Helikopter Super Lynx sedang melaksanakan manuver taktis dalam latihan peran tempur bahaya udara yang dilaksanakan oleh KRI Sultan Hasanuddin-366 dengan BRS Liberal, Senin (13/8/2012).
KRI Sultan Hasanuddin-366 memberi peringatan kepada pesawat tersebut untuk merubah arah, namun peringatan tersebut tidak dihiraukan dan pesawat tetap mengarah ke KRI Sultan Hasanuddin-366.
Setelah ada kontak radio, Mengetahui ancaman dari kontak udara tersebut, maka Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 memberi perintah untuk melaksanakan peran tempur bahaya udara. Setelah kontak memasuki self defence range dan derajat kontak dinyatakan merah, KRI Sultan Hasanuddin-366 memberi tembakan peringatan. Namun pesawat tersebut membalas dengan menembak secara bertubi-tubi ke arah KRI Sultan Hasanuddin-366.
Namun, jangan salah sangka. Ini adalah latihan tempur prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366 bersama BRS Liberal Brasil. Dalam siaran pers yang dikirim ke redaksi Tribunnews.com,Rabu (22/8/2012), latihan ini merupakan satu dari ontask ke-8 yang dilaksanakan bersama unsur MTF lainnya.
Latihan bersama ini diselenggarakan pada 13 Agustus lalu dan helikopter Super Lynx yangonboard di BRS Liberal disimulasikan sebagai pesawat musuh yang terbang rendah (Low Slow Flyer) mengarah ke KRI Sultan Hasanuddin-366 yang sedang berpatroli di Area of Maritime Operation Lebanon.
Dalam simulasi tersebut tembakan dilakukan dengan menggunakan lampu isyarat yang dimiliki kapal dan helikopter. Latihan diakhiri dengan kemampuan manuvra taktis helikopter Super Lynx di sekitar area latihan.
Pada tanggal 16 Agustus 2012 dilaksanakan berbagai latihan manuvra tempur laut antara KRI Sultan Hasanuddin-366 dengan BNS Osman (Bangladesh) dan TCG Kilic (Turky). Pada operasi kali ini KRI Sultan Hasanuddin-366 berhasil melaksanakan hailingsebanyak 23 kontak kapal permukaan dan 12 kontak udara.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar