Featured Video

Rabu, 15 Februari 2012

Iran Tak Tunduk pada Ancaman Perang Barat


AFP PHOTO/ATTA KENARETentara Iran berpartisipasi dalam acara peringatan 33 Tahun Revolusi Islam Iran di Lapangan Azadi (Kebebasan) di Teheran, Sabtu (11/2/2012).


TEHERAN, Seorang komandan senior Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), Selasa (14/2/2012), mengatakan Iran takkan tunduk pada ancaman perang atau sanksi ekonomi Barat, demikian laporan media lokal Press TV.

"Ancaman terhadap Iran takkan berhasil dan rakyat (Iran) takkan menyerah pada penindas gara-gara sanksi (Barat)," kata Brigadir Jenderal Hossein Salami.
Seorang lagi komandan IRGC, Selasa, mengatakan jika Israel menyerang Iran, maka negara Yahudi tersebut akan menghadapi konsekuensi parah dari "pembalasan yang mengerikan", kata Press TV.
Iran itu memiliki kemampuan militer dan kekuatan yang berlimpah untuk membalas setiap ancaman terhadapnya sehingga Amerika Serikat serta Israel tak berani melancarkan serangan militer terhadap Iran, kata Kepala Departemen Hubungan Masyarakat IRGC Letnan Jenderal Ramezan Sharif sebagaimana dikutip.
Ia juga mengatakan setiap serangan militer terhadap Iran akan memiliki konsekuensi mengerikan yang tak terbayangkan bagi Washington dan semua sekutunya, demikian laporan Xinhua.
Sementara itu, Kepala Staf Umum Militer Rusia Nikolai Makarov, Selasa, mengatakan Iran "bukan duri dalam daging" bagi sebagian negara, dan semua negara mungkin "membuat keputusan" mengenai Iran dalam waktu dekat.
"Saya kira satu keputusan akan dibuat paling lambat pada musim panas," kata Makarov, tanpa memberi perincian mengenai apakah ia merujuk kepada serangan militer.
Ketegangan antara Iran dan Barat bergolak, saat Barat menuduh Teheran berusaha membuat senjata nuklir melalui program pengayaan uraniumnya, tuduhan yang ditolak dengan tegas oleh Republik Islam tersebut.
Amerika Serikat dan sekutu Eropanya telah memperluas sanksi terhadap Iran hingga membidik ekspor minyaknya, jalur kehidupan ekonomi negara Persia itu.Tindakan tersebut memicu ancaman dari Iran untuk menutup Selat Hormuz, salah satu jalur paling penting bagi pengiriman minyak di dunia.
Washington Post, mengutip keterangan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta awal Februari, melaporkan Israel "mungkin menyerang" Iran paling cepat pada musim semi.
http://internasional.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar