara bebe­rapa binatang ternak, Amin mengaku selama ini Punguik tidak pernah menyerang atau memangsa ternak lain yang ada di rumah. “Mungkin karena telah lama bersama kami. Jadi sifat agresif untuk menyerang binatang ternak lain didalam rumah tidak ada lagi. Karena sering memarahi punguik kalau menerkam ternak lain dengan cara tidak memberi makan atau menguncinya di kandang yang kecil,” kata Amin. (Laporan Hajra­fiv Satya Nugraha dan Haswandi)http://www.harianhaluan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar