Ketua DPR Marzuki Alie menegaskan, reformasi telah membuat Negara ini dipenuhi oleh koruptor, baik di pemerintahan maupun di lembaga legislatif.
Namun koruptor itu menurut Marzuki menjawab pertanyaan wartawan usai pidato HUT DPR ke-67, Rabu (29/8), lebih banyak di pemerintahan, mulai dari pemerintahan kabupaten atau kota, bahkan separuh lebih kepala daerah terkait kasus korupsi.
Sedangkan kasus korupsi di DPR dinilai Marzuki masih kecil, dari 560 anggota DPR yang menjadi tersangka kasus korupsi masih dibawah 10 orang. “Di pemerintah saat ini banyak juga yang terlibat kasus korupsi, artinya jangan melihat semuanya DPR yang terlibat,” kata Marzuki.
Apalagi kata Marzuki, anggota DPR yang melakukan tindak pidana korupsi itu tidak lepas dari peran oknum pemerintah yang memberi kesempatan untuk melakukan korupsi. “Kalau tidak dikasih kesempatan dan peluang oleh oknum pemerintah tentunya juga tidak akan ada yang korupsi. Saya minta pemerintah jangan memberikan sesuatu, anggota DPR jangan dikasih mau menekan bagaimanapun silahkan saja,” tegasnya.
Marzuki menginginkan tidak ada lagi anggota DPR yang terlibat dalam kasus korupsi. Karena itu menurutnya, perlu dilakukan reformasi keanggotaan Dewan dengan memperbaiki rekruitmen politik yang dilakukan oleh partai politik. “Artinya, Partai Politik harus melakukan rekruitmen calon-calon anggota legislasi melalui proses kaderisasi yang terstruktur sistematik sehingga mereka yang dikirim ke DPR betul-betul adalah orang-orang amanah dan aspiratif memperjuangkan aspirasi masyarakat yang berlaku sebagai negarawan,” katanya.
Ribuan Pengaduan
Ketua DPR Marzuki Alie dalam pidato Rapat Paripurna Peringatan HUT Ke-67 MPR/DPR–RI dan Laporan Kinerja DPR RI Tahun Sidang 2011-2012 menyatakan, selama setahun terakhir, DPR menerilam puluhan pengaduan dari masyarakat. Pengaduan itu dikirimkan dalam bentuk 4.465 surat, sekitar 706 email, dan lebih dari 42.000 pesan singkat.
Pengaduan atau aspirasi masyarakat yang menonjol yang disampaikan oleh masyarakat itu adalah masaah politik dan hukum, pertanahan/rumah/bangunan, aparatur negara/kepegawaian, pendidikan dan perburuhan/tenaga kerja. “Semua pengaduan diproses dengan menggunakan skala prioritas, ditindaklanjuti dengan Rapat Kerja, dijawab kepada yang bersangkutan dan bahkan sebagai bahan masukan kepada komisi-komisi pada saat melakukan kunjungan kerja atau kunjungan spesifik,” ujar Marzuki
Selain itu, dalam satu tahun terakhir, DPR juga banyak menerima kunjungan dari masyarakat terkait masalah kedewanan. Tercatat sepanjang tahun 2011-2012, sejumlah 21.737 orang melakukan kunjungan ke Gedung DPR RI untuk mendapatkan informasi yang terkait kedewanan. Juga tercatat 720 delegasi masyarakat datang ke DPR memabwa aspirasi mereka masing-masing.
Lanjur Marzuki, dalam rangka memasyarakatkan sistem kerja DPR sebagai lembaga negara dan memberikan pemahaman tentang bagaimana proses demokrasi dan proses politik bekerja di Indonesia, DPR menyelenggarakan kegiatan Parlemen Remaja bagi para pelajar SMA/SMK se-Indoensia dan bagi para mahasiswa di berbagai Perguruan Tingga di Indonesia baik di kampus maupun di Gedung DPR.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar