Featured Video

Kamis, 05 Juli 2012

KELOK SEMBILAN DIBUKA SAAT LEBARAN-ANTISIPASI KEPADATAN LALU LINTAS



Jika tak ada aral melintang, jalan layang Kelok Sembilan akan dibuka untuk umum saat Lebaran mendatang, terhitung sejak H-7 hingga H+7.

Diharapkan kepadatan arus lalu lintas pada ruas jalan Sumbar-Riau saat mudik Le­baran, dapat diurai.
Setelah Lebaran, jalan kem­bali ditutup. Sebab pekerjaan tahap II berupa pembangunan jembatan 1 dan jembatan 2 di dekat Lubuk Bangku, kembali dilanjutkan. Kementerian Peker­jaan Umum tidak mau ambil risiko. Karena bila kendaraan dibolehkan tetap melintas saat pekerja tengah sibuk bekerja, dikhawatirkan akan menim­bulkan kecelakaan yang dapat meru­gikan kedua belah pihak.
Kepala Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Pemu­kiman Sumbar, Ir. Suprapto kepada Haluan Rabu (4/7) di Padang mengatakan, masyarakat Sumbar dan juga Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi memang sangat berharap jalan layang Kelok Sembilan segera dapat digunakan. Permintaan itu harus diusulkan dulu ke Kementerian PU. Sebab pihak kementerian justru me­nginginkan pekerjaan fisiknya dituntaskan dulu.
“Menteri PU waktu ke Sum­bar beberapa waktu lalu meminta agar diselesaikan dulu seluruh pekerjaan fisiknya, kemudian baru digunakan. Tetapi karena masya­rakat mendesak agar segera digunakan, maka kita ajukan usulan untuk peng­gunaannya saat lebaran saja. Kebetulan saat itu para pekerja ju­ga tengah libur,” kata Suprapto.
Jalan itu rencananya akan digunakan sebagai jalur searah saja. Sedangkan untuk arah berlawanan menggunakan jalan lama. Untuk itu pekan depan, pihaknya bersama Dinas Per­hubungan dan aparat kepolisian akan memasang sejumlah ram­bu-rambu lalu lintas dan lampu penerangan jalan.
Rambu-rambu itu dian­tara­nya larangan berhenti bagi pengguna jalan. Karena dikha­watirkan masyarakat akan menjadikan lokasi ini sebagai tempat wisata nantinya, dengan berhenti sejenak pada sejumlah titik jalan layang ini.
“Biasanya pada malam hari lalu lintas di ruas jalan ini sangat padat. Kita tidak ingin mereka berhenti di sejumlah titik jalan layang. Lalu jadilah pasar malam dadakan. Untuk itu kita akan pasang rambu-rambu, terutama larangan berhenti,” terang Suprapto.
Satker Pelaksana Jalan Na­sional Wilayah I Sumbar, Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional II (BBPJN II), Ir. Dahler yang dihubungi terpisah menyebutkan, kontrak kerja pekerjaan tahap II tahun 2012 dengan anggaran Rp187 miliar, akan tuntas Februari 2013 untuk pekerjaan pembangunan 2 unit jem­batan masing-masing  jem­ba­tan 1 dan 2 di dekat Lubuk Bangku.
Sedangkan pembangunan tahap I, menghabiskan dana Rp354 miliar untuk pem­bangu­nan jembatan  nomor 3, 4, 5 dan 6 arah ke Pekanbaru dan jalan penghubung.
Pekerjaan tahap I ini masih tersisa pengaspalan jalan sepan­jang  400 meter. Proses pengas­p­a­lan tengah dilaksanakan.  Sehingga ketika jalan layang Kelok Sembilan  dibuka untuk umum saat lebaran nanti, jalan­nya sudah mulus.
Karena belum semua jem­batan selesai dikerjakan, maka pengguna jalan nantinya langsung masuk ke jalan baru pada KM 146.500 setelah Lubuk Bangku yang terhubung dengan jembatan 3 dan seterusnya hingga jembatan 6 pada KM 147.560.
Seperti rencana semula, pem­bukaan jalan layang Kelok Sembilan  untuk umum bila telah selesai dikerjakan seluruhnya, akan dilakukan Presiden RI SBY. Namun diperkirakan peres­miannya memakan waktu hingga pertengahan tahun 2013.
Dinding Pengaman Jalan 1,5 meter
Proyek jalan dengan lebar 15 meter dan melintas hutan suaka ini, dikerjakan Waskita Karya, Adhi Karya dan Hutama Karya dan JO. Awal pertama kali dikerjakan tahun 2003. Jalan yang menghubungkan Sumbar dengan Riau tersebut terdiri dari 6 jembatan sepanjang 970 meter serta jalan penghubung sepanjang 5.000 meter.
Untuk pengamanan para pe­ngendara, jalan ini dilengkapi dinding pengaman setinggi 1,5 meter dari dasar jalan. Sebab ruas jalan ini terutama pada jembatan nomor 4 tingginya dari tanah mencapai 90 meter dan kecepatan pengendara nanti akan diatur.
Pengguna jalan juga dilarang berhenti di sepanjang Jalan Layang Kelok Sembilan. Ini penting dilakukan karena kawa­san tersebut adalah kawasan hutan suaka alam. Dikhawatirkan pengendara yang berhenti di ruas jalan ini akan mengotori lingku­ngan sekitar. Atau bahkan mem­baha­yakan hutan akibat mem­buang puntung rokok yang bisa menyebabkan kebakaran.
Untuk kawasan jalan Kelok Sembilan  yang lama, akan disulap jadi kawasan wisata dengan penyediaan taman bunga. Namun untuk itu diperlukan izin dari Kementerian Kehutanan me­ngingat kawasan Kelok Sembilan  merupakan kawasan hutan suaka alam. Sedangkan rest area akan dibangun di kawasan Lubuk Bangku dan Hulu Aia.
“Pengguna jalan bisa menik­mati peman­dangan alam yang indah. Karena kawasan ini akan disulap men­jadi kawasan wisata lengkap dengan taman bu­nga­nya” papar Dahler. (h/vie)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar