Featured Video

Kamis, 23 Februari 2012

Bukittinggi Kota Menarik Bagi Pengemis


Kota Bukittinggi setiap hari didatangi pengemis dengan beragam alasan. Pengemis berasal dari luar kota Bukittinggi.
BUKITTINGGI, Banjir pengemis sudah menjadi pemandangan biasa di Tanah Air tanpa kecuali di Kota Bukittinggi. Beberapa orang pengemis masih terlihat di Kota Bukittinggi. Mereka tidak hanya mangkal di sepu­tar trotoar Istana Bung Hatta, tapi juga di Pasar Bawah dan beberapa tempat lainnya yang banyak keramaian.

Salah seorang pengemis di pendakian monumen Bung Hatta, Zurniati yang mengaku datang dari Batusangkar ketika dikonfirmasi, Rabu (22/2) mengatakan, pekerjaan mengemis telah ia jalani selama 2 tahun karena diter­lantarkan oleh suami.
“Saya tidak memiliki sa­nak saudara yang mempe­dulikan nasib saya, mengemis ini saya lakukan untuk me­menuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” kata ibu paruh baya itu sambil menangis
Ia mengakui sudah tak bisa melakukan pekerjaan lain lagi dengan kondisinya sekarang. “Saya hanya bisa meminta-minta untuk menda­patkan rezeki dari kederma­wanan para pengunjung yang datang,” katanya getir.
Dari pantauan beberapa tempat di Bukittinggi, terlihat hanya tujuh sampai delapan orang pengemis.
Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Bukit­tinggi, Salman ketika ditemui, Rabu siang menjelaskan, pe­nertiban dan pembinaan sudah sering dilakukan, na­mun pihaknya sulit menga­wasi pengemis yang telah dibina dan ditertibkan namun kembali lagi ke Bukittinggi.
“Setiap dilakukan pengem­balian pengemis ke daerah asal, kita tidak bisa menjamin pengemis tak kembali lagi ke Bukittinggi,” jelas Salman.
Salman bersyukur karena tidak ada warga Bukittinggi yang melakoni profesi itu. Setidaknya dapat diketahui ketika dilakukan penertiban, mereka dari luar Kota Bukit­tinggi semua.
Menurut Salman, sejak tahun 2010 lalu, Pemko Bukit­tinggi memberi bantuan Rp300 ribu per bulan kepada penderita cacat berat dan lansia miskin, dana yang berasal dari APBD Kota Bukittinggi bertujuan untuk meringankan beban mereka yang memiliki keterbatasan dalam hidup.
“Bantuan dana Rp300 ribu bertujuan mengurangi jumlah pengemis khusus warga Kota Bukittinggi, sehingga dapat memanfaatkan dana untuk memenuhi kebutuhan, dan menjalankan usaha tanpa meminta-minta,” kata Sal­man.
Ia menambahkan, bantuan Rp300 ribu perbulan bagi penerima cacat berat dan lansia miskin tahun 2010 lalu tercatat sebanyak 238 orang. Di tahun 2011 lalu, jumlah penerima tidak jauh beda dengan jumlah tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2012 ini, sebanyak 260 orang. bantuan kesejahteraan yang diberikan merupakan kegia­tan rutin tiap tahun yang dilakukan Pemko Bukittinggi. Tujuannya agar mereka tidak bekerja sebagai pengemis lagi.
“Kami juga telah mem­bekali mereka dengan kete­ram­pilan ber­wirausaha. Se­perti pelatihan di bidang perbeng­kelan, industri, dan perbaikan alat-alat elektronik bagi usia angkatan kerja,” kata Salman. (jon/mg2)http://www.harianhaluan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar