Featured Video

Rabu, 27 Juni 2012

TERBIASA MENERIMA JANJI - WARGA PINTU GABANG DAN KAMPUNG UBI





Predikat daerah teriso­lir, sepertinya tidak hanya disandang oleh Kampung Sungkai, RT 03 RW 02. Sebutan sebagai daerah tertinggal, kiranya juga layak ditujukan untuk Kampung Pintu Gabang dan Kampung Ubi, Kelurahan Lambung Bukik, Kecamatan Pauh Kota Padang.

Kondisi kedua kampung itu, tidak jauh berbeda dengan Kampung Sungkai, yang dibe­ritakan Haluan Senin (25/6). Kampung itu tidak tersentuh yang namanya aliran listrik, pembangunan infrastrukturnya pun sangat minim.
Bahkan, untuk sampai ke kampung tersebut, warga terpaksa meniti pengikat jembatan yang telah hancur. Padahal, daerah itu adalah perkampungan binaan Uni­versitas Andalas (Unand), dan PT. Semen Padang.
Seperti disampaikan seo­rang warga Pintu Gabang RT 03 RW 03 Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Enek (80) mengatakan, kondisi jalan, dan aliran listrik yang tidak ada, telah dirasakan oleh warga sejak berdirinya per­kampungan. Parahnya lagi, akses jembatan untuk menuju perkampungan telah hancur.
“Akses jalan yang tidak aspal, dan jembatan yang hancur, telah dirasakan warga ratusan tahun yang lewat. Padahal, tahun 1918, peme­rintah telah membangun pembangkit lisrtik tenaga air di hulu kampung ini.
Apa daya, daerah kami yang di­pakai untuk pembang­kit lis­trik, namun orang lain yang menikmati hasilnya,” ujarnya sam­bil meneteskan air matanya.
Ia menambahkan, anak yang pergi ke sekolah setiap paginya, harus berani meniti tali jembatan, agar bisa pergi ke sekolah. Bahkan tidak jarang, anak-anak tersebut, jatuh ke dalam sungai.
“Setiap pagi, anak-anak harus memberanikan diri untuk meniti tali jembatan. Kalau tidak, mereka tidak akan bisa pergi ke sekolah. Karena, kalau menyeberangi sungai sangat dalam,” katanya.
Begitu juga dengan penje­lasan Rabbanis (60), warga RT 04 RW 03 Kampumg Ubi. Ia mengatakan, pihak terkait yang mengelola kampung telah beberapa kali berjanji, untuk membangun daerahnya. Na­mun, sampai saat ini  belum juga dirasakan oleh warga.
“Hanya janji saja yang kami terima, pembangunan tidak pernah kami rasakan. Kami hanya rakyat biasa, tidak bisa melakukan apa-apa,” katanya.
Ketua RT 04 RW 03 Kam­pung Ubi, Ami me­ngaku, kondisi daerahnya jauh dari pemba­ngunan seperti daerah lain di kota Padang. Itu telah dira­sakan sebanyak 38 kepala keluarga (KK), yang tinggal pada dua perkampungan tersebut.
“Kami telah ratusan kali menagih janji yang telah di­ucapkan pihak terkait, namun mereka hanya mem­berikan harapan saja, tanpa melakukan pergerakan. Pa­dahal, perkam­pungan ini telah mereka akui sebagai binaan mereka. Mung­kin mereka hanya ingin me­naikkan nama saja,” ujarnya.
Warga berharap, pihak terkait segera memenuhi jan­jinya, yaitu melakukan pemba­ngunan, dan memaju­kan pereko­nomian warga. Tidak hanya itu, hendaknya pemerintah segera memberi­kan bantuan, tanpa menunggu pihak lain yang mela­ku­kannya. (h/cw-wis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar