Featured Video

Minggu, 11 Maret 2012

KILAUAN MANINJAU


Kabut pagi menyapa perja­lanan nan berliku saat me­nuruni Kelok 44 di Maninjau, Kabupaten Agam. Pantulan sinar ma­tahari pagi mem­percantik permukaan Danau Maninjau yang terlihat begitu tenang dari dataran tinggi kelok 31.

Dinding-dinding terjal perbukitan yang mengelilingi tepian danau menambah kesan eksotik. Danau yang berjarak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang, 36 kilo­meter dari Bukittinggi, 27 kilometer dari Lu­buk Basung, ibu­kota Kabupaten Agam ini meru­pakan danau vul­kanik di ketinggial 461,50 meter di atas permukaan laut. Dari Kota Padang, per­jala­nan bisa ditempuh sekitar tiga jam.
Luas Maninjau sekitar 99,5 km persegi dan memiliki kedalaman maksimum 495 meter. Legenda setempat menyebutkan cekungan danau terbentuk karena letusan gunung yang bernama Sitinjau. Hal ini dapat terlihat dari bentuk bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti din­ding. Dari legenda di Ranah Minang juga disebutkan, keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan.
Danau Maninjau meru­pakan sumber air untuk sungai bernama Batang Sri Antokan. Di salah satu bagian danau yang merupakan hulu dari Batang Sri Antokan terdapat PLTA Maninjau. Puncak tertinggi diperbukitan sekitar Danau Maninjau di­kenal dengan nama Puncak Lawang. Untuk bisa mencapai Danau Maninjau jika dari arah Bukittinggi maka akan melewati jalan berkelok-kelok yang dikenal dengan Kelok 44 sepanjang kurang lebih 10 km mulai dari Ambun Pagi sam­pai ke Maninjau.
Danau ini tercatat sebagai danau terluas kesebelas di Indonesia. Sedangkan di Su­ma­­tera Barat, Maninjau merupakan danau terluas kedua setelah Danau Sing­karak yang memiliki luas 129,69 km persegi.
Sebagai lokasi wisata air, memang belum banyak fasi­litas yang di­hadir­ka­n di danau ter­besar kedua di Sumbar ini. Namun yang ingin berolahraga sambil berwisata, beberapa penduduk kini membangun usaha penyewaan sepeda. Cukup membayar sekitar Rp20 ribu, pengunjung bisa menyewa sepeda gunung un­tuk memulai petualangan mengelilingi danau. Turis mancanegara kerap meng­gunakan jasa ini untuk me­menuhi keinginannya menge­lilingi danau.
Setelah penat bersepeda, kolam pemandian air panas di Kecamatan Tanjung Sani, akan menyegarkan kembali tubuh setelah seharian ber­sepeda mengelilingi danau. Lokasi pemandian ini masih alami. Siapa pun bisa menik­mati kolam kecil yang terletak di pinggir jalan raya Maninjau.
Di malam hari, Maninjau terasa ‘kian hangat’ meski cuaca dinginnya menusuk tulang. Sejumlah cafe akan menawarkan aneka minuman dan makanan ala Eropa, atau sekadar minum segelas ko­pi.(h/rivo septi andries/vvn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar