Warga melintas di sebuah bangunan yang hancur oleh serangan udara pesawat pemerintah Suriah di Aleppo, Suriah.
Russia memperingatkan Barat pada Kamis, terhadap aksi unilateral terhadap Suriah. Peringatan itu diucapkan sehari setelah Presiden AS, Barack Obama, mengancam dengan 'konsekuensi besar' jika Suriah menggunakan senjata kimia atau biologi atau bahkan kian brutal menindas rakyatnya.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, berbicara dalam pertemuan dengan diplomat Cina menyatakan Moskow dan Beijing berkomitmen 'pada sikap keras menghormati norma hukum internasional dan tak akan mengizinkan kekerasan tersebut."
Deputi PM Suriah, Qadri Jamil, berbicara di Moskow, menyepelekan ancaman Obama sebagai penghembus isu media. "Intervensi militer langsung ke Suriah tak mungkin karena siapa pun yang berpikir tentang itu, maka akan memicu konfrontasi lebih lebar ketimbang di perbatasan Suriah," ujarnya dalam konferensi pers.
Ucapan Jamil mengacu pada komentar-komentar Barat yang ia anggap mencari dalih untuk mengintervensi, seperti fokus pada penggunaan senjata kimia oleh Suriah, alasan yang dibuat-buat AS saat menyerang Irak pada 2003 silam.
Jami juga menyatakan kepergian Assad bisa menjadi topik diskusi, meski Jamil menolak gagasan ada prasyarat terhadap perundingan masa depan. "Selama pengunduran dirinya berjalan, menjadikan pengunduran diri Assad sebagai syarat menggelar dialog sama saja anda tak bisa melakukan dialog," ujarnya.
"Namun setiap masalah dapat didiskusikan dalam negosiasi. Kami pun siap mendiskusikan isu ini." ujarnya.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar